Satu lagi persembahan dari Sony Pictures sudah beredar untuk menghibur penonton film di tanah air. Film Where the Crawdads Sing menambah daftar film baru yang bisa jadi pilihan. berikut adalah Review Film Where the Crawdads Sing
Film berdurasi 126 menit ini masuk ke dalam genre misteri/thriller dan dibintangi aktris yang sedang naik daun, Daisy Edgar-Jones.
Edgar Jones melesat namanya lewat serial Normal People dan film slasher/horror Fresh. Ia juga meraih nominasi Golden Globe untuk perannya dalam Normal People.
Review film Where the Crawdads Sing cukup unik karena sebagian menganggap film ini bagus dan ada juga yang kurang puas terhadap filmnya.
Film ini berdasarkan kisah yang ditulis Delia Owens dan disutradarai oleh Olivia Newman yang pernah menyutradarai film First Match.
Nah, buat kamu yang sudah membaca novelnya atau menyukai film dengan latar misteri pembunuhan, Where the Crawdads Sing bisa menjadi pilihan.
Seperti apa kira-kira filmnya? Berikut adalah review film Where the Crawdads Sing yang bisa kamu baca dulu.
Sinopsis
Kya Clark hidup sendirian sejak ditinggalkan ibunya, yang lalu disusul oleh saudara-saudaranya. Ayahnya pun akhirnya meninggalkannya seorang diri. Kya yang masih kecil harus bertahan hidup.
Sehari-hari, Kya menjalani hidupnya di dalam kesepian dan kesedihan. Akan tetapi Kya sangat cerdas, sehingga ia mampu hidup mandiri selama bertahun-tahun.
Kya tinggal di rumahnya yang terletak di wilayah rawa-rawa. Ia hanya ditemani burung-burung camar dan ia tumbuh dewasa dalam kesendiriannya.
‘Si Gadis Rawa’ yang sudah dewasa sekarang tumbuh cantik tetap terasing di antara penduduk Barkley Cove. Apalagi waktu seorang laki-laki muda bernama Chase Andrews ditemukan tewas di rawa.
Penduduk setempat mencurigai Kya Clark sebagai pelakunya. Kya diduga memiliki hubungan khusus dengan Chase.
Siapa yang membunuh Chase Andrews? Apakah Kya bertanggung jawab atas semua misteri yang terjadi di Barkley Cove? Misteri apa yang sedang mengancam dari balik rawa?
Adaptasi Buku Laris
Film ini diadaptasi dari buku terlaris yang dirilis pada tahun 2019, karya Delia Owens. Buku ini dipopulerkan lewat klub buku aktris Reese Witherspoon, yang juga berperan sebagai produser film ini.
Delia Owens sendiri, sebelumnya lebih dikenal sebagai penulis memoir. Karya-karya sebelum Where the Crawdads Sing ini adalah Cry of the Kalahari (1984) dan Secrets of the Savanna (2006).
Walau merupakan tugas yang sulit untuk mengadaptasi kisah dari buku ke film, tapi sutradara Olivia Newman dan penulis naskah Lucy Alibar sudah berusaha sebaik-baiknya.
Film ini juga menarik karena soundtrack lagunya dinyanyikan oleh superstar pop/country Taylor Swift. Judul lagu pengisi film ini berjudul Carolina, yang ditulis sendiri oleh Swift.
Latar Kesuraman Masa Lalu
Legenda tentang ‘Gadis Rawa’ yang disematkan kepada Kya memulai kisah pilu tentang seorang gadis yang semasa hidupnya mengalami kepedihan beruntun.
Kya, digambarkan lewat beberapa adegan kilas balik, menerima penganiayaan dan kekerasan yang ia dan keluarganya alami akibat ayahnya yang seorang pemabuk.
Pada akhirnya, Kya ditinggalkan seorang diri dan berhasil beradaptasi dengan kehidupan rawa. Bagian ini sangat kuat digambarkan di film.
Aktris muda Jojo Regina berhasil menghidupkan karakter yang sulit ini dengan baik. Kya dewasa diperankan aktris Daisy Edgar-Jones.
Peralihan ini terasa mulus karena akting Edgar-Jones yang sangat meyakinkan sebagai Kya yang walau secara emosi kurang matang, ternyata sangat cerdas.
Kya punya rasa ingin tahu yang tinggi. Ia mempelajari hampir semua hal secara otodidak dan menjadi seniman yang alamiah.
Di situ lah ia bertemu dengan dua laki-laki muda yang berperan dalam perubahan hidupnya.
Teman masa kecilnya yang baik hati dan menjadi cinta pertamanya, Tate (Taylor John Smith) dan Chase Andrews (Harris Dickinson), laki-laki muda asal kota yang suka merundung dan angkuh.
Jika Tate begitu menyayangi dan melindungi Kya, hingga mengajarinya membaca dan menulis saat Kya hidup seorang diri, Chase justru kebalikannya.
Kya yang hidup tanpa pengalaman cukup dalam hal interaksi sosial, tidak menyadari berbahayanya Chase, dan di situlah awal masalah terjadi.
Plot yang Lamban dan Tersendat
Salah satu hal tersulit dalam membuat sebuah film adalah jika sumber aslinya berasal dari sebuah buku yang cukup laris. Ada ekspektasi besar yang diharapkan bagi para penggemar bukunya.
Tidak semua film yang diadaptasi dari buku menuai sukses. Film Where the Crawdads Sing ini, walau secara keseluruhan cukup setia dengan novelnya, memiliki banyak kekurangan.
Plot yang terasa lamban tidak berhasil memberikan tempo penceritaan yang meningkat secara bertahap hingga ke klimaks cerita.
Walau bagian tentang cara Kya bertahan hidup di rawa terasa menarik, daya tariknya tidak bertahan hingga pertengahan film menjelang akhir. Padahal kasus misterinya semakin dalam.
Banyak dialog-dialog yang terdengar aneh dan canggung, hasil penyesuaian kurang pas dari teks asli di novel dengan interpretasi sang penulis naskah dan sutradaranya di dalam film.
Penceritaan Padat Tanpa Ketegangan
Walau film ini memiliki latar yang cukup kuat dan menarik sebagai kisah thriller, tapi sayang ceritanya justru tidak memiliki ketegangan yang diharapkan.
Pesan yang tersirat di dalam novelnya, tentang trauma masa lalu, kesendirian, dan prejudice masyarakat juga gagal ditampilkan esensinya secara menyeluruh.
Adegan di pengadilan misalnya, tidak lagi menawarkan dinamika tak terduga karena jalannya bisa ditebak, bahkan untuk penonton yang belum membaca bukunya.
Jalinan ceritanya terlalu banyak sehingga konklusinya terasa diselesaikan secara terburu-buru tanpa arti yang mendalam. Perkembangan para karakternya juga terasa sangat tipis.
Padahal dengan adanya plot-twist, sebenarnya film ini bisa lebih menegangkan dan lebih jelas secara berurutan, bukannya dengan adegan-adegan yang terasa melompat-lompat tanpa koneksi.
Walau demikian, akting Daisy Edgar-Jones yang mampu menampilkan sebuah jiwa berlapis patut diacungkan jempol. Ia membuat film ini masih menarik untuk disimak sampai akhir.
Sinematografi yang disajikan oleh Polly Morgan juga menghibur mata penonton dengan area rawa yang indah tapi misterius, beserta makhluk-makhluk yang hidup di dalamnya.
Kesimpulan
Bagi yang menyukai novel aslinya, mungkin akan kecewa dari beberapa aspek adaptasi filmnya. Namun, secara keseluruhan, Where the Crawdads Sing tetap menghibur sebagai tontonan thriller.
Where the Crawdads Sing sudah diputar di seluruh bioskop-bioskop kesayangan kamu.