Review Bayi Ajaib –
Film horor klasik Indonesia berjudul Bayi Ajaib merupakan salah satu horor paling populer di tanah air. Banyak adegan ikonik yang masih diingat oleh penonton pada masa itu hingga sekarang.
Film yang dirilis tahun 1982 itu disutradarai oleh Tindra Rengat. Para pemerannya adalah actor/aktris kawakan pada masa itu, W.D Mochtar, Rina Hasyim, Wolly Sutinah dan Muni Cader.
Selain Pengabdi Setan klasik diremake ulang, kini giliran Bayi Ajaib. Film ini disutradarai oleh Rako Prijanto, yang telah menyutradarai film Perfect Strangers, Sang Kiai dan Teman Tapi Menikah.
Rako Prijanto mengatakan bahwa film ini memang tribute untuk film klasiknya. Ada sekitar 90% kemiripan cerita. Walau demikian, garis waktunya sama sekali berbeda.
Jika film klasiknya sama-sama berlatar tahun 1982, di remakenya kali ini, garis waktu kisahnya mundur ke belakang menjadi tahun 1900-an. Tentu hal ini menjadi daya tarik sendiri.
Sushi akan menyajikan review Bayi Ajaib 2023 yang merupakan film remake produksi Falcon Black. Seperti apa film Bayi Ajaib versi baru ini? Kita simak review Bayi Ajaib berikut yuk gengs!
Sinopsis
Dalam remake ini, kisah utamanya masih menggunakan dua tokoh utama Kosim (Vino G Bastian) dan Dorman. Dua lelaki ini berambisi menjadi kaya lewat jalur cepat.
Karena itu, keduanya menggunakan kekuatan jahat yang akan memberikan mereka kekayaan. Yang tidak mereka perhitungkan adalah akibat dari perbuatan mereka itu.
Perjanjian mereka dengan kekuatan jahat ternyata harus dibayar mahal. Kosim, walau mendadak kaya dan hidup makmur bersama istrinya, melihat keanehan saat kelahiran anak pertamanya.
Anak laki-laki Kosim diberi nama Didi (Rayhan Cornelis Vandennoort). Namun, ternyata anak itu Didi sudah dirasuki arwah laki-laki tua berdarah Portugis.
Nama lelaki Portugis itu adalah Albert Dominique (William Bevers), yang dulu suka menganiaya dan memperkosa para perempuan desa. Arwahnya tidak tenang saat ia akhirnya dibantai warga desa.
Dorman adalah keturunan dari salah satu gadis yang diperkosa Dominique. Hanya keturunan Dominique yang bisa memanggil arwahnya dan membantunya meraih berbagai keinginan.
Hal itu menyebabkan Didi tumbuh menjadi anak tidak normal dan harus membunuh banyak orang untuk memuaskan nafsu berdarahnya.
Orang tua Didi pun terancam keselamatannya saat Didi mendengar ibunya hamil lagi dan arwah Dominique di dalam Didi tidak suka jika Didi mendapatkan adik dan ingin membunuh ibunya.
Khas Pakem Horor Klasik
Saat menonton film ini, para penonton yang tumbuh dewasa dengan film-film horor klasik Indonesia tahun 80-an pasti merasa tidak asing dengan polanya.
Pakem film horor klasik biasanya memang berlatar di desa, munculnya sosok jahat yang bersekutu dengan iblis.
Lalu akan ada penampakan-penampakan hantu, hingga klimaks yang biasanya melibatkan tokoh agama.
Konflik diselesaikan dengan cara tokoh agama mengusir iblis dan tokoh antagonis pun mau bertobat. Sementara itu, pelaku kejahatan sebenarnya akan menerima balasannya
Pakem standar horor Indonesia klasik ini digunakan dengan setia di film ini. Hal itu terasa sebagai penghormatan terhadap versi klasiknya.
Beberapa adegan ikonik yang masih diingat penonton di film versi lama juga tetap ditampilkan di remakenya. Perbedaan yang ada tidak terlalu signifikan dan masih mirip film lamanya.
Bayi Ajaib juga mengandung sindiran seperti isu politik uang. Namun, nyawa dari film klasiknya tetap dipertahankan walau garis waktunya dibuat lebih tua.
Akting Bagus, Naskah Tidak Matang
Sutradara Rako Prijanto kembali bekerja sama dengan dua aktor andalan tanah air Vino G Bastian dan Adipati Dolken. Mereka bertiga sebelumnya bekerja sama dalam film Perfect Strangers.
Kemampuan akting kedua aktor muda berbakat tersebut memang sudah tidak diragukan lagi. Baik Vino maupun Adipati seperti biasa tampil total membawakan karakternya masing-masing.
Aura bengis dan egois Kosim bisa ditunjukkan dengan meyakinkan oleh Vino. Sedangkan sosok Dorman yang histeris dan haus harta berhasil diperankan dengan baik oleh Adipati.
Penampilan menarik juga ditunjukkan oleh Teuku Rifnu Wikana yang berperan sebagai rival politik Kosim, Soleh. Istri Soleh sendiri diperankan aktris senior Deasy Ratnasari.
Sayangnya, performa para cast tidak didukung oleh naskah yang matang. Terasa sekali kekurangan latar belakang konflik dan cerita yang dangkal.
Banyak lini cerita yang asal mulanya tidak diceritakan dengan jelas. Perpindahan adegan yang tidak mulus juga membuat ikatan emosi penonton dengan para karakter tidak terjalin dengan kuat.
Eksekusi Serba Tanggung
Bayi Ajaib versi baru ini seolah ingin memasukkan semua elemen horor klasik yang ada. Akan tetapi, semua itu gagal memberikan efek maksimal.
Selain membawakan cerita asli dari film aslinya, film ini juga memasukkan banyak elemen-elemen film horor klasik lainnya.
Ada sedikit The Omen di sana, juga adegan pengusiran setan ala The Exorcist. Ada juga adegan-adegan berdarah yang cukup gore ala Evil Dead.
Sayang, semuanya hanya diambil sedikit-sedikit sehingga semua aspek jadi serba tanggung. Dilihat dari segi gore, ia tidak punya cukup banyak adegan gore.
Dari segi komedi, film ini tidak memiliki adegan yang komikal. Dari segi horornya sendiri, efek ketegangan atau jumpscarenya pun tidak kuat sama sekali. Plotholes-nya juga banyak.
Kesimpulan
Remake Bayi Ajaib dari film horor legendaris berjudul sama ini sudah memiliki cast yang prima dan desain produksi bagus dan tentunya berbujet besar.
Apalagi karena garis waktunya menggunakan setting zaman dulu, tentunya produksi setnya membutuhkan biaya yang mahal. Versi remake ini juga menggunakan make up yang jauh lebih menyeramkan.
Sangat disayangkan, hal ini tidak dibarengi dengan kematangan naskah dan penceritaan yang baik.
Film Bayi Ajaib tahun 1982 lebih berhasil membangun atmosfer mencekam dan adegan-adegan yang memberikan ketegangan dibanding versi remakenya.
Namun demikian, bagi para penggemar versi klasik legendarisnya, film remake Bayi Ajaib 2023 ini tetap patut ditonton.
Bayi Ajaib sudah diputar sejak tanggal 19 Januari 2023 di seluruh bioskop-bioskop kesayangan kamu. Selamat nonton ya, gengs!