“There’s no one in this world are born to be evil;
the world made them do it….”
Hai sobat Sushi! Bertepatan dengan fenomena Blood Moon yang menaungi Bumi dan seisinya, seolah mengiringi hari baik di dunia perfilman. Adalah Disney, yang kali ini mempersembahkan Cruella 2021; film dengan akar cerita klasik yang kuat dan berkarakter. Kali ini Sushi.id coba membuat review film Cruella, yang bisa jadi cocok sebagai tontonan akhir bulan kamu!
Bagi sobat Sushi generasi 80 hingga 90’an, pastinya sudah familiar dengan karakter Cruella de Vil, yang muncul dalam duology 101 Dalmatian (1996 dan 2000). Tokoh ikonik yang sebelumnya diperankan oleh Glenn Close ini, termasuk salah satu Villain yang kejam selain Ursula dan Maleficent.
Namun, dalam adaptasi barunya, Disney sekali lagi berhasil memvisualisasikan karakter antagonis yang dahulu dikenal kejam, menjadi loveable dan layak dihargai, tanpa perlu menampilkan lagu-lagu indah ataupun adegan gore.
Kira-kira seperti apa sih versi terbaru dari Cruella? Yuk, simak sinopsis dan kisah menarik dibalik sosoknya yang misterius!
Cruella, Kisah Tokoh Jahat Ikonik Disney
Mengambil setting cerita di London pada tahun 1970-an, Cruella menceritakan tentang perjalanan memilukan seorang gadis kecil bernama Estella (Emma Stone) menjadi sosok Cruella de Vil. Ia adalah seorang yatim piatu, selepas kematian sang ibu yang bernama Catherine. Dengan bakat designer-nya Estella bangkit dan berjuang merajut masa depan.
Suatu hari, talenta Estella menarik perhatian dari Baroness von Hellman (Emma Thompson); legenda mode yang anggun, perfeksionis, dan berkelas.
Tak disangka, pertemuan itu ternyata memicu memori masa lalu Estella. Berbagai peristiwa mengejutkan terjadi diantara mereka, hingga akhirnya membawa Estella merengkuh sisi jahat dan menjelma menjadi Cruella yang kejam, modis, serta pendendam. Bahkan Estella rela menjadi pencuri dengan dibantu dua orang rekannya.
Review Film Cruella
Arti Nama ‘Cruella de Vil’ dan Maknanya Dalam Novel
Mangawali review film Cruella, mari kita telusuri asal usul nama sang tokoh viillain tersebut. ‘Cruella de Vil’ adalah plesetan dari kata-kata ‘Kejam’(cruel) dan ‘setan’(devil—de Vil). Sebuah kiasan yang juga sinkron dengan country house Inggris-nya yang memiliki nama ‘Hell Hall’(Balai Neraka).
Menurut riset yang Sushi lakukan, ‘de Vil’ sendiri juga merupakan kiasan yang terinspirasi dari Bram Stoker’s Dracula; di mana tertulis dalam surat kepada Lord Godalming, memberitahukan bahwa pembeli rumah di Piccadilly, London adalah “seorang bangsawan asing, Count De Ville”. Nah, ‘Count De Ville’ sendiri adalah nama alias dari Count Dracula. Hiiii…mengerikan banget ya!
Karakter Asli yang Berasal dari Novel
Dalam novel orisinalnya yang berjudul The Hundred and One Dalmatians, Cruella dikisahkan sebagai keturunan tunggal orang kaya yang kehidupannya glamour dan tinggal di London. Ia memiliki warna rambut yang unik sejak lahir; satu sisi berwarna hitam, satu sisi berwarna putih. Dugaan Sushi, bermodalkan adegan awal kelahiran Estella, ia mengalami kelainan gen sehingga sisi rambutnya menjadi demikian.
Menurut penggambaran dari novel, Cruella awalnya tidak menyukai anjing jenis Dalmatian. Namun obsesinya yang ingin membuat mantel dari bulu anjing tersebut muncul, dan akhirnya ia mencuri anak-anak anjing Dalmatian dari seluruh negri.
Sedangkan dalam versi Cruella 2021, ia jadi membenci anjing Dalmatian, karena ia merasa bersalah setelah membuat anjing-anjing itu marah dan tanpa sengaja menjatuhkan ibunya dari tebing.
Sejarah Kelam Estella
Ketika nonton Cruella diceritakan Estella adalah anak yatim yang tinggal bersama Catherine, ibunya. Sejak lahir, Estella tidak pernah diterima oleh lingkungan sekitar—karena rambut unikya yang dianggap aneh. Jelas, di tahun 1970, hal yang tabu masih dianggap aneh, bahkan ada yang menyebutnya kutukan atau aib. Diluar dugaan, Estella justru tumbuh menjadi anak yang bahagia bersama Catherine, dan memiliki bakat desain yang kuat sejak ia kecil.
Hidupnya menjadi sebatang kara sejak ibunya meninggal. Ia selalu datang ke air mancur (yang seharusnya menjadi tempat mereka berdua) dan mengajak ‘Catherine’ berbicara tentang keluh kesahnya menjalani hidup. Kehadiran Jasper (Joel Fry) dan Horace (Paul Walter Hauser) seakan menjadi pelengkap, dan mereka betiga berjuang bersama satu sama lain.
Berkat kepiawaian Jasper dan Horace, juga kemampuan mode yang dimiliki Estella, mereka bertiga amat lihai dalam mengelabuhi penduduk London. Hingga saat tiba hari ulang tahun Estella, Jasper memberikannya sebuah lowongan pekerjaan karena ia tahu betul, bakat Estella amat sia-sia jika menjadi penjahat.
Dalam perjalanannya hingga ia dilirik oleh Baroness von Hellman (Emma Thompson), Estella menemukan passion-nya —persis seperti kita yang menemukan pekerjaan impian kita. Namun semua itu berubah ketika ia melihat liontin Baroness yang memiliki masa lalu dengannya; sebuah liontin peninggalan Catherine, di malam ia terbunuh.
Estella adalah Kita yang Tak Dihargai Kehidupan
Dewasa ini kita semua semakin memahami, bahwa tokoh villain yang kita kenal dalam film masa kecil kita, sejatinya bukankah pribadi yang benar-benar jahat. Dalam film Cruella ini, Kita diajak untuk mengenal sang villain lebih dalam, beserta latar belakangnya yang memicu Ia berubah menjadi jahat.
Setidaknya itulah yang ingin dikenalkan Disney pada generasi Z saat ini, tanpa harus mengubah alur dan pakem cerita yang mereka tampilkan dalam film animasi terdahulu. Buktinya, lewat film Maleficent yang sebelumnya dikenal sangat jahat, pada saat Angelina Jolie didapuk menjadi sosok Dark Fey tersebut, mampu membuat kita semua menjadi ngeri (mengingat kita paham betul kualitas aktingnya).
Namun kisah Maleficent memberikan twist yang sangat mengharukan, kita semua begitu mencintai sosoknya dan memahami makna dari julukan ‘Sleeping Beauty’. Begitu juga dengan Cruella, Estella bukanlah anak yang pendendam. Ia adalah anak kurang beruntung yang baik, tumbuh dengan orang baik, dan berusaha di besarkan dalam bimbingan yang baik.
Dendam dan kenyataan hiduplah yang memaksa sosok ‘Cruella’ bangkit di dalam diri Estellla; Pribadi yang kejam, adalah sisi lain dari dirinya, yang siap membalas apapun yang mereka perbuat. Dengan kemampuan sebagai seorang desainer handal, beserta duo rekan yang lihai, mereka siap melmapiaskan dendam Cruella dengan cara yang berkelas.
Ketika Dendam Jadi Candu
Sukses balas dendam hingga menjatuhkan Baroness, kini Cruella menjadi pribadi yang jauh berbeda dibanding sosok Estella. Lebih parahnya lagi, ia mengalami ‘star syndrome’. Hal itu sangat dirasakan oleh Jasper. Sebenarnya, Estella bukanlah orang yang suka memerintah, dan ia adalah gadis polos yang amat rapuh.
Dendam yang berkecamuk telah menjadi sebuah candu dalam diri Cruella.Ia ketagihan menjatuhkan Baroness, dan mengeluarkan kalimat yang kurang pantas kepada para sahabat-sahabatnya.
Awalnya Sushi berpikir, jangan-jangan muncul villain baru yang menjadi twist kedua dari film ini. Nyatanya, setelah mengalami sebuah peristiwa yang memilukan, ketiganya kembali menjadi sebuah keluarga. Mereka tetap menjalankan aksi terakhirnya untuk meruntuhkan Baroness, namun kali ini dengan cara yang lebih lihai lagi.
“Kamu hanya bisa menaklukan perbuatan play victim, hanya dengan cara yang lihai.”
Lady Cruella, Villain Kedua yang Kami Cintai
Review film Cruella juga tak luput dari adegan terbaik dari Cruella, yaitu saat Estella mulai menampakkan diri sebagai Cruella. Ia tampil dalam balutan gaun merah yang tertutup jubah putih. Begitu sosoknya keluar dari kegelapan, sontak Sushi dan penonton bioskop berdecak kagum dan kata “wow…” ramai terdengar di sekeliling Sushi. Itu menandakan, bahwa Emma Stone berhasil membangun atmosfer untuk pengenalan Cruella sebagai ‘pencuri spotlight’.
Berkat permainan watak Emma Stone dalam film ini, semakin membuka mata kita bahwa aktris cantik 32 tahun itu layak mendapatkan penghargaan dan nominasi untuk peran yang ia mainkan. Emma Stone berhasil menggali sisi lain dari Estella yang amat relate dengan kehidupan kita, sedangkan Emma Thompson mampu membangkitkan sosok Baroness von Hellman yang perfeksionis namun tidak segan melakukan apapun demi kesempurnaan.
Cruella tidaklah jahat, ia hanya berusaha membalas apa yang ia rasa dan saksikan semasa ia kecil. Trauma gadis kecil yang amat terekam dalam ingatannya, akan membekas hingga ia dewasa; kecuali trauma itu sudah terbayarkan.
Melampiaskan dendamnya pada The Baroness, memang tidak dapat membuat Catherine kembali dalam kehidupan Cruella; tetapi trauma psikologis yang sempat menghantuinya hingga dewasa dapat terbayarkan. Cruella paham betul, bahwa Estella akan tumbuh menjadi anak yang baik dan punya tujuan yang baik.
Ia akan tetap tumbuh menjadi orang yang baik dengan kualitas hidup yang berkelas. Sejatinya, Cruella tidak punya tujuan untuk membunuh anjing-anjing Dalmatians milik Baroness; ia hanya terinspirasi oleh motif indahnya. Dengan sentuhan dari Artie, Cruella berhasil menciptakan sesuatu yang modis sekaligus elegan.
Penutup
Setelah membaca review film Cruella produksi Disney ini, jadi makin penasaran kan dengan filmnya?
Walaupun hati kamu lagi pengen banget nonton A Quite Place 2, tapi nggak ada salahnya kok kalau jiwa fashionista kamu dimanjakan juga dengan Disney’s Cruella. Sushi jamin deh, kamu-kamu yang pernah nonton The Devil Wears Prada pasti juga terpuaskan dengan penampilan dari Cruella!
Film Disney’s Cruella sudah tayang di bioskop mulai 26 Mei 2021 di seluruh jaringan bioskop Indonesia, dan akan masuk dalam layanan streaming online Disney Plus jumat ini. So, happy watching guys!
Tetap ikuti update dari sushi.id untuk film-film terbaru yang fresh dan pastinya oke banget untuk kamu nikmati. Sampai bertemu di artikel berikutnya yang akan membahas A Quite Place 2!