Melihat rekam jejak film pertamanya, A Quiet Place 2 seakan menjadi film bergenre horror-thriller yang siap panen kesuksesan dan ditunggu-tunggu sekuelnya. Antusiasme penonton yang begitu tinggi, direspon kebijakan pihak pengelola bioskop yang paham betul bagaimana cara memanjakan para penikmat film.
Mengisi tiga hingga empat studio di bioskop kota-kota besar, A Quiet Place 2 berhasil menyedot perhatian penonton untuk merasakan sensasi seram di dalamnya. Tentu dengan tetap menjaga protokol kesehatan.
Lalu bagaimana tanggapan Sushi setelah nonton A Quiet Place 2? Seru banget! itu boleh jadi, kalimat yang paling pas untuk film yang dibintangi Emily Blunt.
Jadi makin penasaran kan atmosfer seperti apa yang kali ini disuguhkan dari film arahan John Krasinski ini? Langsung saja Sushi bocorin hal-hal menarik yang ditemukan dalam film A Quiet Place 2.
A Quiet Place 2: Jangan Bersuara, Apalagi Bernapas
Mengawali artikel Spoiler A Quiet Place 2, kita mulai dari background film yang menceritakan tentang perjalanan sosok wanita tangguh bernama Evelyn Abbott (Emily Blunt). Ia bersama keluarganya harus berjuang menghadapi serangan makhluk asing, yang meneror seluruh kota. Evelyn yang berhasil membunuh tiga makhluk itu, harus segera keluar dari rumah untuk mencari tempat belindung lainnya.
Evelyn harus bertahan hidup ekstra keras, akibat tewasnya sang suami Lee Abbott (John Krasinski) saat melindungi keluarganya.
Evelyn kemudian harus mencari tempat persembunyian yang telah dipetakan oleh mendiang Lee Abbott. Masalah pun datang saat Marcus (Noah Jupe) yang tanpa sengaja membangkitkan indera makhluk itu. Dengan segala upaya penyelamatan, dibantu oleh Emmett(Cillian Murphy)—sahabat lama Lee, mereka berusaha bertahan hidup untuk mencari tempat perlindungan berikutnya.
Penderita Tuli, Belum Tentu Bisu
Mungkin muncul pertanyaan dalam benak kalian; “Regan kan Tuli, kok bisa ngomong? Padahal di film pertama nggak ngomong,” benar?
Sushi pun penasaran pastinya, dan sebelum disebut sebuah plothole, Sushi melakukan riset kecil-kecilan agar kamu dapat memahami tentang klasifikasi penderita Tuli, atau yang bisa disebut tunarungu. Sebenarnya penderita Tuli belum tentu sepenuhnya bisu.
Karena yang dialami oleh Regan Abbott (Millicent Simmonds) adalah Tuli, maka ia masih mampu diransang untuk berbicara. Melalui terapi wicara, Regan pun lama-kelamaan dapat berbicara layaknya orang pada umumnya. Jadi, tidak ada plothole ya untuk karakter Regan.
Datang dari Langit, Pasti Memiliki ‘Ratu’
Pada adegan awal film, kita sudah mendapatkan jawaban penting dari pertanyaan kita di A Quiet Place (2018), plus mengobati rasa kangen pada sosok Lee Abbott yang mengorbankan nyawanya untuk Regan dan Marcus.
Kehilangan sosok Lee tak hanya dirasakan oleh keluarga Abbott, penonton pun sepertinya ikut terbawa pada suasana haru tersebut. Karena kita paham, mereka telah kehilangan putra ketiganya dalam waktu singkat, dan hidup ratusan hari dalam suasana yang sunyi tanpa suara sedikitpun.
Semua berawal dari sebuah benda asing nampak terbakar memasuki atmosfer Bumi. Benda tersebut belum diperlihatkan secara detail dalam film ini, namun Sushi menebak bahwa benda itu mungkin saja sebuah UFO atau bisa jadi sebuah asteroid seperti dalam film Edge of Tomorrow.
Melihat dari jumlah makhluk dalam film pertama dan kedua ini, Sushi menghitung setidaknya hanya beberapa saja yang terbunuh; tiga berada di rumah lama Evelyn, satu dalam perjalanan menuju persembunyian Emmet, satu di kereta, sementara dua lainnya berada di ending film. Belum lagi yang menyerang saat adegan di dermaga.
Melihat dari jumlah tersebut, dan riset tentang sebuah koloni makhluk liar, Sushi menyimpulkan bahwa makhluk-makhluk ini pasti memiliki ‘Ratu’.
“Jika kamu mampu membunuh sang Ratu (sumbernya),
maka kamu bisa membunuh semuanya sekaligus.”
Selama menonton, Sushi juga berpendapat film ini pasti memiliki sekuel ke tiga. Benar saja, sebuah kabar terbaru dari jejaring sosial menyebutkan bahwa film ke tiga A Quiet Place sedang dalam tahap produksi.
Jangan Membuat Masalah Baru
Pada film pertama, penonton seakan dibuat kaget dengan kondisi Evelyn yang hamil dan sedang belajar menyiapkan proses persalinan. Sontak jagat maya penuhi dengan pertanyaan dari netizen, ‘kok bisa sih terpikir untuk hamil?’.
Bagi Sushi, hal itu dirasa wajar jika ditanyakan. Kerena bila kita amati lagi kondisi psikis Lee dan Evelyn saat itu, dimungkinkan mereka sedang dalam program kehamilan. Bayangkan sajam setelah Beau Abbott meninggal, kita tidak tahu bagaimana kondisi psikis Evelyn. Dia cuma bisa menangis, dalam kesunyian. Pasti kamu bisa membayangkan perasaan sedih yang begitu menyayat hati.
Bahkan pada adegan singkat, ketika mereka mengunjungi salib yang menjadi ‘makam’ Beau saja, sudah membuat Sushi berlinang air mata. Penonton seakan diajak untuk ikut larut dalam duka yang mereka rasakan. Keluarga Abbott hanya ingin hidup tenang tdan bebas dari rasa takut. Segala cara telah mereka lakukan demi bertahan hidup.
Seperti yang dilakukan Marcus dalam film ini. Sebenarnya Ia hanya penasaran, ada apa saja di dalam tempat persembunyian Emmett. Hal itu dipicu saat Emmett terlihat begitu mencurigakan, dan terkesan enggan menerima Evelyn serta anak-anaknya.
Jujur saja, saat adegan Regan kehilangan hearing aid dan peralatan lainnya pasca diselamatkan oleh Emmett, membuat Sushi curiga kalau Emmett telah mencuranginya. Namun semua dapat bernapas lega begitu Emmet muncul kembali.
Akibat ulah singkat Marcus (yang juga meninggalkan adiknya dalam kadar oksigen tipis), akhirnya teror demi teror kembali menyerang mereka. Untung saja Evelyn sudah berada di dekat lokasi, sehingga penonton tidak perlu menyaksikan satu lagi kejadian tragis.
Jujur saja Sushi sedikit gemas dengan ulah Marcus, tetapi karena Sushi pernah berada dalam posisinya yang masih remaja, maka Sushi pun memaafkan sikap dedek gemes yang satu ini.
Nowhere is Safe!
Makhluk ini sudah hidup di Bumi selama lebih dari 400 hari, mereka nampak berevolusi dan siap menyerang manusia dalam sekali libas. Bahkan hanya untuk sekadar bernapas saja, ia sudah tahu keberadaanmu.
Usaha Regan dan Emmett dalam mencari perahu untuk perjalanan berikutnya memang membuahkan hasil, tetapi nyatanya tidak hanya satu lawan yang akan kamu hadapi di sini. Mereka dikepung oleh kumpulan orang-orang yang selamat dan tinggal di dermaga, tetapi Sushi agak ngeri karena mereka terlihat mirip zombie.
Bila mereka ada di dekat dermaga, mengapa mereka tidak terpikir untuk menyelamatkan diri ke pulau lain?
Sushi menarik tiga kesimpulan dalam tindakan ini:
- Mereka baru tahu bahwa sinyal radio yang bertabrakan dengan frekuensi hearing aid, akan menciptakan gelombang yang mampu menyakiti pendengaran makhluk itu.
- Seandainya mereka tidak menyalakan mesin boat—hanya mendayungnya, makhluk itu tetap akan menyerang mereka karena gemericik air pun mampu didengarnya.
- Mereka tidak yakin di pulau lain juga ada yang selamat ataupun aman untuk ditinggali.
Begitu sampai di pulau baru pun, ternyata teror masih berlanjut. Bayangkan, baru saja mereka bernapas lega, rupanya makhluk itu tanpa sengaja ikut ‘terbawa’ dalam penyelamatan mereka.
Kini, tidak ada tempat yang aman lagi untuk mereka. Bahkan Sushi pun jadi terpikir sebuah pertanyaan baru: apakah ada kemungkinan dalam 400 hari selama di Bumi, makhluk ini tidak berkembang biak?
Penutup
Gimana menurut kamu, dari penggambaran yang Sushi uraikan, apakah film ini cukup mengerikan atau malah makin membuatmu menahan napas?
Semoga Spoiler A Quiet Place 2 ini, cukup membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu dan juga plothole yang mungkin terlewat untuk di simak. Bila ada yang ingin kamu tanyakan, tulis pertanyaan kamu di kolom komentar ya!
Jangan lupa ikuti terus update dari Sushi.id untuk film-film segar dan fantastis yang pastinya layak untuk kamu tonton. Bila kamu suka dengan tulisan dari Vian Everdeen, kamu bisa melihat artikel lainnya di sini. Sampai ketemu lagi dalam review berikutnya yang akan membahas The Conjuring 3!