Sutradara visioner andalan Bollywood, Sanjay Leela Bhansali (SLB), kembali menggebrak dengan karyanya yang terbaru. Film India terbaru ini dikabarkan adalah film SLB dengan proses pengambilan gambar terlama.
Sejak tahun 2019, syuting film ini dimulai dengan menggaet bintang muda berbakat India, si cantik yang serba bisa, Alia Bhatt. Film ini diadaptasi secara bebas dari buku Mafia Queens of Mumbai.
Spesialisasi film dengan set kaya warna nan megah dan spektakuler, para penggemar SLB sudah lama menunggu film terbarunya ini. Apalagi, film ini dibintangi oleh Alia Bhatt.
Novel karangan Hussain Zaidi ini mengupas kisah nyata tentang seorang perempuan yang berprofesi sebagai PSK, lalu ia mengubah nasib hingga bisa menjadi kepala mafia pejuang hak perempuan.
Film Gangubai Kathiawadi, selain diputar di bioskop, juga tayang di Netflix dan sudah bisa dinikmati oleh penonton global di seluruh dunia. Ada 5 nilai yang bisa dipetik dari Gangubai Kathiawadi ini.
Sebagai drama berbobot dengan penceritaan yang padat dan menggugah emosi, inilah 5 nilai yang bisa dipetik dari Gangubai Kathiawadi. Kita baca bareng-bareng yuk, gengs!
Sinopsis
Film ini diadaptasi dari salah satu bagian dari novel karya S. Hussain Zaidi. Di novel itu, dikisahkan perjalanan Ganga Harjivandas yang lalu dikenal sebagai Gangubai Kathiawadi.
Perempuan muda ini awalnya berasal dari keluarga terpandang di Gujarat. Ganga yang masih naif dan polos tertipu oleh omongan manis kekasihnya.
Kekasihnya menjanjikan Ganga bisa menjadi bintang film, namun ternyata ia dijual ke rumah bordil setelah kekasihnya merampok uang dan perhiasan miliknya. Ia terjebak di sana tanpa pilihan.
Terpaksa menjadi PSK, Ganga tidak menyerah pada nasib. Film ini menggambarkan perjalanan Ganga menjadi Gangubai, salah satu sosok mafia paling disegani di Mumbai tahun 1960-an
SLB menyajikan sebuah film dengan nilai produksi yang sangat mewah dan khas dengan sentuhannya yaitu sinematografi yang sangat indah dan color-palette menawan di setiap adegan.
Desain produksi, set, kostum, musik, dan dramatisasi film ini sangat kuat dalam membawakan cerita. Performa Alia Bhatt sebagai Gangubai sangat memukau sehingga patut diganjar penghargaan.
Kemiskinan Sebagai Biang Keladi
Sanjay Leela Bhansali dengan gamblang menggambarkan kondisi perempuan dalam bisnis prostitusi akibat kemiskinan. Akibatnya, banyak orang tua menikahkan anak-anak perempuan pada usia dini.
Dipercaya bahwa jika anak-anak perempuan tidak berhasil menikah secepat mungkin dengan keluarga yang berada, mereka akan terjerumus dalam bisnis prostitusi.
Usia, mental, dan fisik anak-anak di bawah umur ini tidak dipedulikan, dan langsung dinikahkan. Banyak dari mereka yang putus sekolah, sakit, bahkan meninggal dunia akibat praktik ini.
Tidak adanya dukungan kuat dari keluarga adalah salah satu faktor penting. Orang tua justru tidak mengerti dampak-dampak negatif terhadap anak yang menikah di usia dini.
Karena dipaksa menikah, banyak dari mereka yang malah melarikan diri dari rumah. Mereka jadi santapan empuk bagi penjahat yang hendak menjual mereka menjadi PSK.
Butuh seseorang dengan kekuatan mental seperti Ganga untuk berhasil bangkit dan mengubah nasibnya. Jika tidak, perempuan bernasib seperti Ganga akan terus bertambah jumlahnya.
Kekerasan Terhadap Perempuan Tanpa Batas
Kekuatan naskah yang ditulis oleh Sanjay Leela Bhansali dan Utkarshini Vashishtha serta dialog-dialog yang diatur oleh Prakash Kapadia sangat menggugah dan seringkali membuat kita tercekat.
Contohnya adalah salah satu dialog dalam adegan para PSK yang sedang berkabung dan menyelenggarakan upacara pemakaman salah satu dari teman mereka yang meninggal dunia.
“Ikat kakinya kuat-kuat. Laki-laki tidak bisa dipercaya, sekalipun dengan mayat,” ujat Gangu dengan getir kepada teman-temannya. Teman-temannya mengangguk murung, nanar dengan duka dan amarah.
Dialog menyayat yang menggambarkan bahwa setelah menjadi mayat pun, mereka masih rentan diperkosa. Wujud kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan yang sungguh melewati batas.
Secara umum saja, perempuan masih dikategorikan warga kelas dua. Apalagi jika berprofesi sebagai PSK. Mereka yang dibutuhkan dalam rahasia, tapi dihina dan didiskriminasi di depan publik.
Hal ini membakar amarah dan ambisi Gangubai untuk menciptakan dunia yang berbeda bagi orang-orang seperti dirinya. Penampilan Alia Bhatt di sini sungguh luar biasa dan meyakinkan.
Diskriminasi Terhadap Anak-Anak Dari PSK
Film ini juga menggambarkan bagaimana awalnya Gangubai bisa dikenal secara luas di seluruh India bahkan dunia. Diawali dari perkenalannya dengan seorang wartawan, Amin Faizi (Jim Sarbh).
Faizi menjadi saksi saat Gangubai memasukkan anak-anak dari para PSK yang bekerja di rumah bordil yang ia Kelola ke sekolah. Anak-anak itu diperlakukan berbeda dengan yang lain.
Mereka dipukuli dan dipulangkan, karena dianggap ‘penyakit’ dan tidak pantas bersatu dengan masyarakat yang lain. Faizi menjadikan kisah Gangubai dan anak-anak itu artikel di majalahnya.
Satu hal yang dikupas dalam film ini adalah, masyarakat pada saat itu lupa bahwa anak-anak mana pun memiliki hak yang sama, yaitu mendapatkan Pendidikan yang layak dan perlakuan yang adil.
Seperti dikatakan Gangubai kepada kepala sekolah yang menolaknya, “Bagaimana kalau dari mereka kelak ada yang menjadi dokter, pengacara, dan lainnya?”
“Justru mereka sangat membutuhkan pendidikan untuk memutus lingkaran nasib buruk yang dimiliki ibu-ibu mereka. Bagaimana mereka bisa keluar dari kehidupan ini tanpa pendidikan.”
Labirin Rumit Bisnis Prostitusi
Gangubai Kathiawadi bukan film India biasa. Hanya ada sedikit tarian untuk menggambarkan suasana hati Gangubai. Selebihnya adalah drama emosional yang sangat menginspirasi.
Setelah menjalani kehidupan sebagai PSK dan mengalami kekerasan, Gangubai memutuskan untuk mengubah nasibnya. Ia bekerja sama dengan kepala mafia setempat untuk mendukungnya.
Dengan perlindungan Rahim Lala (Ajay Devgn), kepala mafia, Gangubai mewujudkan ambisinya untuk mengelola rumah bordil sendiri. Ia menjadikan rumah bordil itu tempat yang aman bagi para PSK.
Usaha Gangubai sebagai mucikari bukan untuk mendapatkan uang dan kekayaan, tapi justru sebagai perjuangannya mendukung para PSK memperoleh hak dan perlakuan setara.
Ia ingin membuat teman-teman PSKnya bisa mendapatkan hak-hak mereka dan hidup dalam rasa aman. Sistem opresif yang ada di India, terutama soal persamaan hak perempuan, harus diubah.
Gangubai sadar bahwa ia tidak akan bisa mengubah semua itu jika ia tidak memiliki kekuasaan. Ia harus menjadi pemimpin sebelum bisa melawan sistem tersebut.
Perjuangan Gangubai berhasil saat perdana mentri, Jawaharlal Nehru, menerima dan mendengarkan aspirasinya. Sosok Gangu yang dihormati akhirnya bisa menjadi pelindung sesungguhnya.
Penutup
Perjuangan kaum perempuan dalam menuntut haknya memang selalu menyisakan banyak cerita. Terutama dari mereka yang nasibnya tidak seberuntung banyak orang.
Pidato Gangubai di akhir film begitu menyentuh hati nurani. Sesuatu yang selama ini kita ketahui, tapi lebih suka kita abaikan. Ia berkata, rumah bordil tidak pernah mendiskriminasi siapa saja.
Kaya miskin, terhormat nista, buruk rupa atau tampan, mereka akan diterima. Lalu, Gangubai bertanya, mengapa hal itu tidak berlaku sama dengan mereka, para PSK yang melayani mereka yang datang?
Sebuah pertanyaan menohok yang harus kita renungkan bersama.
Buat kamu yang mau nonton film ‘Gangubai Kathiawadi’ yuk berlangganan Netflix.