Genre Science Fiction memiliki cakupan yang beragam dan sangat luas. Robot, dipadu dengan kecerdasan buatan, menjadi salah satu tema yang sering diangkat ke layar lebar berikut adalah film robot terbaik sepanjang masa
Selain menarik karena special effect yang memukau, biasanya film bertema robot juga sarat adegan aksi yang seru. Namun, tidak sedikit juga yang memiliki tema drama keluarga hangat yang memicu rasa haru.
Film yang mengandalkan premis kemajuan teknologi kerap kali menjadi acuan para inovator dan pencipta teknologi baru. Tidak jarang, kecanggihan teknologi di film-film tentang robot di masa lalu, kini benar-benar bisa diwujudkan bentuknya.
Karena itulah, film bertema robot memiliki pengaruh signifikan dalam dunia teknologi. Bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga menjadi inspirasi untuk peradaban di masa depan.
Ada 8 film bertema robot terbaik yang menjadi rekomendasi Sushi kali ini. Film-film ini mencetak sukses bukan hanya dari perolehan keuntungan, tapi juga baik secara kualitas.
Berikut ulasan 8 film bertema robot terbaik, baik film-film lama maupun baru, yang akan menghibur kamu di setiap kesempatan.
Transformers (2007)
Perusahaan mainan Hasbro (USA) dan Takara Tomy (Japan) meluncurkan mainan Transformers pertama kalinya di tahun 1984. Kepopuleran mainan robot yang bisa berubah bentuk sebagai kendaraan sebagai kamuflasenya ini lantas mendunia.
Beberapa adaptasi animasinya sudah ada, sebelum film live actionnya dibuat oleh sutradara spesialis film aksi megah, Michael Bay. Untuk film dengan genre seperti ini, Michael Bay memang pilihan yang tepat.
Kisahnya kurang lebih adalah pengenalan terhadap para ras aliens Autobots yang dipimpin oleh Optimus Prime. Musuh abadi para Autobots, yaitu Decepticons juga muncul di sini, dengan pemimpinnya Megatron.
Autobots yang lama bersembunyi di bumi dengan penyamaran berbentuk berbagai kendaraan akhirnya berinteraksi dengan seorang remaja bernama Sam Witwicky, yang mendapatkan warisan sebuah mobil Camaro.
Chevrolet Camaro kuning ini sebenarnya adalah Autobot bernama Bumblebee. Ia dan Sam akhirnya menjadi sahabat dan rekanan yang kompak.
Sebagai pembuka dari sebuah franchise film super sukses, The Transformers sangat menghibur, ringan, lucu dan cukup padat dalam segi penceritaan. Tokoh-tokohnya juga diberi ruang yang cukup dan pas. Secara keseluruhan, film ini cocok untuk ditonton bersama sahabat dan keluarga.
A.I – Artificial Intelligence (2001)
Kecanggihan kecerdasan buatan seolah tidak ada habisnya menjadi inspirasi kisah-kisah dalam genre science fiction. Sutradara Steven Spielberg adalah salah satu yang paling suka mengeksplorasi ide-ide kreatif dalam genre ini.
Dalam A.I, Spielberg mencoba mengisahkan petualangan sebuah android yang begitu mirip dengan anak manusia betulan. Diperankan dengan cemerlang oleh aktor cilik pada masa itu, Haley Joel Osment, yang melesat popularitasnya sejak membintangi The Sixth Sense, A.I menjadi sebuah drama scifi yang sendu, miris, tapi indah.
Petualangan si android cilik ini didasari dari program yang membuatnya sangat mencintai ibu manusianya. Sekali program itu diaktifkan, maka si android akan selamanya akan mencintai si ibu dengan sangat besar.
Sayang, berbagai jalan nasib membuatnya harus kehilangan dan berpisah dengan ibunya. Walau demikian, jarak dan waktu ternyata tidak bisa mematikan kecintaan si android tersebut.
Film ini merupakan sebuah perjalanan yang cukup depresif, dengan akhir yang membuat hati sesak dengan tangis, tapi tetap mengandung rasa haru yang terbawa hingga akhir.
The Terminator (1984)
Tahun 80an dan 90an adalah era di mana banyak sekali para pembuat film mengeksplorasi ide dari mesin waktu dan perjalanan yang menembus waktu, baik ke masa lalu maupun ke masa depan.
Salah satu film pertama yang menggunakan premis perjalanan menggunakan mesin waktu tersebut adalah The Terminator. Di masa depan, mesin mengambil alih kekuasaan dan kehidupan. Manusia terjajah oleh mesin.
Namun, di masa depan, lahirlah seorang pemimpin bernama John Connor. Ia memimpin pemberontakan manusia melawan mesin.
Karena dianggap sebagai ancaman, maka para mesin mengirim sebuah robot pembunuh kembali ke masa lalu untuk mencegah lahirnya John Connor. Akan tetapi, manusia juga mengirim seorang prajurit ke masa lalu untuk melindungi ibu dari John Connor.
Konsep ‘time-traveling’ yang rumit dan adegan-adegan aksi yang seru membuat The Terminator sukses besar dan mencuatkan nama James Cameron sebagai salah satu sutradara paling disegani di dunia.
Film ini juga mempopulerkan aktor Arnold Schwazenegger dan aktris Linda Hamilton yang membintangi film tersebut. Film ini begitu sukses secara komersil sehingga James Cameron lalu melanjutkan kisahnya ke film kedua.
Terminator 2: Judgment Day (1991)
Film ini disebut-sebut sebagai salah satu pembaharu dan pendobrak genre science fiction hingga bisa mengalami kemajuan pesat hingga kini. Film ini meraih kesuksesan melampaui film pertamanya, The Terminator.
James Cameron memang seorang sutradara visioner yang memiliki konsep terstruktur dalam membangun semestanya sendiri. Di film ini, Cameron kembali bekerja sama dengan bintang utama di film pertama, Arnold Schwarzenegger.
Sosok The Terminator memang sangat ikonik dan melekat pada diri Schwarzenegger. Selain pas sekali memerankan android dengan jaringan hidup seperti manusia, akting Arnold yang sebenarnya agak kaku malah memperkuat karakter Terminator tersebut.
Di film kedua ini, aktris Linda Hamilton juga kembali sebagai Sarah Connor, dan aktor muda Edward Furlong memerankan John Connor, anak Sarah, yang diprediksi akan menjadi juru selamat di masa depan.
Kiamat yang digambarkan Cameron di sini adalah sebuah masa depan mengerikan di mana manusia diperbudak oleh para robot, dan John Connor akan memimpin pemberontakan manusia melawan para robot.
Untuk ukuran tahun rilisnya, The Terminator Judgment Day sudah sangat maju dan menggunakan special effect yang sangat canggih.
Special effect yang digunakan android terbaru (diperankan aktor Robert Patrick) yang dikirim dari masa depan untuk melawan The Terminator merupakan dobrakan dalam segi efek. Efek ini sampai digunakan oleh penyanyi pop Michael Jackson dalam video musiknya.
The Terminator Judgment Day masih relevan dan sangat keren bahkan jika ditonton oleh penonton masa kini. Hal itu disebabkan karena naskah yang sangat kuat dan kisah yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak dilupakan oleh James Cameron.
Big Hero 6 (2014)
Perusahaan film Walt Disney memang memiliki spesialisasi membuat film-film untuk anak-anak. Tema film-film Disney, selain pesan berbudi luhur, juga kerap menyampaikan nilai-nilai keluarga.
Big Hero 6 bercerita tentang seorang remaja bernama Hiro Hamada yang jago akan robotics. Hiro lalu mengalami musibah yang menyebabkan kematian kakak laki-lakinya.
Hiro, dengan memanfaatkan robot ciptaannya Baymax, membuat rencana dan mengumpulkan beberapa temannya. Mereka lalu membentuk sebuah persatuan para pahlawan yang dilengkapi teknologi canggih.
Walau temanya kental dengan teknologi dan kecerdasan buatan, Big Hero 6 memiliki pesan yang lebih daripada sekadar interaksi robot dan penciptanya. Big Hero 6 adalah sebuah drama tentang tumbuh dewasa.
Drama ini mengandung pesan tentang berbagai cara manusia menghadapi rasa bersalahnya, dan juga bagaimana melanjutkan hidup setelah ditinggal orang-orang yang kita kasihi.
Sebuah film keluarga yang sangat seru dan menghangatkan hati, dibesut dengan sempurna oleh duet sutradara Chris Williams dan Don Hall Disney.
Wall-E (2008)
Animasi produksi rumah produksi milik raksasa Walt Disney, Pixar, merilis film tentang sebuah robot bernama Wall-E yang tugasnya adalah membersihkan sampah di bumi. Premisnya adalah di saat manusia terpaksa pindah ke planet lain karena Bumi sudah sangat kotor.
Wall-E sendirian menikmati hari-harinya membersihkan sampah-sampah hingga ia bertemu dengan sebuah robot ‘perempuan’ dan jatuh cinta. Petualangan dan kisah kedua robot ini pun dimulai.
Mereka berdua memulai sebuah perjalanan yang di ujung cerita akan mengubah nasib umat manusia. Pesan-pesan moral mendalam tanpa berkesan menggurui berhasil disampaikan oleh film ini.
Sungguh luar biasa cara sutradara Andrew Stanton mengolah kisah robot yang sunyi tanpa dialog pada umumnya. Wall-E menyadarkan kita sebagai manusia, bahwa betapa kita telah menyia-nyiakan karunia di planet ini.
Wall E bukan hanya lucu dan mengibur, tapi juga sangat meyentuh. Sebuah film yang bisa dinikmati siapa saja, dengan narasi yang sarat dengan pesan-pesan kemanusiaan.
Pacific Rim (2013)
Sebuah film bertema monster karya maestro ‘creature-feature’ asal Spanyol, Guillermo del Toro ini berlatar di masa depan. Saat itu, Bumi berperang dengan gempuran makhluk monster Kaiju.
Kaiju adalah monster yang berasal dari angkasa luar yang melakukan perjalanan ke bumi melalui sebuah portal dimensi yang terbuka di dasar Samudera Pasifik.
Untuk melawan para Kaiju, manusia mengembangkan teknologi robot-robot raksasa bernama Jaegers. Karena ukurannya yang besar dan sistemnya yang kompleks, dibutuhkan dua pilot untuk mengendalikan Jaegers.
Pengendalian Jaegers ini dilakukan melalui teknologi yang menyatukan kedua otak para pilot hingga mereka jadi satu kesatuan dengan sinkronisasi yang tepat. Hal ini diperlukan karena muatan titik-titik sarak Jaeger terlalu kompleks dan berat untuk ditanggung sendiri.
Proses penyatuan ini disebut dengan drifting. Bukan hanya sinkronisasi pikiran dan gerakan yang didapat, melainkan juga mereka bisa mengakses perasaan dan memori rekan pilot mereka.
Hal ini, menurut del Toro, adalah metafora dari dunia nyata. Yaitu ungkapan dari empati yang seharusnya ada di dalam diri tiap manusia.
Pacific Rim sukses secara komersil dan kualitas karena kisahnya yang ringan tapi menghibur. Selain itu, pertarungan antara Jaegers dan beragam Kaiju digambarkan sangat seru dan penuh adegan aksi mendebarkan.
Real Steel (2011)
https://www.youtube.com/watch?v=T75j9CoBVzE
Film bertema robot seringkali dijadikan latar untuk menjembatani hubungan antar anggota keluarga, salah satunya hubungan antara ayah dan anak. Real Steel bercerita tentang hubungan seorang ayah yang tidak pernah kenal dengan anak kandungnya, melalui kompetisi pertarungan antar robot.
Pada saat itu, pertandingan tarung manusia lawan manusia sudah dilarang, dan digantikan oleh robot-robot yang dikendalikan oleh manusia. Film ini menceritakan partisipasi sang ayah dan anaknya mengikuti berbagai pertandingan tersebut dengan robot mereka.
Awalnya, mereka belum saling mengenal dan masih kikuk bagaimana harus bertindak. Melalui robot bernama Atom yang dikendalikan si anak, hubungan mereka berkembang menjadi saling percaya dan saling menyayangi.
Film ini juga memiliki jiwa khas film-film bertema olah raga yang memicu emosi dan semangat penonton dalm pertandingan demi pertandingan yang disajikan dengan spesial efek sangat canggih.
Sutradara Shawn Levy berhasil mengarahkan aktor Hugh Jackman dan Dakota Goyo yang memiliki chemistry sangat baik sebagai ayah dan anak. Real Steel sangat direkomendasikan untuk dinikmati segenap anggota keluarga.
Penutup
Demikianlah delapan rekomendasi film-film bertema robot yang bisa kamu jadikan alternatif pilihan mengisi waktu luang kamu bersama sahabat dan keluarga. Bagi kamu yang suka dengan genre ini, yuk segera dicari film-filmnya. Selamat menikmati ya, gaes!