Iblis dalam The Last Voyage of the Demeter

Teror Berdarah dari Kisah Klasik

Iblis Last Voyage Demeter Gambar Utama

Iblis dalam The Last Voyage of the Demeter –

Di tahun 1897, penulis Bram Stoker menerbitkan novelnya yang berjudul Dracula. Novel yang menciptakan sebuah genre baru tentang vampirisme.

Dracula sudah diadaptasi menjadi ratusan film dan tampaknya kisah-kisah tentang pangeran kegelapan ini tidak akan pernah habis.

Di dalam novel Dracula, ada satu bab khusus berupa catatan kapten kapal bernama Demeter. Kapal ini akan berlayar ke London dan membawa peti-peti misterius berisi tanah dari Transylvania.

Bab berisi catatan dari kapten Demeter itu lah yang sekarang diadaptasi menjadi sebuah film. Proyek ini sudah lama berada dalam tahap pengembangan dan akhirnya berhasil difilmkan.

Film ini disutradai oleh André Øvredal dan naskahnya ditulis oleh Bragi Schut Jr. Para pemerannya antara lain adalah Corey Hawkins, Aisling Franciosi, Liam Cunningham, dan David Dastmalchian.

Buat kalian para penggemar kisah vampir, terutama tokoh Dracula yang ditulis berdasarkan tokoh sejarah nyata, Vlad the Impaler, raja Rumania pada masa perang salib, pasti tertarik dengan film ini.

Dracula yang menjelma sebagai Iblis dalam The Last Voyage of the Demeter masih mampu menebar teror walau telah ada ratusan adaptasi tentangnya. Kengeriannya masih punya taring tajam.

Berikut adalah artikel yang Sushi siapkan sebelum kamu ikut dalam pelayaran bersama Demeter dan menikmati teror dari sang iblis dalam The Last Voyage of the Demeter!

 

Sinopsis

Kapal layar Demeter hendak bertolak ke London dari pelabuhannya di Rumania. Sekelompok gipsi misterius membayar kru kapal untuk membawa kargo mereka.

Kargo itu berupa beberapa peti berisi tanah. Tidak ada yang tahu bahwa di salah satu peti berisi tanah itu, Vlad Tepes atau Vlad Drakul, bersembunyi di dalamnya.

Tanah dalam peti-peti yang ikut dikirim adalah tanah dari tempat kelahiran Vlad. Mereka yang tahu legenda Dracula, ia sangat terikat dengan tanah tersebut.

Fungsi tanah tersebut ibarat sarang tempat Dracula beristirahat dan memulihkan diri. Tanah itu harus dari Transylvania, tidak bisa tanah dari tempat lain.

Dracula memutuskan pindah ke tempat yang lebih ramai seperti London, karena mangsanya di daerah pegunungan Carpathia semakin menipis. Namun, tetap saja ia butuh darah segar.

Selama perjalanan di laut, kru Demeter menghilang satu per satu, dan ditemukan sudah tewas. Atau, mereka seperti orang yang terinfeksi virus, dan terbakar saat terkena sinar matahari.

Lalu, kejutan bertambah saat mereka menemukan seorang gadis yang ikut disekap di dalam salah satu peti. Tubuh gadis itu penuh dengan bekas gigitan.

 

Teror ala Gothic yang Mencekam

Film dengan premis yang sebenarnya cukup sederhana ini diimbangi dengan cengkeraman teror yang dibangun dengan baik. Apalagi, latar gothic dan kapal kayu kuno sempurna sebagai lokasinya.

André Øvredal mengembangkan bab di novel tentang perjalanan Demeter di titik pertarungan hidup mati antara para kru dan sang pangeran kegelapan.

Penggambaran terornya digambarkan dan diatur dengan baik, menggunakan desain produksi yang detail. Kengerian yang bisa dilakukan oleh makhluk vampir seolah diingatkan kembali dalam film ini.

Banyak bagian-bagian di dalam novelnya yang berhasil divisualisasikan dengan jauh lebih mencekam. Øvredal juga tidak pelit dalam menampilkan adegan-adegan sadis dan gory.

Struktur ceritanya yang mirip pakem film slasher juga membuat penonton merasa nyaman mengikutinya. Kekejaman Dracula diimbangi dengan belas kasih dalam interaksi antar kru kapal.

 

Akting yang Mendukung

Aktor Liam Cunningham selalu bisa diandalkan. Sebagai kapten kapal Demeter, ia menampilkan performa yang mengesankan.

Begitu juga dengan Corey Hawkins, penumpang dengan latar belakang medis dan David Dastmalchian sebagai kru yang langsung menandai adanya teror misterius di dalam kapal.

Selama Demeter mengarungi laut Aegean menuju laut Mediterania menuju London, kabut kegelapan yang keluar dari ruang kargo kapal dibuka tabirnya perlahan-lahan hingga mencapai klimaksnya.

Adu akting yang kuat antar cast ini juga didukung dengan scoring musik yang menggugah emosi dan memacu adrenalin. Komposisinya dikerjakan oleh Bear McCreary (Lord Of The Rings Rings Of Power).

 

Sosok Dracula yang Berbeda

Pangeran kegelapan terkenal dari Transylvania ini bersembunyi di dalam peti-peti tanah dalam Demeter menuju London. Kehabisan mangsa di Rumania, Dracula ingin mencicipi cita rasa London.

Saat malam menguasai, Dracula keluar dari tempat persembunyiannya dan mulai menyebar teror. Satu per satu kru ia mangsa. Ia malah membawa ‘bekal’, seorang gadis muda (Aisling Franciosi).

Saat berkelebat dalam kabut berupa bayang-bayang, rasa ngeri akan terbentuk semakin lama semakin kuat. Tapi waktu Dracula akhirnya menampakkan diri, teror yang sebenarnya dimulai.

Tidak seperti penampilan Dracula di film-film lain yang tampan, seksi, flamboyant, bahkan simpatik, Dracula dalam TLVotD ini lebih menyerupai monster dengan sifat predator khas binatang buas.

Cepat, kuat, lihai bersembunyi, dan pandai memanipulasi mata. Dracula di sini tampil dengan tubuh kurus, tangan menyerupai cakar, sayap kuat dan berurat, mulut penuh taring dan kepala ala gargoyle.

 

Membangun Kapal Betulan

Syuting dilakukan di atas set berupa kapal kayu betulan yang dibangun sesuai dengan model kapal pada tahun tersebut. Hal ini menambah kesan otentik dari desain produksi.

Efek praktikal seperti ini kadang memberikan hasil lebih baik dan maksimal ketimbang melulu menggunakan CGI. Bunyi dan derik yang biasa menjadi efek film horor asli dari bangunan kapal.

Kapal dan tank yang dibangun di Malta ini memberikan tempat yang sempurna untuk bergulirnya cerita, di mana kekuasaan iblis bukan hanya sangat kuat di kegelapan.

Akan tetapi, sisa-sisa terornya juga tidak bisa dihindari saat matahari terbit dan para korban Dracula harus terbakar karena virusnya.

The Last Voyage of the Demeter masih bisa menawarkan sesuatu yang baru dan menghibur, bahkan di kisah yang sudah usang dan aus karena sudah begitu sering didaur ulang ini.

 

Naskah: 7/10

Sinematografi: 8/10

Akting: 8/10

Special Effect: 8/10

Musik: 8/10

 

 

 

 

 

Exit mobile version