7 Alasan Meg 2: The Trench Sukses
Film Meg 2: The Trench merupakan seri kedua dari The Meg yang dirilis pada tahun 2018 silam. Film ini masih dibintangi bintang aksi Jason Statham dan disutradarai oleh Ben Wheatley.
Sekuel kedua The Meg ini berhasil mencetak box office dengan perolehan angka $153 juta di minggu pertama penayangannya. Ini adalah angka yang fantastis untuk pencapaian film sekuel ini.
Hitungannya, mereka sudah ‘balik modal’ karena bujet film ini hanya sekitar $140 juta. Apalagi, proyeksi hasil akhir di atas $500 juta sudah dipastikan akan dicapai jadi filmnya pasti ‘cuan’.
Hal ini menandakan bahwa mungkin proyek cerita tentang ikan hiu purba raksasa ini masih akan berlanjut. Studio pastinya puas dan akan memberi lampu hijau untuk seri ketiganya.
Walau film ini mendapatkan nilai rating sangat rendah dan dicaci-maki kritikus film, hal itu ternyata tidak berdampak pada kesuksesan filmnya.
Hal ini sungguh unik, sehingga menilik rasa ingin tahu apa saja alasan Meg 2: The Trench bisa sukses. Sushi merangkum ada 7 alasan Meg 2: The Trench sukses walau punya nilai rendah.
Apa saja sih 7 alasan Meg 2: The Trench sukses walau di rating Rotten Tomatoes, film ini sempat mendapatkan nilai 0%? Simak yuk, gengs!
Berdasarkan Novel Horror Cult Lama
Cult Novel atau Cult Movie adalah istilah bagi beberapa karya yang, walau dianggap gagal secara komersial maupun kualitas, tapi tetap memiliki penggemar setia yang cukup besar.
Cult novel dari The Meg ini adalah salah satunya. Novel karya Steve Alten yang aslinya berjudul Meg: A Novel of Deep Terror ini dirilis pada tahun 1997.
Novel bergenre science-fiction dan horor ini memiliki beberapa seri. Penggemar novel ini cukup banyak, sehingga bisa jadi mereka sangat bersemangat menanti adaptasinya ke layar lebar.
Proyek adaptasi novel ini ke film juga sebenarnya sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Bahkan, produser film horor ternama Eli Roth pernah berusaha menjalankan proyek ini tapi gagal.
Dengan fondasi penggemar yang sudah cukup lama dan setia, kemungkinan besar ini adalah salah satu faktor penyumbang besar pada kesuksesan dua film The Meg yang sudah ditayangkan.
Kerjasama dengan Cina
Sama seperti film pertamanya, Meg2: The Trench merupakan hasil kolaborasi antara Amerika dan Cina. Sejak awal, target utama pemasarannya adalah penonton Cina dan penonton internasional.
Seperti film pertama yang memasang aktris papan atas Cina, Li Bingbing (yang tidak kembali di sekuelnya), Meg 2: The Trench ini dibintangi oleh aktor papan atas Cina, Wu Jing.
Wu Jing dikenal sebagai bintang film Cina yang sukses dalam film-film aksi seperti Wolf Warrior dan The Wandering Earth. Sebagian besar penyumbang terbesar box office Meg 2 berasal dari Cina.
Perlu diingat, ada cukup banyak film besar Hollywood yang angka box officenya rendah hanya karena Cina menolak menayangkannya di negara mereka dengan alasan tidak sesuai dengan nilai budaya.
Menawarkan Ide Berbeda
Jika dilihat dari film-film blockbuster Hollywood yang dirilis di musim panas tahun ini, genrenya sarat dengan sekuel dan franchise. Produk-produk yang sudah mengalami anti-klimaks dari penonton.
Meg 2: The Trench, walau sama-sama berupa sekuel, berjarak lima tahun setelah film pertamanya dirilis. Hal ini memberi jeda yang cukup lama, sehingga sekuelnya bisa tampil segar.
Walau kritik memberi skor rendah, paling tidak Meg 2: The Trench tidak memiliki durasi yang sangat panjang (seperti Oppenheimer, Mission Impossible Dead Reckoning Part 1).
Sehingga, skor dari penonton tetap tinggi. Keseruan Meg 2 sudah dijanjikan dari posternya saja, Jason Statham melawan hiu raksasa. Menarik tapi tidak rumit.
Film ini juga bukan franchise yang sudah ‘tua’ seperti Indiana Jones atau termasuk genre superhero yang mencapai titik jenuh seperti Guardians of the Galaxy 3 atau The Flash
Tidak ada jalur waktu yang belibet sehingga membutuhkan fokus atau sederet karakter yang kompleks. Narasinya sederhana saja dan tidak mengharuskan penonton untuk berpikir.
Yang ditawarkan murni sekadar hiburan visual super seru, tentang teror di dalam Palung Mariana. Palung ini merupakan bagian laut terdalam yang pernah dijelajah manusia.
Hal ini tambah menarik karena di kehidupan nyata, palung ini memang masih diliputi misteri. Kedalamannya membuat manusia belum bisa mengeksplorasinya lebih banyak.
Promosi yang Taktis dan Jitu
Sejak masa awal promosi, teaser trailer film ini sudah menjanjikan apa yang bakal ditawarkan oleh film ini. Targetnya tentu para penikmat creature-feature, yang mungkin terpusat pada spesies hiu.
Poster-posternya pun cukup sederhana tapi efektif. Statham vs Hiu Raksasa. Suatu citra yang seru, asyik, menjanjikan hiburan yang maksimal walau tidak masuk akal.
Rekam jejak box office film-film hiu memang cukup bagus. Selain serial Jaw karya Steven Spielberg, masih ada Deep Blue Sea, The Shallows, 47 Meters Down.
Bahkan film komedi absurd seperti Sharknado saja memiliki penggemar setianya masing-masing. Ini yang mendukung The Meg juga sukses karena berkisah tentang Megalodon.
Banyak teori yang menduga, hiu purba raksasa yang sudah punah ini masih ada, bersembunyi di lautan paling dalam yang tidak terjamah manusia. Hal ini tentu menambah daya tarik The Meg.
Promosi yang sederhana tapi mudah diingat dan dalam membekas di ingatan para moviegoers juga berperan penting. Jason Statham yang dikenal jagoan akan melawan Megalodon.
Tanpa Beban Franchise
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sudah terjadi titik jenuh penonton terhadap film-film franchise. Summer Blockbuster Hollywood sekali lagi dibanjiri berbagai film franchise.
Franchise memiliki beban ekspektasi yang harus, paling tidak, menyamai atau bahkan lebih bagus dari film-film pendahulunya. Beban sekuel yang dimiliki Meg 2 tidak sebesar itu.
Film-film yang merupakan bagian dari franchise juga seolah mewajibkan penonton harus mengikuti semua film-film rilisan sebelumnya. Jika tidak, ada beberapa aspek cerita yang akan sulit dimengerti.
Franchise seperti Fast and Furious, Transformers, Indiana Jones dan film-film DC dan Marvel kisahnya saling bersambung. Hal ini memberikan pekerjaan rumah bagi penontonnya.
Bagi penonton yang memilih Meg 2: The Trench, mereka tidak harus menonton film pertamanya untuk mengerti cerita lanjutannya. Hal ini terasa ringan dan membiarkan penonton untuk santai.
Kadang, hiburan yang dibutuhkan memang hanya sebuah film seru yang menghibur tanpa harus tahu keseluruhan sejarah, mitologi, atau latar belakang yang panjang dan rumit.
Faktor Jason Statham
Di periode lama, nama besar seorang bintang menjadi faktor utama penonton datang ke bioskop. Sekarang, hanya segelintir nama yang masih memiliki kemampuan tersebut.
Hal ini karena film-film masa kini lebih memusatkan ceritanya pada karakter, dan bukan bintangnya. Namun, dalam genre film action, nama Jason Statham masih memiliki daya jual tinggi.
Jason Statham telah menghasilkan sekitar $1.5 miliar dolar dari film-film yang pernah ia bintangi. Selain franchise The Transporters, ia juga berperan dalam franchise raksasa Fast and Furious.
Sebagai pemeran utama film aksi, Statham telah membuktikan ia punya rekam jejak kesuksesan film yang baik. Ia juga kesayangan beberapa sutradara action cult seperti Guy Ritchie.
Reputasinya yang selalu baik, bersih dari skandal dan profesionalisme yang tinggi membuat Statham menjadi jaminan sebuah film aksi seru dan pasti menghibur.
Selain itu, faktor Wu Jing sebagai bintang film terkenal Cina juga membantuk kesuksesan film ini karena popularitasnya di kawasan Asia yang tinggi.
Kesuksesan Meg 2: The Trench tidak bisa dipisahkan dari kesediaan produser mengikuti hasil konsultasi dan survei yang dilakukan terhadap keinginan penonton.
Fans dari novel dan film pertama rata-rata menginginkan sekuelnya mengeksplorasi lebih banyak monster dan makhluk-makhluk buas, yang mungkin saja ditemukan di lautan terdalam Bumi.
Mereka juga ingin sekuel The Meg ini membawa penonton lebih jauh dalam fantasi mereka tentang makhluk-makhluk apa saja yang mungkin hidup di Palung Mariana.
Kekaguman penonton terhadap monster-monster misterius yang tampil di film sudah terbukti menjadi faktor penting suksesnya sebuah film dengan genre creature-feature.
Selain itu, ramuan pintar namun sederhana di dalam film ini, yang memadukan unsur aksi, teror, misteri dan komedi juga membuat formula efektif film pertamanya bisa terulang dengan sukses.
Naskah: 5/10
Akting: 5/10
Sinematografi: 7/10
CGI/Special-Effect: 8/10