10 Film Pilihan Sepanjang 2022

10 Film 2022 gambar utama

Menjelang penutup tahun 2022 ini, sejumlah film sudah mewarnai bioskop-bioskop manca negara dan layanan OTT streaming. Hiburan yang menyenangkan terutama bagi para pecinta film.

Film bioskop memang termasuk salah satu hiburan yang terjangkau tapi bisa memberikan kepuasan yang maksimal. Karena itu, hasil perolehan box office juga menentukan suksesnya sebuah film.

Genre superhero masih didominasi oleh film-film adaptasi komik Marvel. Tapi, ada banyak juga variasi film-film lain yang dirilis tahun ini.

Sushi akan merangkum beberapa film yang berkualitas tinggi dan juga bervariasi dari berbagai genre. Ada dari genre aksi, fantasi, horor, dan drama.

Berikut adalah 10 film pilihan sepanjang 2022. Rata-rata memperoleh hasil bagus di box office. Mereka juga mendapatkan pujian dari dari segi kualitas.

Apa saja 10 film pilihan sepanjang 2022 versi Sushi kali ini? Yuk kita baca artikelnya gengs!

 

Top Gun: Maverick

Butuh waktu 36 tahun bagi Tom Cruise untuk merasa yakin bisa merilis kelanjutan dari film legendarisnya. Film pertama, Top Gun, dirilis pada tahun 1986.

Top Gun yang pertama memang menjadi momentum karir Tom Cruise. Film tersebut memberikan status superstar pada dirinya.

Sehingga, Top Gun Maverick di tahun 2022 ini benar-benar merupakan tribute untuk karir Tom Cruise. Ia sepertinya tidak ingin gegabah dan memilih sabar untuk mendapatkan naskah terbaik.

Film Top Gun Maverick ini memang memiliki naskah yang matang. Perpaduan antara aksi, drama, nostalgia, dan ketegangan yang epicnya terasa pas di semua aspek.

Tom Cruise juga kembali bekerja sama dengan penulis Joseph Kosinski, yang sekaligus menjadi sutradara untuk Maverick. Mendiang Tony Scott adalah sutradara dari film pertama.

Penonton generasi baru akan terhibur dengan aksi-aksi keren para pilot pesawat jet tempur Top Gun. Maneuver-maneuver gila mereka di udara sangat seru dan penonton generasi lama juga bisa sambil bernostalgia.

 

The Batman

Kisah tentang ksatria kegelapan dari kota Gotham ini seolah tidak ada habisnya. Kali ini cerita kembali ke awal, di saat Bruce Wayne muda belum lama terjun menjadi vigilante bertopeng.

Sutradara Matt Reeves memutuskan untuk mengambil pendekatan yang berbeda untuk Batman versinya. Status ‘Detektif Terbaik Sedunia’ yang disandang Batman sangat dominan di film ini.

Versi Matt Reeves ini lebih realistis dan mirip dengan versi Christopher Nolan. Penonton bisa mengenal Bruce Wayne/Batman yang sangat manusiawi dan tidak sempurna.

Aktor watak muda Robert Pattinson yang memerankan sang Dark Knight juga tampil memukau. Pattinson berhasil menghayati berbagai jangkauan emosi seorang Bruce Wayne.

Aktor muda berbakat lainnya, Zoe Kravits dan Paul Dano, tampil gemilang sebagai Selina Kyle/Catwiman dan The Riddler.

Colin Farrell, nyaris tidak dikenali dengan make-up  dan prostetiknya, juga mencuri perhatian sebagai The Penguin.

 

Downtown Abbey: A New Era

Kesuksesan serial BBC, Downton Abbey yang memiliki enam musim memang sudah berlalu. Akan tetapi, kerinduan fansnya terobati dengan munculnya kelanjutkan dari serial ini.

Dibuat dalam bentuk film, fans dari keluarga Crowley dihibur dengan dua film lepas. Downton Abbey (2019) yang masih sukses besar, dan sekuelnya Downton Abbey A New Era.

Film keduanya kali ini tentang adaptasi dan evolusi dari tradisi Inggris ningrat. Keluarga Crowley memasuki era baru modernisasi dan kemajuan teknologi.

Rumah besar mereka dijadikan lokasi syuting film bisu. Di saat bersamaan, kemajuan teknologi baru memungkinkan mereka untuk membuat film dengan suara.

Evolusi teknologi ini menjadi metafora yang pas untuk menggambarkan evolusi dari keluarga Crowley. Tradisi lama mereka akhirnya harus menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman.

Bintang-bintang serialnya juga sebagian besar kembali bermain di film ini seperti Huge Bonneville, Michelle Dockery, Elizabeth McGovern, dan Joanne Froggart.

Everything Everywhere All at Once

Film ini menjadi viral setelah di atas ekspektasi menuai kesuksesan baik secara komersil maupun kritik. EEAAO menjadi campuran eklektik film multigenre yang out of the box.

Dengan naskah yang kuat dan unik, EEAAO menyajikan kisah absurd yang enak untuk diikuti. Ada banyak sekali semesta paralel yang ditampilkan di dalamnya.

Film ini dibintangi aktris Michelle Yeoh dan Ke Huy Quan. Quan dikenal saat menjadi aktor cilik di film Indiana Jones and The Temple of Doom.

Mereka berdua tampil mengesankan lewat peran mereka. Tampil juga aktris Jamie Lee Curtis yang memerankan karakter pendukung.

Kisahnya tentang imigran asal Cina yang terpaksa menjelajah berbagai semesta untuk menemui versi dirinya yang lain. Film ini menjadi petualangan asyik dengan misi menyelamatkan alam semesta.

 

Triangle of Sadness

Drama dengan nuansa satir yang kental ini sangat relevan dengan situasi masa kini. Terutama tentang para sosialita dan orang-orang kaya di era media sosial saat ini.

Sindirannya cukup telak, yang ditujukan terhadap orang-orang super kaya. Mereka pada umumnya tidak memiliki keahlian untuk bertahan hidup.

Apalagi jika dihadapkan dengan kesulitan dan situasi darurat. Ketidakmampuan itu diekspos dengan jenaka di sini.

Naskahnya yang ditulis dengan baik, begitu juga dengan para pemerannya. Kisahnya memuat penceritaannya yang mengalir dengan lancar dan menarik untuk disimak hingga akhir.

Disutradarai oleh Ruben Östlund, film multi-national ini diperankan oleh aktor dan aktris dari beberapa negara. Mereka berperan sebagai sekumpulan penumpang kapal pesiar mewah.

Kapal tersebut mengalami kecelakaan. Lalu, para penyintasnya terdampar di sebuah pulau hingga ada yang bisa menyelamatkan mereka.

 

The Black Phone

Dari genre horor, The Black Phone menonjol karena dieksekusi dengan baik dan menyajikan teror supernatural dan thriller yang pas perpaduannya.

Disutradarai oleh Scott Derrickson dan aktor langganan sang sutradara, Ethan Hawke, film ini menyajikan thriller tentang seorang psikopat yang hobi menculik dan membunuhi anak-anak.

Uniknya, aspek supernatural di kisah ini memiliki atmosfer mengerikan yang sama kuatnya dengan aspek kekejaman sang psikopat dengan menggunakan media sebuah pesawat telepon.

Penonton bukan hanya tegang dan takut akibat kelakuan sang psikopat yang kejam dan sakit jiwa, tapi juga harus berhadapan dengan teror supernatural yang dialami korban sang pembunuh.

 

Guillermo del Toro’s Pinocchio

Sebenarnya ada dua film Pinocchio di tahun 2022 ini yang dirilis. Yang pertama adalah versi live action dari animasi klasik Walt Disney yang disutradarai Robert Zemeckis dan dibintangi oleh Tom Hanks.

Yang Sushi pilihkan untuk kamu adalah versi kedua, yaitu animasi stop-motion karya sutradara visioner Guillermo del Toro yang juga berpadu dengan genre musikal.

Del Toro memilih lebih setia dengan kisah Pinocchio yang bersumber dari novel berjudul The Adventures of Pinocchio karya penulis asal Itali, Carlo Collodi, yang dirilis di tahun 1883.

Selain itu, naskahnya dipengaruhi kuat dari gambar-gambar ilustrasi untuk buku novel tersebut, yang dilukis oleh Gris Grimly untuk edisi tahun 2002.

Lebih gelap, lebih depresif, dan lebih sedih, Pinocchio versi del Toro terasa lebih realistis dan memiliki akhir yang cukup bittersweet dibandingkan dengan versi Disney.

 

All Quiet on the Western Front

Film ini memiliki judul yang sama dengan versi tahun 1930 dan tahun 1979 walau bukan merupakan remake langsung dari kedua film tersebut.

Kisah film ini diambil berdasarkan novel berjudul sama yang ditulis oleh penulis asal Jerman, ErichMaria Remarque yang dirilis pada tahun 1929.

Film versi 2022 ini masih menceritakan kisah seorang pergolakan batin dan kerusakan mental yang dialami seorang tentara muda yang sedang berperang di garis depan perang dunia pertama.

Akan tetapi, versi terbarunya ini memiliki naskah dan penceritaan yang lebih enak diikuti ceritanya dibandingkan dengan dua versi sebelumnya.

Film ini merupakan pilihan yang pas bagi kamu yang merupakan penggemar genre film perang berpadu dengan fakta-fakta sejarah dunia.

 

The Banshees of Inisherin

Sutradara Martin McDonagh berhasil mengulangi kesuksesan In Bruges (2008), di dark comedy satir yang kembali mempertemukan duet aktor Brendan Gleeson dan Colin Farrel ini.

Kali ini, latar filmnya berada di sebuah pulau terpencil Inisherin, Irlandia dan menceritakan dua lelaki yang awalnya bersahabat, tapi lalu salah satu dari mereka menjauh.

Colm Doherty mendadak memutuskan untuk tidak lagi berteman dengan sahabat lamanya, Pádraic Súilleabháin. Colm merindukan kehidupan yang lebih dinamis.

Frustrasi karena tidka diacuhkan lagi oleh Colm, Pádraic menjadi depresi dan mengancam Colm bahwa ia akan memotong satu jarinya tiap kali Colm menyuruhnya untuk menjauh.

Walau memiliki satir/dark comedy yang menjadi ciri khasnya, McDonagh tetap memberikan sajian kisah depresif yang menyayat hati walau tetap lucu di beberapa aspek.

Nilai-nilai kemanusiaannya terasa kuat dan relatable bagi para penonton. Apalagi, duet Gleeson dan Farrell juga masih memiliki chemistry yang kuat dan menarik.

 

Avatar The Way of Water

Film pertamanya (2009) menjadi film terlaris sepanjang masa. Avatar adalah sebuah film dengan visi jauh ke depan yang dimiliki sutradara James Cameron.

Bercerita tentang alien bangsa Navi yang memiliki penampilan khas, jangkung, berkulit biru, Avatar menjadi pelopor film-film berCGI canggih hingga sekarang.

Tiga belas tahun sesudahnya, akhirnya sekuel film ini, Avatar The Way of Water bisa juga dinikmati para penikmat sinema. James Cameron mengeksplorasi kehidupan Navi di Pandora.

Sinematografi dan teknologi yang digunakan sangatuntuk menggambarkan dunia indah dan unik bangsa Navi, juga setting Pandora dan alam bawah air mereka.

James Cameron sendiri mengatakan bahwa ia mempelajari masyarakat Indonesia yang aktivitas sehari-harinya berada di atas air, seperti di Kalimantan untuk latar dunia air Pandora.

Avatar The Way of Water secara maksimal memberikan hiburan visual yang sangat memanjakan mata, sekaligus memamerkan kecanggihan teknologi perfilman yang bakal menjadi standar baru.

Exit mobile version
Skip to toolbar