Film kolosal terbaik merupakan film dengan latar waktu masa lampu karena kisahnya diadaptasi dari sejarah dan seringkali didasarkan pada kisah nyata.
Meskipun seringkali memakan dana yang besar dalam proses produksinya, film jenis ini selalu digandrungi.
Hal ini karena selalu menampilkan konflik pertempuran dengan banyak pertumpahan darah.
Supaya tidak penasaran, berikut ini rekomendasi film kolosal terbaik Indonesia dan mancanegara yang wajib kamu tonton.
Drupadi (2008)
Drupadi yang diperkankan oleh Dian Sastrowardoyo adalah tokoh wayang wanita yang merupakan istri dari kelima bersaudara yang dikenal sebagai Pandawa.
Kisah salah satu film kolosal terbaik Indonesia ini dimulai ketika Yudhistira yang diperankan oleh Dwi Sasono kehilangan kekayaan saat bermain dadu dengan Kurawa.
Dia mempertaruhkan segalanya, termasuk Drupadi yang menjadi pelayan Kurawa.
Selain kisah klasik tentang pewayangan, film ini juga mengisahkan tentang dunia modern, di mana wanita menjadi sebuah simbol untuk perjuangan perempuan dalam memperjuangkan sebuah dunia yang didukung keadilan dan persamaan hak.
Gending Sriwijaya (2013)
Gending Sriwijaya merupakan film kolosal terbaik karya Hanung Bramantyo dan terinspirasi dari lagu dan budaya tradisional Sumatera Selatan.
Cerita film ini berlatar Nusantara pada abad ke-16 atau tiga tahun setelah keruntuhan Sriwijaya dan muncul kerajaan-kerajaan kecil yang saling berebut kekuasaan.
Film ini digarap dengan komposisi pemain film Sumatra Selatan 80 persen dan 20 persen artis dari Jakarta karena menurut Hanung warga Sumatra sudah sangat ekspresif dan alami dalam berakting.
Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin mengakui bahwa istana Kerajaan Sriwijaya banyak menggunakan bahan kayu sudah lapuk.
Salah satu pemainnya Julia Perez juga banyak melakukan akting laga tanpa menggunakan pemain pengganti.
Bagi kamu yang ingin nonton Gending Sriwijaya bisa langsung saja berlangganan Netflix.
Pendekar Tongkat Emas (2014)
Pendekar Tongkat Emas menceritakan tentang seorang pendekar tongkat emas bercerita tentang seorang Pendekar termasyur di dunia persilatan bernama Cempaka (Christine Hakim). Ia memiliki empat murid yang diambil dari musuh-musuhnya dikalahkannya.
Keempat murid tersebut adalah Biru (Reza Rahadian), Gerhana (Tara Basro), Dara (Eva Celia), dan Angin (Aria Kusumah).
Cempaka yang kondisinya tidak bugar lagi, akhirnya memilih salah satu muridnya untuk mewarisi tongkat emas miliknya. Namun, hal itu membuat konflik terjadi diantara para muridnya.
Mengeksplorasi tema-tema seperti pengkhianatan, kesetiaan, dan ambisi, film ini dirilis pada 18 Desember 2014 oleh Miles Films.
Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Siapa yang tidak tahu mengenai film kolosal satu ini. Wiro Sableng diangkat dari Novel yang sangat terkenal di era 80an.
Film ini bercerita tentang seorang pemuda bernama Wiro Sableng (Vino G. Bastian) murid dari pendekar misterius bernama Sinto Gendeng (Ruth Marini), mendapat titah dari gurunya untuk meringkus Mahesa Birawa (Yayan Ruhaya) mantan murid Sinto Gendeng yang berkhianat.
Dalam perjalanannya mencari Mahesa Birawa, Wiro terlibat dalam suatu petualangan seru bersama dua sahabat barunya Anggini (Sherina Munaf) dan Bujang Gila Tapak Sakti (Fariz Alfarazi).
Pada akhirnya Wiro bukan hanya menguak rencana keji Mahesa Birawa, tetapi juga menemukan esensi sejati seorang pendekar.
Film ini adalah film Indonesia pertama yang bekerja sama dengan Fox International Productions anak perusahaan dari 20th Century Studios.
The Lord of The Rings (2001 – 2003)
Film kolosal selanjutnya merupakan adaptasi dari novel fenomenal karya J. R. R. Tolkien.
Sejak dirilis pertama kali pada tahun 2001, film kolosal yang menggabungkan unsur dalam film fantasi ini mendapatkan respons positif dan berhasil menyabet banyak penghargaan.
Berisi tiga film petualangan fantasi yang disutradarai Peter Jackson. Film tersebut berdasarkan novel The Lord of the Rings oleh J. R. R. Tolkien.
Film-film tersebut berjudul The Fellowship of the Ring (2001), The Two Towers (2002) dan The Return of the King (2003). Film-film tersebut didistribusikan oleh New Line Cinema.
Menceritakan cerita hobbit Frodo Baggins (Elijah Wood) ketika dia dan Sembilan Pembawa Cincin melakukan perjalanan untuk menghancukan One Ring, dan dengan itu menghancurkan pembuatnya, Dark Lord Sauron.
Para Pembawa Cincin terbelah dan Frodo meneruskan perjalanan dengan teman setianya Sam (Sean Astin) dan makhluk pengkhianat Gollum (Andy Serkis).
Sementara itu, Aragorn (Viggo Mortensen), putra mahkota Gondor, dan penyihir Gandalf (Ian McKellen) mempersatukan Orang-orang bebas Dunia Tengah dalam Perang Cincin.
Seri ini sukses secara finansial, semua filmnya bila digabungkan adalah salah satu seri film dengan penghasilan kotor tertinggi.
Film-filmnya diterima dengan sangat baik dan memiliki banyak penghargaan, memenangkan 17 dari 30 nominasi Academy Award.
Film terakhirnya, The Return of the King, memenangkan semua 11 nominasi Academy Awards, jumlah menang yang sama dengan Ben-Hur dan Titanic. Seri ini mendapat pujian untuk efek visual dan spesialnya.
Mongol (2007)
Mongol merupakan film biopik dari kisah hidup pemimpin bangsa Mongol paling tersohor, Genghis Khan. Genghis Khan disebut berhasil menyatukan ratusan suku Mongolia dalam satu dekade.
Genghis Khan lahir dengan nama kecil Temudjin, seorang anak kepala suku. Suatu waktu dalam perjalanan mencarikan Temudjin jodoh, sang ayah tewas akibat diracun.
Temudjin kecil harus tumbuh melewati kerasnya hidup hingga membentuknya menjadi karakter yang keras.
Perjalanan pertamanya menjadi pemimpin seluruh suku Mongolia adalah saat bangsa Merkit menyerang dan menculik istrinya.
Temudjin kemudian mengumpulkan pasukan untuk membantai bangsa Merkit dan menyelamatkan sang istri.
Red Cliff (2008)
Tidak hanya Hollywood yang mahir membuat film kolosal kerajaan terbaik, kemampuan sineas Korea Selatan dan China ditampilkan dalam Red Cliff.
Red Cliff merupakan film arahan sutradara John Woo yang menampilkan pertempuran kerajaan Zaman Dinasti Han.
Kisah pertempuran dimulai dari silat lidah, tangan kanan Kaisar Xian, Cao Cao, yang menyarankan menyerang Liu Bei dan orang-orang kepercayaan karena dianggap berniat merebut kekuasaan Kaisar.
Liu Bei yang berhasil menyelamatkan diri mencari bantuan untuk melawan Cao cao. Bersama Sun Quan, Lie Bei berhasil memukul mundur pasukan Cao Cao.
Namun, Cao Cao menolak kalah dan semakin berambisi menghabisi Liu Bei. Pertempuran berdarah yang memakan korban banyak pun tidak terelakkan.
Gladiator (2000)
Film arahan sutradara Ridley Scott ini mengambil tema kekaisaran Roma masa lampau, era saat Colosseum berjaya.
Gladiator berkisah tentang balas dendam jenderal perang Romawi atas kematian keluarganya, yakni Maximus. Kehebatan dan kesetiaan Maximus membuat kaisar menganggapnya sebagai anak.
Namun hal tersebut membuat anak kandung sang kaisar, Commodus, murka dan membunuh ayahnya sendiri dengan memfitnah Maximus sebagai pelakunya.
Maximus yang dibuang menjadi budak mendorongnya turun ke pertempuran arena gladiator. Kehadiran Max di Colosseum bertujuan untuk membalas dendam kepada Commodus.
Film Gladiator ditayangkan secara perdana di Los Angeles pada tanggal 1 Mei 2000 dan dirilis di Amerika Serikat pada tanggal 5 Mei 2000. Film ini mendapatkan review positif dari para kritikus.
Kingdom of Heaven (2005)
Lima tahun setelah Gladiator, sutradara Ridley Scott kembali membuat film kolosal kerajaan terbaik yakni Kingdom of Heaven.
Salah satu film perang terbaik dari kisah nyata ini berkisah tentang perebutan Kota Yerusalem atau yang dikenal juga dengan perang salib.
Api penyulut perang terjadi saat suami dari putri raja, Guy de Lusignan membantai rombongan caravan Muslim.
Aksi brutal tersebut memicu kemarahan Salahudin, pemimpin umat Muslim.Usai Raja Baldwin mati, Guy yang naik tahta dan memimpin Yerusalem langsung menyulut perang dengan membunuh adik Salahudin dan utusan kepercayaannya.
Perang yang berlangsung 3 hari memperebutkan Yerusalem itu pun tak terbantahkan.
Pengambilan gambar film sebagian besar dilakukan di Ouarzazate di Maroko, dimana Scott membuat film Gladiator dan Black Hawk Down.
Replika kota tua Yerusalem dibuat di area gurun pasir. Pengambilan gambar juga dilakukan di Spanyol, di kastil Loarre, Segovia, Valsaín, Ávila, Palma del Río dan gedung Casa de Pilatos di Seville.
Kabarnya, pemerintah Maroko sampai menugaskan ratusan pasukannya untuk melindungi area lokasi syuting dan para kru film dari para ekstrimis Muslim yang pernah mengancam akan menyerang.
Perlu diketahui, Ridley Scott telah menjadikan pasukan kavaleri Maroko menjadi para figuran untuk adegan peperangan.
Troy (2004)
Jika pada film Kingdom of Heaven, Orlando Bloom digambarkan sebagai ksatria, maka dalam film kolosal Troy sosok Orlando Bloom digambarkan sebagai seorang pengecut dan manja.
Film yang diangkat dari kisah perang Yunani dan Sparta ini disutradarai oleh Wolfgang Petersen. Troy berkisah tentang pertarungan dua ksatria hebat, Achilles dari Sparta dan Hector dari Troya.
Cikal bakal pertarungan dimulai saat adik Hector, Paris, membawa kabur sang istri Raja Sparta, Menelaus.
Aksi nekat Paris membuat Menelaus murka dan bersumpah membuat Troya membayar perbuatannya.
Troy disutradarai oleh Wolfgang Petersen dan seknario-nya ditulis oleh David Benioff. Film ini dinominasikan pada Oscar dalam kategori desain kostum terbaik.
Penutup
Nah, sampai di sini dulu ulasan mengenai film kolosal terbaik. Dari sejumlah Film kolosal terbaik yang disajikan, manakah yang menjadi favorit kamu?
Jangan lupa like, komen, dan share artikel ini ya. Ikuti terus perkembangan terbaru seputar film atau artikel menarik lainnya hanya di Sushi.id.