Naik turun karir para artis Korea Selatan memang dinamis. Akan tetapi, satu hal yang belakangan cukup menonjol dan ramai menjadi perbincangan adalah maraknya perundungan yang terjadi di antara mereka. Sederet tuduhan perundungan dialamatkan kepada sejumlah artis papan atas, baik dari dunia musik, film, maupun televisi. Di negara Kimchi tersebut, budaya perundungannya cukup kental, sudah ada sejak bangku sekolah dan bisa berlanjut hingga masa dewasa.
Kentalnya Senioritas
Seperti yang bisa kita pelajari dari buku, film, serial TV, dan acara-acara reality show produksi Korea Selatan, rakyat Korea sangat menjunjung tinggi senioritas. Penggunaan honorifics, atau panggilan khusus yang ditujukan kepada mereka yang lebih tua, lebih senior, lebih berpengalaman menjadi hal utama yang mutlak dilakukan oleh siapa saja, jika mereka tidak ingin kena masalah nantinya. Namun, budaya ini akhirnya melahirkan penyimpangan ke tindak perundungan yang kadang berlebihan hingga keluar dari konteks awal, yaitu menunjukkan sikap hormat atau norma kesopanan terhadap yang lebih tua.
Perundungan di sekolah-sekolah Korea, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga universitas memang umum terjadi dengan level yang berbeda-beda. Ada yang masih dalam tahap wajar, ada juga sampai tahap yang melanggar hukum. Hal ini diperparah dengan kecenderungan korban perundungan untuk menutupi apa yang sedang terjadi padanya, dan akhirnya menyebabkan mereka depresi yang seringkali berakibat fatal. Bunuh diri adalah hal terburuk yang biasa menimpa korban perundungan yang merasa sendirian, tidak ada yang mendukung atau berpihak pada mereka, apalagi menolong. Orang tua, guru, bahkan pihak yang berwajib seolah tidak berdaya untuk menghentikan perundungan yang terjadi, karena seringkali korban memang tidak terbuka dan tidak mau bercerita. Lalu, apa yang terjadi jika pelaku perundungan ini lantas menjadi terkenal dan memiliki popularitas yang besar?

Efek Boomerang dan Penghakiman Publik
Anehnya, walau kental dengan budaya perundungan, rakyat Korea Selatan sendiri terlihat sangat membenci pelaku perundungan. Hal ini dibuktikan dengan reaksi keras masyarakat Korea Selatan saat mendengar berita bahwa sosok selebriti atau artis terkenal ternyata pernah melakukan perundungan di masa lalu mereka. Hal ini langsung menjadi kontroversi besar yang mengakibatkan skandal yang nyaris tidak bisa dipulihkan bagi sosok si artis/selebriti pelaku perundungan.
Protes akan berdatangan dari publik kepada rumah produksi, agensi, atau perusahaan film yang sedang bekerja sama dengan seorang artis atau selebriti, apabila mereka ketahuan pernah menjadi pelaku perundungan. Protesnya tidak tanggung-tanggung. Para selebriti dan artis yang memiliki skandal perundungan harus siap untuk kehilangan pekerjaan, penghasilan, kontrak-kontrak bernilai fantastis, kehilangan rasa hormat, dan reputasi baik. Bahkan sudah hampir dipastikan, karir mereka di dunia hiburan Korea Selatan bakal tamat. Publik Korea Selatan seolah tidak ada ampun untuk urusan yang satu ini. Permintaan maaf, janji, dan perbaikan perilaku tidak cukup untuk melunakkan hati penggemar yang merasa telah dikecewakan atau dibohongi oleh figur yang selama ini mereka idolakan. Sosok idola di Korea Selatan adalah sosok yang tidak boleh memiliki cacat sedikitpun.
Pengaruh para idol, artis dan selebriti di Korea Selatan terhadap penggemarnya begitu kuat. Namun, hal ini ibarat boomerang yang bisa menyerang diri mereka sendiri di masa depan jika mereka ketahuan pernah melakukan hal-hal yang tidak terpuji di masa lalu. Para penggemar yang tadinya teramat setia, memuja, dan melindungi idola mereka akan berbalik menjadi musuh dan tidak ragu untuk menghancurkan karir mereka dalam sekejap.
Skandal memang berlaku dua arah. Antara membuat sosok selebriti malah menjadi lebih terkenal, atau menghancurkan karirnya di dalam dunia hiburan. Agak lucu jika membandingkan perlakuan publik Indonesia dengan publik Korea Selatan terhadap para selebriti dan artis yang terlibat skandal. Jika di Korea Selatan mereka benar-benar keras dan tanpa ampun menghakimi dan menghukum sang idola yang rusak reputasinya, di Indonesia, walau awalnya sama-sama heboh dibicarakan, tapi publik Indonesia yang cepat lupa ini jelas lebih permisif dan pemaaf, sehingga para selebriti yang dulu sempat mengalami skandal masih bisa kembali melanjutkan karir mereka di lain waktu. Hmm, apakah sebaiknya artis-artis KorSel yang karirnya sudah tamat di sana pindah ke Indonesia saja? Gimana menurutmu, gaes?

Empat yang Karirnya Tamat
Ji Soo
Popularitas Ji Soo padahal sedang menanjak. Serial demi serial dibintanginya, belum lagi tawaran iklan dan endorsement produk yang akan menambah koceknya sebagai aktor generasi muda Korea Selatan. Semua hancur lebur di saat ia sedang membintangi serial River Where the Moon Rises dan seorang teman lamanya di sekolah buka suara bahwa ia adalah korban perundungan yang dilakukan Ji Soo dulu. Hal itu tidak berhenti di sana. Karena satu orang berani bicara, ternyata korban-korban lain menyusul memberikan kesaksian. Mereka berkata bahwa Ji Soo yang memang berpostur tinggi, besar, dan atletis, bukan hanya suka melakukan kekerasan fisik, meminta uang untuk membeli rokok, tapi juga melakukan pelecehan seksual terhadap teman-teman sekolahnya sendiri.
Selain dipecat dari serial RWtMR, dan langsung digantikan aktor lain, Ji Soo juga harus kehilangan banyak kontrak dan tawaran main film/serial. Sialnya lagi, ia juga dituntut harus membayar ganti rugi dengan jumlah yang sangat besar kepada rumah produksi yang membuat RWtMR lantaran telah melanggar perjanjian dalam kontrak yang menyebutkan bahwa selama ia bermain di produksi mereka, Ji Soo harus menjaga reputasinya untuk tetap bersih dan terhormat. Ji Soo padahal sudah menulis surat permintaan maaf kepada teman-temannya dulu, tapi hal itu tidak cukup. Tidak ada yang mau memaafkannya. Bahkan, sebagian malah menyumpahinya bahwa ini adalah hukum karma.
Park Hye soo
Aktris dan penyanyi Park Hye soo yang naik daun saat main di serial Hello, My Twenties terjegal skandal perundungan saat ia menjadi pemeran utama dan sudah menyelesaikan syuting serial terbaru berjudul Dear M. Skandal ini mengakibatkan serial yang sudah jadi tersebut batal tayang. Park Hye soo dituduh telah melakukan kekerasan terhadap teman-temannya di masa sekolah. Padahal, Park Hye soo membantah semua tuduhan itu dan mengklaim bahwa dirinya lah yang menjadi korban perundungan selama di sekolah. Sayang, kerusakannya sudah permanen. Stasiun KBS yang memproduksi Dear M akhirnya mengambil keputusan untuk menunda penayangan serial tersebut dan akan melakukan proses syuting ulang dalam waktu dekat, dengan menggantikan peran Hye soo dengan artis lain. Sebegitu dahsyatnya pengaruh protes pemirsa Korea Selatan sehingga mampu mengendalikan jadi atau tidaknya sebuah serial ditayangkan atau tidak, walau skandal yang dituduhkan belum dibuktikan kebenarannya.
Lee Naeun dari April
Lee Na eun, penyanyi dan anggota dari KPop band April dituduh telah melakukan perundungan terhadap anggota band lainnya yang mengakibatkan semua perusahaan yang telah bekerja sama dengan Na eun menarik dan menghapus semua iklan dan konten mereka yang menggunakan Na eun sebagai modelnya. Puncaknya adalah serial Taxi Driver yang telah memasang Na eun sebagai salah satu pemeran utamanya. Na eun langsung dipecat dan perannya itu akhirnya diberikan kepada aktris Pyo Ye jin. Na eun akhirnya memutuskan untuk keluar dari April dan resmi bergabung dengan agensi YG. Namun, sepertinya ia masih membutuhkan waktu cukup lama untuk menunggu situasi reda di mana ia bisa muncul kembali ke muka umum.

Ji min dari AoA
Jimin, penyanyi anggota KPop band AoA, dituduh telah merundung anggota AoA lain yang bernama Mina. Mina berkeluh kesah panjang lebar di akun instagramnya akan perlakuan Jimin yang dingin padanya saat Mina sedang berkabung atas kematian ayahnya. Jimin juga suka lancang mengambil hadiah fans yang diberikan kepada Mina. Walau demikian, fans Jimin masih membelanya dan bahkan ikut-ikutan merundung Mina dengan menuduhnya hanya mencari perhatian dan hendak mencuri popularitas. Puncaknya adalah saat Mina memasang fotonya yang memperlihatkan tindakannya melukai dirinya sendiri akibat depresi yang ia rasakan. Buntut dari permasalahan ini akhirnya membuat Jimin keluar dari AoA.
