Genre superhero (dalam bahasa Indonesia disebut Adiwira) sepertinya masih akan bertahan di masa depan. DC dan Marvel Comics di Hollywood menjadi sumber ide yang tidak pernah kering.
Setelah kesuksesan Hollywood mengolah genre ini dengan Marvel Cinematic Universe dan DC Extended Universe menjadi mesin uang, Indonesia pun tidak mau ketinggalan.
Kali ini, seorang tokoh pewayangan yang dikenal sebagai Si Otot Kawat dan Tulang Besi, Gatot Kaca, akan membuka lembar pertama semesta adiwira baru yang diproduksi Satria Dewa Studio.
Satria Dewa Studio adalah production house yang akan menggarap berbagai tokoh-tokoh wayang legenda Indonesia ke layar kaca. Diharapkan, tokoh-tokoh lain akan segera menyusul.
Seperti yang kita ketahui, ada dua sumber besar dan padat akan cerita dari dunia pewayangan nasional. Yang pertama adalah Mahabharata, dan yang kedua adalah Ramayana.
Sebagai babak pembuka Satria Dewa, Gatot Kaca, pahlawan dari kubu Pandawa dan putra dari Bima, yang berasal dari kitab Mahabharata akan menyapa penonton di layar lebar.
Ada 5 serba-serbi Satria Dewa Gatot Kaca yang seru banget untuk disimak sebelum filmnya tayang sebentar lagi. Apa saja 5 serba-serbi Satria Dewa Gatot Kaca itu? Baca ya, gengs!
Sinopsis
Di era modern, seorang pembunuh berantai berkeliaran dan menebar ancaman. Seorang pemuda bernama Yuda, hidup dalam kesusahan bersama ibunya yang sakit dan hilang ingatan.
Yuda mencoba mengambil pekerjaan apapun untuk menyambung hidup. Ia begitu terpukul waktu sahabat baiknya, Erlangga dan ibunya dibunuh oleh kelompok yang menyebut diri Kurawa.
Yuda, bersama seorang gadis bernama Agni dan seorang pemuda bernama Dananjaya, menyelidiki rangkaian pembunuhan berantai tersebut. Mereka terkejut akan kenyataan yang ditemukan.
Mereka mengetahui bahwa legenda Pandawa dan Kurawa ternyata memang benar ada, dan Yuda adalah keturunan dari mereka. Perang antara Pandawa dan Kurawa ternyata belum berakhir.
Mereka, yang merupakan keturunan kedua kubu yang bersaudara dari kerajaan Astinapura tapi lalu berseberangan jalan itu, tetap melanjutkan pertarungan abadi leluhur-leluhurnya.
Yuda menemukan sebuah mustika bernama Brajamusti. Mustika ini milik Gatot Kaca, yang bisa memberikan kekuatan luar biasa. Dengan mustika itu, Yuda mulai mulai melawan kejahatan.
Jajaran Pemain
Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan naskahnya ditulis oleh Rahabi Mandra dan Hanung Bramantyo.
Berikut adalah jajaran pemain yang akan tampil di dalam film Satria Dewa Gatot Kaca.
- Rizky Nazar sebagai Yuda/Gatotkaca
- Jordan Omar sebagai Yuda kecil
- Yasmin Napper sebagai Agni
- Omar Daniel sebagai Dananjaya
- Ali Fikry sebagai Gege
- Yayan Ruhian sebagai Beceng
- Cecep Arif Rahman sebagai Pandega
Semesta Adiwira Indonesia
Era film adiwira modern Indonesia sudah dimulai dengan dirilisnya film Gundala, yang diambil dari kisah Gundala Putra Petir karya Hasmi. Film ini diproduksi oleh rumah produksi Bumilangit.
Gundala disutradarai oleh Joko Anwar dan mengambil gaya distopia yang gelap dan agak depresif. Walau demikian, Gundala sukses menjadi pembuka jalan untuk film-film adiwira modern berikutnya.
Jika Satria Dewa akan memfokuskan adaptasi dari tokoh-tokoh pewayangan Indonesia, Bumilangit Studio sudah memegang lisensi atas 1.100 karakter komik dari para komikus Indonesia.
Walau demikian, Satria Dewa juga memiliki sumber yang beragam. Tokoh-tokoh wayang Indonesia juga ribuan banyaknya. Kisah Mahabharata sudah menyediakan sumber cerita berlimpah.
Para penggemar komik Indonesia sekaligus pecinta genre adiwira pastinya akan puas dihibur dengan pengembangan semesta dari kedua rumah produksi ini.
Pastinya asyik menantikan seperti apa film-film penuh aksi dari para tokoh yang sudah kita akrabi di komik. Film-film yang akan rilis nanti pastinya akan membentuk semestanya masing-masing.
Marvel-DC Versi Kearifan Lokal?
Satria Dewa: Gatotkaca yang diproduksi oleh rumah produksi Satria Dewa akan menjadi pembanding film adiwira lokal sebelumnya yaitu Gundala produksi rumah produksi Bumilangit.
Pastinya, selain ada perbedaan penokohan, kualitas masing-masing film akan menjadi sorotan para penonton. Apakah ini akan menjadi pertarungan bak Marvel vs DC yang selalu sengit dan seru?
Bisa jadi. Karena sumber yang digunakan berbeda, maka Satria Dewa dan Bumilangit pasti akan selalu dibandingkan karena mereka berada dalam genre yang sama.
Beberapa kekurangan dari film Gundala yang sudah beredar bisa dijadikan materi perbaikan oleh film-film adiwira berikutnya. Gatot Kaca bisa belajar banyak dari film Gundala.
Film Gundala cukup sukses, tapi belum sempurna. Satria Dewa Gatot Kaca diharap sudah bisa mengambil banyak pelajaran dari pendahulunya dan membuat film dengan eksekusi lebih lancar.
Dengan adanya kedua rumah produksi yang mengkhususkan diri di genre adiwira ini, penonton pasti akan dua kali terhibur dengan cerita yang beragam dan memiliki keunikan masing-masing.
Indonesia yang kaya akan budaya pasti pantas menyajikan film-film berisi jejeran para pahlawan super khas Indonesia yang tidak kalah keren dan unik dibanding milik dunia barat.
Selain itu, hal ini juga dapat menjadi sarana untuk generasi muda agar lebih mengenal dan merasa bangga akan budaya lokal yang berdasarkan kisah pewayangan dan komik-komik lokal.
Nilai Produksi Satria Dewa Gatot Kaca
Pre dan pascaproduksi film ini pun tidak main-main. Nilai produksinya tinggi dan digarap dengan saksama, detail, dan serius. Kabarnya, bujet film Gatot Kaca ini mencapai 24 miliar rupiah!
Gatot Kaca juga sempat mengalami beberapakali penggantian sutradara dan pemainnya. Di awal 2019, Charles Gozali direncanakan akan menyutradarai film ini, tapi lalu mengundurkan diri.
Kursi sutradara akhirnya diserahkan ke sutradara Hanung Bramantyo. Uniknya, Bramantyo dulu nyaris menjadi sutradara film Gundala, sebelum digantikan oleh Joko Anwar.
Pemain juga sempat diganti. Kabar yang beredar, almarhum Ashraf Sinclair dan Didi Kempot akan ikut membintangi film ini, tapi mereka meninggal dunia dan digantikan pemeran lain.
Pengambilan gambar film ini dimulai Agustus 2020 dan lokasinya berada di Studio Gamplong, Sleman, Yogyakarta. Sedangkan proses editing dan efek visualnya digarap oleh Lumine Studio.
Tim produksi Gatot Kaca tampaknya memang serius memerhatikan semua aspek. Bahkan kostum pemain digarap oleh penjahit dari Perancis yang juga membuat kostum untuk serial Daredevil.
Jika ditilik dari beberapa trailer dan preview yang sudah beredar, Gatot Kaca sudah menunjukkan diri sebagai film adiwira yang berkelas dan rapi dari berbagai aspek teknis dan efek spesial.
Penutup
Satria Dewa Gatot Kaca akan tayang di bioskop-bioskop kesayangan kamu pada tanggal 9 Juni, 2022 mendatang. Buat penyuka film aksi, apalagi yang melibatkan adiwira, jangan sampai ketinggalan.
Gatot Kaca juga pasti akan menghibur penggemar komik Mahabharata, yang dulu sempat populer dengan komik populer karya R.A Kosasih yang melegenda itu.
Nah, setelah disimak serba-serbinya, pasti kalian sudah tidak sabar untuk segera menonton Satria Dewa Gatot Kaca, kan? Penjualan tiket pra-tayangnya sudah dibuka lho, gengs. Nonton yuk!