Penantian fans film Top Gun 1986 selama tiga puluh enam tahun berakhir sudah. Sekuelnya, Top Gun: Maverick akhirnya bisa dinikmati di layar-layar bioskop.
Film pertama yang disutradarai almarhum Tony Scott memang menjadi salah satu ikon pop culture, dengan poster Tom Cruise di atas motor dan Kelly McGillis mengintip dari balik punggungnya.
Top Gun: Maverick adalah passion project dan film Tom Cruise, yang kembali sebagai aktor sekaligus produser utama. Walau pandemic Covid19 sempat menghambat produksi, tapi kini semua beres.
Sutradara film Joseph Kosinski kini duduk di bangku sutradara. Ia dikenal sebagai sutradara yang pakar dalam hal computer graphics dan computer-generated imagery (CGI).
Sebelumnya, Kosinski telah membuat sekuel dari film Tron 1982 berjudul Tron: Legacy di tahun 2010. Jerry Bruckheimer kembali memproduseri Top Gun: Maverick bersama dengan Tom Cruise.
Top Gun: Maverick adalah pilihan utama hiburan kalian yang memang penggila film, terutama genre action. Kali ini Sushi sudah menyiapkan review film Top Gun: Maverick untuk kamu.
Berikut review film Top Gun: Maverick sebagai persiapan kalian menonton di bioskop untuk mengisi akhir minggu kamu. Baca yuk, gengs!
Sinopsis
Top Gun adalah sebuah sekolah untuk para pilot terbaik di Amerika. Para pilot ini biasanya yang dipilih untuk mengemban misi-misi sulit dan berbahaya dalam menjaga keamanan Amerika Serikat.
Kapten Pete ‘Maverick’ adalah salah satu jebolan terbaik, atau bisa dibilang yang terbaik, dari Top Gun. Sayang, Maverick punya kedisiplinan rendah sehingga ia hanya satu kali naik pangkat saja.
Maverick yang ugal-ugalan tapi diakui sebagai pilot paling mumpuni dan cepat, nyaris dipecat. Untung, sahabatnya yang sudah seorang admiral menyuruhnya menjadi pelatih di Top Gun.
Saat sesi latihan intensif untuk mempersiapkan para pilot dalam sebuah misi berbahaya, Maverick harus melatih anak dari rekan pilotnya dulu, Goose, yang tewas saat bertugas bersama Maverick.
Anak Goose, Bradley atau Rooster, adalah pilot berbakat. Namun, ia masih menyimpan amarah terhadap Maverick, yang ia anggap bertanggung jawab atas kemandekan karirnya di angkatan laut.
Semakin sempit waktu yang mereka miliki, semakin sulit pula sesi latihan yang harus mereka jalani. Misi sulit ini bisa dikatakan sebagai misi bunuh diri. Yang terbaik bisa lolos, itupun harus beruntung.
Awal dan Puncak Karir Tom Cruise
Sejak isu hangat beredar tentang sekuel film Top Gun yang pertama, Tom Cruise memang ngotot untuk menunggu hingga industri perfilman sudah memiliki teknologi yang jauh lebih canggih.
Tom Cruise yang juga produser film Top Gun: Maverick berambisi untuk menggunakan teknologi IMAX, dan menolak semua tawaran platform streaming yang ingin menayangkan film sekuel ini.
Ia berkata bahwa beberapa film memang harus dinikmati di layar lebar dengan segala fasilitas pendukungnya. Sudah menjadi rahasia umum kalau Tom Cruise memang hobi nonton di bioskop.
Menarik saat kita menyadari bahwa Top Gun 1986 adalah titik di mana Tom Cruise mendapatkan popularitas di awal karirnya. Sedangkan sekuelnya Maverick, dianggap sebagai puncak karirnya.
Pujian membanjiri Tom Cruise saat premiere Top Gun: Maverick di festival Cannes, Perancis 2022. Film ini menerima lima menit standing ovation dan Tom Cruise diberi piala Palme D’or.
Aktor yang terkenal dengan senyum satu juta dolarnya itu statusnya memang movie star. Dan kini, Tom Cruise terbukti telah mengukuhkan posisinya sebagai bintang film paling terkenal sedunia.
Unggul Dalam Aspek Teknologi
Rentang tiga dekade lebih antara film pertama Top Gun di tahun 1986 dengan sekuelnya Top Gun: Maverick memang memberikan banyak keuntungan bagi tim produksi film dalam aspek teknologi.
Jika dibandingkan, terdapat perbedaan signifikan antara teknologi pengambilan gambar film pertama dengan sekuelnya. Top Gun: Maverick memang dibuat untuk dinikmati di layar IMAX.
Walau sutradara Top Gun: Maverick, Joseph Kosinski, mengambil gambar adegan pilot dalam pesawat jet betulan, bukan CGI, tapi dukungan kamera IMAX membuat perbedaan besar.
Penempatan kamera IMAX langsung di dalam pesawat jet tempur menjadikan visualisasi Top Gun: Maverick sangat prima dan memberikan pengalaman menonton super megah untuk penonton.
Para aktor di film ini menjalani latihan khusus mengemudikan pesawat jet tempur asli sehingga adegan-adegannya terasa nyata dan alamiah, karena mereka benar-benar terbang dalam jet.
Sinematografi yang berada di dalam film sangat megah dan indah, terutama saat kamera mengambil sudut-sudut luas pesawat di atas awan, atau saat pesawat melewati batas cakrawala.
Nostalgia Memanjakan Fans
Tom Cruise adalah satu-satunya bintang dari film pertama yang kembali sebagai peran utama. Aktor Val Kilmer yang memerankan Tom ‘Iceman’ Kazansky di film pertama, hanya tampil sebentar saja.
Emosi penonton yang sudah menonton film pertama akan diaduk-aduk dalam adegan pertemuan kembali antara saingan-berubah-sahabat Maverick dan Iceman yang sudah menjabat admiral.
Reuni hangat ini terasa tambah emosional akibat kondisi kesehatan Val Kilmer sendiri yang sudah cukup parah. Sorot mata Tom Cruise yang berkaca-kaca terlihat asli dan bukan sekadar akting.
Val Kilmer kini mengidap penyakit kanker tenggorokan yang membuatnya sulit berbicara. Namun, ia tampil dengan maksimal. Adegannya dengan Tom Cruise menggugah rasa haru penonton.
Sederet bintang baru yang turut membintangi Top Gun: Maverick antara lain adalah aktor Miles Teller, Jennifer Connelly, Glen Powell, Lewis Pullman, dan Monica Barbaro.
Chemistry antara Tom Cruise dan cast baru ini langsung kental dan semuanya menyuguhkan performa akting yang prima. Miles Teller juga dengan piawai bisa mengimbangi akting Cruise.
Walau banyak wajah baru, Top Gun: Maverick menyuguhkan berbagai adegan nostalgia yang akan dinikmati fans Top Gun pertama. Musik pembuka dan adegan jet mendarat di kapal induk misalnya.
Scoring musik Top Gun: Maverick tetap dipegang oleh komposer film pertamanya, yaitu Harold Faltermeyer. Namun, ia kali ini dibantu juga oleh Hans Zimmer dan Lady Gaga.
Jaket kulit dan kacamata Rayban Aviator yang dikenakan Maverick tetap sih sama. Adegan Maverick adu balap dengan pesawat jet menggunakan motor Kawasaki tuanya juga tetap ada.
Porsi Drama Menyentuh
Ada tiga lini cerita yang mengisi drama dalam Top Gun: Maverick. Selain interaksi singkat tapi mengharukan antara Maverick dan Iceman, ada dua lini lain yang menarik.
Yang pertama adalah karakter Letnan Bradley “Rooster” Bradshaw, yang diperankan aktor berbakat Miles Teller. Teller dikenal setelah membintangi film Whiplash dengan gemilang.
Ia adalah pilot jet tempur F/A-18E yang terpilih masuk dalam Top Gun dan menjalani misi latihan untuk misi khusus yang berbahaya. Ia juga anak dari sahabat Maverick, Nick “Goose” Bradshaw.
Ini adalah konflik utama yang harus dihadapi Maverick sebagai instruktur Top Gun yang baru. Ia harus membuktikan bahwa dirinya bukan hanya jago terbang, tapi juga bisa menjadi pelatih.
Selain itu, ia harus membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan Rooster, yang selama ini menyalahkan Maverick. Rooster menganggap Maverick menghambat karirnya.
Maverick mencegah Rooster terbang selama empat tahun karena permintaan istri Goose, tapi hal ini tidak diketahui oleh Rooster. Maverick juga masih berusaha mengikhlaskan kepergian Goose.
Yang kedua adalah love interest baru untuk Maverick, Penny Benjamin, yang diperankan aktris pemenang Oscar Jennifer Connelly. Hubungannya dengan Maverick cukup menarik untuk disimak.
Bumbu percintaan ini memberi sentuhan manis dan menghibur, karena esensi dari sekuel Top Gun ini adalah hubungan Maverick dengan Rooster. Rumit, tapi sangat menyentuh.
Interaksi kedua karakter ini cukup mengaduk-aduk emosi bagi penonton baru, sekaligus memberi nostalgia yang mengharukan bagi fans Top Gun lama.
Dogfight Epic di Udara
Banyak orang yang menyarankan agar Top Gun: Maverick ditonton di layar IMAX karena pengambilan gambar dan sinematografinya memang didesain untuk dinikmati di layar IMAX.
Seperti yang sudah diketahui, pengambilan gambar film perang ini menggunakan teknologi terbaru kamera IMAX yang mengambil gambar dengan visi 360 derajat, terutama saat jet sedang mengudara.
Adegan latihan jet tempurnya saja sudah cukup seru untuk membius penonton di kursi. Ditambah lagi saat pertempuran antar jet yang memasuki daerah musuh dan ditembaki misil.
Keleluasaan visual di IMAX membuat adegan yang berputar-putar tidak membuat penonton pusing, tapi seolah sama-sama berada dalam jet dan merasakan keseruan dan ketegangan yang maksimal.
Sejumlah adegan aksi mendebarkan, dogfight jet tempur di langit yang menegangkan, sedikit humor dalam momen-momen yang tepat, mengemas Top Gun: Maverick dengan proporsional.
Penutup
Secara keseluruhan, Top Gun: Maverick adalah sebuah film aksi tentang aksi jet tempur yang seru dan menegangkan, selain memiliki drama yang sangat menyentuh dan mengharukan.
Kamu tidak perlu menonton film pertamanya untuk bisa menikmati sekuelnya ini secara total karena latar belakangnya cukup jelas disampaikan di dalam Top Gun: Maverick.
Namun, tidak ada salahnya jika kamu juga menonton film pertamanya dulu untuk mendapatkan rangkaian kisah dan emosi yang lebih mengena.
Top Gun pertama, yang sudah bisa kamu nikmati di platform streaming HBO Go. Top Gun: Maverick sudah tayang di bioskop-bioskop kesayangan kamu. Selamat menonton ya, gengs!