Bagi pencinta film bergenre mafia, tentu pernah mendengar film The Godfather. Film yang merepresentasi keturunan Italia-Amerika ini berhasil menyingkirkan stereotip tentang imigran Italia di Amerika.
Tidak hanya masuk dalam daftar 100 film terbaik versi TIME, The Godfather juga mendapat peringkat pertama dari Entertainment Weekly sebagai film terbaik yang pernah dibuat. Majalah sinema Sight & Sound juga menyebut film ini sebagai film terbaik kedua sepanjang masa.
Film yang mengemas kultur orang Italia-Amerika ini digadang sebagai satu dari sedikit film terpaik sepanjang sejarah perfilman Amerika. Pengambilan dan suntingan video yang terbilang sangat apik pada zamannya.
Menurut Santopietro, penulis buku The Godfather Effect, penokohan Michael (Al Pacino) cukup adil. Lantaran penokohan dalam film ini menyajikan kehidupan mafia yang tidak terlepas dari perkembangan manusia tahun 1940-an.
Michael digambarkan sebagai tokoh yang mengenyam pendidikan tinggi hingga di bangku kuliah. Menandakan bahwa imigran Italia di Amerika juga ikut menjadi bagian dari “Dunia Baru”.
Film yang Menyabet Banyak Penghargaan

Film The Godfather merupakan film lawas, besutan hollywood pada 1972, yang tidak lekang oleh waktu. Menontonnya sekarang sama sekali tidak ada ruginya.
Tentu saja karena film The Godfather menyuguhkan adegan-adegan sublim dan mengakar. Yang akan mengantarkan penonton pada sudut perspektif yang berbeda-beda.
The Godfather bercerita tentang keluarga berdarah Italia yang memilih tinggal di Amerika Serikat. Keluarga yang menjadi sebuah organisasi mafia besar dengan beberapa musuhnya—organisasi keluarga lain. Seperti keluarga berdarah Turki hingga Amerika Serikat sendiri.
Kisah kriminal klasik dalam film The Godfather sejatinya adalah potret feodalisme. Laiknya lanskap sebuah keluarga besar untuk bertahan. Dengan disegani, ditakuti dan diperhitungkan dengan beberapa kekayaannya, jaringannya, dan posisinya dalam susunan politik pemerintahan setempat.
Tentu saja tidak hanya di benua Amerika, tetapi di berbagai negara. Realitas sebuah organisasi keluarga menjadi besar, menjadi gembong mafia, menjadi penguasa. Hal ini bisa dilihat di Indonesia yang hingga sekarang masih ada sebutan, keluarga Cendana, keluarga Senayan, dan beberapa sebutan lain.
Pada 1972, The Godfather merupakan film yang menyabet banyak penghargaan. Salah satunya berhasil meraih Oscar di kategori Best Picture, Best Adapted Screenplay, dan Best Actor untuk Marlon Brando. Meski Marlon Brando sendiri menolak Oscar tersebut.
Selain itu, The Godfather juga menjadi film yang mendapat penilaian tertinggi kedua di IMDb. Dengan perolehan rating 9.2/10.
Penghargaan Oscar Best Adapted Screenplay tidak terlepas dari naskah film The Godfather sendiri. Yaitu film yang diadaptasi dari novel terkenal dan Best–Seller karya Mario Puzo, yang terbit pada 1969. Penulis novelnya, Mario Puzo, sekaligus bertindak sebagai penulis naskah film. Sedangkan Francis Ford Coppola yang menjadi sutradara.
Ringkasan Film
Bagi yang belum pernah menonton film The Godfather, perlu diketahui bahwa film tersebut merupakan film trilogy. Cerita dalam film berpusat pada konflik yang mendera keluarga mafia Don Vito Carleone (Marlon Brando). Carleone sendiri merupakan kepala keluarga yang paling berpengaruh. Ia dijuluki The Godfather.
The Godfather menjadi keluarga besar dan disegani karena berhasil menjalankan bisnis gelap. Bisnis di bidang prostitusi, narkoba, perjudian dan beberapa bisnis lainnya.
Tak ayal, setiap hari Carleone menerima tamu secara bergilir. Tamu-tamu yang datang meminta bantuan, tawaran kerja sama, hingga pelayanan jasa dari bisnis yang akan dijalankannya.
Suatu hari, di saat pernikahan anaknya, selain menyambut berbagai tamu, The Godfather kedatangan tamu bernama Sollozo (Al Lettieri). Seorang bandar narkoba dari keluarga Tattaglia yang menawarkan kerja sama. Sayangnya, penawaran kerja sama itu ditolak oleh The Godfather. Dan penolakan itulah yang akan menggiring adegan-adegan menarik selanjutnya.
Tentu karena Sollozo geram dan sakit hati. Maka ia memerintahkan anak buahnya untuk menembak The Godfather. Meski tidak berujung pada kematian, tetapi luka karena tembakan anak buah Sollozo, membuat The Godfather tidak bisa menjalankan kepemimpinan di keluarganya.
Di masa-masa pemulihan The Godfather, di sebuah rumah sakit, sempat ada percobaan dari anak buah Sollozo untuk menuntaskan pembunuhannya. Mereka kecewa karena The Godfather masih selamat.
Dengan menyogok polisi Amerika Serikat, rumah sakit yang biasanya dijaga polisi tiba-tiba sepi. Beruntungnya Michael (Al Pacino), anak bungsu The Godfather sedang berada di rumah sakit dan berhasil mengelabui aksi pembunuhan.
Alpanya kepemimpinan karena The Godfather yang masih dirawat, kepemimpinan keluarga digantikan oleh anak pertamnya, Sonny (James Caan). Di titik ini, bisnis keluarga nyaris bangkrut dan hancur. Hingga ada usulan dari Michael untuk membunuh Sollozo karena ulahnya yang menyebabkan The Godfather dan keluarganya berada di ujung tanduk.
Kematian Sollozo menjadikan Michael sebagai buronan hingga harus melarikan diri untuk sementara waktu ke Italia. Di sinilah titik didih film The Godfather, bahwa kematian Sollozo telah memulai perang antara keluarga Corleone dengan keluarga Tattaglia. Tidak hanya peperangan dua keluarga, akan tetapi peperangan lima keluarga akan segera dimulai.
Di Italia, selama masa pengasingannya, Michael menikah dengan gadis desa bernama Apollonia. Sedangkan di Amerika Serikat, Sonny berurusan dengan dengan Carlo, suami Connie. Seorang suami yang kerap menyiksa istrinya. Sonny yang tidak terima karena Connie, adiknya selalu disiksa, ia bertekad untuk menyelesaikannya.
Nasib sial menimpa Sonny. Ia ditembak tepat di pintu depan rumah Connie oleh segerombolan orang bersenjata. Tidak tertolong. Ia mati di tempat dalam seketika. Kabar kematian kakaknya sampai ke telinga Michael.
Hal tersebut semakin mengeraskan dendam di hatinya. Karena peperangan benar-benar dimulai, maka Michael diminta bersembunyi di tempat lain. Tentu saja tidak ada tempat aman bagi orang yang memiliki banyak musuh.
Ketika hendak pindah dari desa tempat Michael biasa bersembunyi, Appollonia yang sedang menghidupkan mobil untuk suaminya, tewas juga. Rupanya mobil yang hendak membawa Michael itu telah diisi bom. Ledakan yang membuat istri cantiknya mati di depan matanya.
Dendam semakin membara. Dendam pula yang membuat Michael kembali ke Amerika untuk kembali bergabung dengan keluarganya.
Ketika Michael kembali ke Amerika Serikat untuk mengurus keluarganya. Carleone menyadari bahwa musuh kelurganya bukanlah keluarga Tattaglia. Melainkan keluarga Barzini.
Oleh karena itu, ketika Michael diangkat sebagai kepala keluarga yang baru, maka strategi baru juga dirumuskan untuk memulihkan organisasi keluarga mafianya.
Untuk mengurangi rivalitas antar keluarga, keluarga Carleone berencana untuk membangun Casino di Las Vegas sebagai pondasi bsinis yang baru.
Pasca mengumpulkan seluruh keluarga, demi mengurangi permusuhan yang terjadi, Carleone wafat karena serangan jantung. Tepatnya di tahun 1955, ketika ia sedang bermain dengan cucunya, anak dari Michael dengan istrinya Kay Adams.
Di hari pembaptisan keponakannya Michael, anak dari Connie dengan Carlo, anak buah Michael membunuh semua pemimpin kelima keluarga mafia. Pembersihan ini meliputi anak buah kelurganya yang berkhianat seperti Carlo yang terlibat atas pembunuhan Sonny, juga dibersihkan dengan dibunuh.
Film bagian pertama berakhir. Tetapi masih ada film bagian kedua yang tidak kalah mengesankan.
Tokoh-Tokoh Film
- Marlon Brando sebagai Don Vito Corleone
- Al Pacino sebagai Michael Corleone
- James Caan sebagai Sonny Corleone
- Richard S. Castellano sebagai Clemenza
- Robert Duvall sebagai Tom Hagen
- Sterling Hayden sebagai Kapten McCluskey
- John Marley sebagai Jack Woltz
- Richard Conte sebagai Barzini
- Al Lettieri sebagai Sollozzo
- Diane Keaton sebagai Kay Adams
- Abe Vigoda sebagai Tessio
- Talia Shire sebagai Connie
- Gianni Russo sebagai Carlo
- John Cazale sebagai Fredo
- Rudy Bond sebagai Cuneo
Film Mafia Terbaik Sepanjang Masa
Film The Godfather mulanya adalah proyek kecil Paramount Pictures. Dengan bujet yang juga minim, sutradara yang relatif muda, dan parak aktor muda dan seorang aktor kawakan yang saat itu meredup.
Namun nasib sebuah karya tidak ada yang tahu. Kenyataanya, The Godfather menjadi salah satu film terbaik yang pernah diproduksi Paramount Pictures.
Tidak salah bila ada anggapan bahwa film The Godfather menjadi salah satu film mafia terbaik sepanjang masa. Kejelian sang sutradara, Coppola dalam mengarahkan film, seolah tidak ada film lain yang bisa menandinginya.
Karena itulah, karir para pemeran langsung melejit, salah satunya karir Al Pacino. Dan karir Marlon Brando yang sedang redup dapat terselamatkan dengan perannya dalam film sukses tersebut.
Penutup
Akhirnya, film The Godfather merupakan film yang benar-benar menyegarkan ingatan. Menontonnya saat ini justru dapat memotret realitas kehidupan masa lampau. Mafia keluarga tidak hanya di Italia, Amerika, Inggris, tetapi juga ada di Indonesia. Dan kekuasaannya masih terasa sampai saat ini.
Meski tidak se-menegangkan adegan film The Godfather, kekuasaan keluarga tertentu masih ada sampai sekarang, di Indonesia. Di negara kita tercinta.**