Review Indiana Jones and the Dial of Destiny –
Akhirnya, film terbaru sekaligus terakhir dari saga sang arkeolog nekat, Professor Henry “Indiana” Jones dirilis juga.
Petualangan terbaru Indy kali ini akan membawa kita ke sebuah artefak kuno ciptaan ahli matematika Archimides. Alat bernama Antikythera atau Dial of Destiny ini menjadi incaran para Nazi.
Seperti biasa, petualangan Indiana Jones pastinya akan sarat mitologi dan pengetahuan sejarah. Perpaduan aksi, humor, dan keseruan kejar-kejaran berpacu waktu antara Indy dan para penjahat, sangat seru.
Film aksi petualangan Indy yang terakhir ini akan disutradarai oleh James Mangold. Ia sukses menyutradarai film Logan, Ford vs Ferrari, dan Walk the Line.
Para penggemar Indiana Jones, yang waktu kemunculannya masih kanak-kanak, tentunya merasakan bagaimana petualangan-petualangan Indiana Jones telah menjadi bagian hidup mereka.
Pastinya, penutup Indiana Jones ini sudah sangat dinantikan oleh para fans. Baik fans lama maupun fans baru, umumnya anak-anak yang diperkenalkan kepada Indy oleh orang tua mereka.
Sushi sudah menyiapkan review Indiana Jones and the Dial of Destiny untuk kalian semua. Siapa yang sudah tidak sabar untuk ke bioskop?
Baca dulu ya review Indiana Jones and the Dial of Destiny dari Sushi kali ini!
Sinopsis
Profesor, petualang, dan arkeolog Indiana Jones, telah memasuki masa tua. Ia menganggap dirinya sudah pensiun dari berbagai petualangan penuh aksi yang dulu sering ia lakoni.
Ia menjalani hari-harinya sebagai dosen. Indy tinggal sendiri, terpisah dari sang istri, Marion, yang berduka karena gugurnya anak mereka dalam perang.
Di dalam hati Indy, hasrat berpetualang penuh kenekatan dan keseruan sudah nyaris tidak pernah menyapanya.
Ketenangan Indy berubah saat ia dimintai tolong oleh anak baptisnya untuk menemukan artefak bernama Dial of Destiny atau Antikythera, yang diciptakan ahli matematika Archimides.
Benda ini dipercaya bisa menemukan celah lorong waktu sehingga bisa mengubah arah sejarah dan masa depan peradaban manusia.
Untuk itu, Indy sekali lagi harus mengenakan topi koboi dan cambuk andalannya.
Kali ini, musuh Indy adalah Jurgen Voller, seorang ilmuwan NASA yang aslinya dulu adalah mantan petinggi Nazi.
Penutup Legenda Empat Dekade
Indiana Jones and the Dial of Destiny adalah film terakhir dari tokoh ciptaan George Lucas ini. Dimulai dari film Raiders of the Lost Ark di tahun 1981, Dial of Destiny adalah film ke lima.
Para penggemar Indiana yang saat itu masih kanak-kanak, ibarat tumbuh dewasa bersama-sama dengan berkembangnya karakter dan usia Indiana, si arkeolog sekaligus petualang handal.
Keberuntungan Indiana yang sering menyelamatkannya dari berbagai situasi sulit, dipadu dengan kecerdikan akal dan pengetahuannya tentang sejarah, menjadi ciri khas sosok Indiana.
Aksi-aksi seru, kadang menegangkan dan kadang juga lucu, membuat Indiana Jones menjadi bagian penting. Karakter kuat dan ikonik dalam budaya pop tahun 80-an sampai 90-an.
Harrison Ford yang tetap karismatik dan fit di usia tua tidak tergantikan untuk memerankan Indiana Jones. Hingga di film ke empat, Kingdom of Crystal Skulls, George Lucas belum berniat berhenti.
Itu lah salah satu alasan mengapa film ini terus dilanjutkan hingga ke tahun 2023 ini, walau Indiana sekarang sudah memasuki usia senja. Fan-based yang kuat masih menunggu babak akhir hidupnya.
George Lucas terlihat ingin memberikan panggung terakhir yang pantas untuk reputasi dan legenda Indiana Jones, yang tetap dibawakan secara prima oleh Harrison Ford.
Kali ini, Lucas memercayakan proyek pamungkas Indiana Jones ini ke sutradara film aksi yang lebih muda tapi tidak kurang pengalaman, James Mangold.
Para Bintang Dial of Destiny
Selain Harrison Ford, si Opa Keren yang tetap prima sebagai Indiana Jones kesayangan para fans setia, muncul juga aktris asal Inggris Phoebe Waller-Bridge sebagai anak baptis Indy, Helena Shaw.
Waller-Bridge sebagai sidekick Indy kali ini cukup pantas bersanding mendampingi Indy dalam berbagai petualangan dan marabahaya.
Sosoknyas sebagai perempuan yang berani, cerdas, dan tangguh bisa mengimbangi keberanian dan kenekatan Indy yang lebih berpengalaman dan lebih bijaksana.
Aktor legendaris John Rhys Davies juga masih muncul sebagai Sallah, rekan setia Indiana Jones di petualangan-petualangan sebelumnya.
Mads Mikkelsen, superstar asal Denmark, akan berperan sebagai Jurgen Voller. Seperti biasa, Mads Mikkelsen bisa diandalkan dan paling piawai memerankan tokoh antagonis dingin dan kejam.
Tampil juga sekejap Antonio Banderas dan aktris di film Indiana Jones lama, Karen Allen sebagai kejutan.
Aktor muda Boyd Holbrook kali ini akan menjadi tangan kanan antagonis Voller, Klaber. Ia akan menjadi bulan-bulanan Indy yang kerap memburunya.
Chemistry Harrison Ford dengan para pemain muda dan interaksinya yang kompleks terasa meyakinkan.
The Dial of Destiny, Tipikal Namun Menyentuh
Film kelima tentang professor bidang Arkeologi ini dipadati intrik dan penuh dengan keseruan petualangan baru, tanpa meninggalkan ciri khas petualangan Indiana Jones.
Dial of Destiny berhasil menghidupkan kembali ‘sihir’ dari tokoh ikonik yang punya penampilan khas topi fedora cokelat dan cambuk yang menjadi senjata andalannya.
Keseruan kisah sudah dimulai sejak awal film, dan diisi penuh hingga ke akhir. Penceritaan yang lumayan padat tidak menyisakan rongga untuk rasa bosan. Mudah ditebak, tapi tetap menarik.
Walau di sini Ford sudah sangat terlihat tua, tapi karismanya tidak luntur dan ia masih Indiana Jones yang selama ini kita kenal. Lebih lamban dan tidak sekuat dulu, ya, tapi tetap cerdas dan tangkas.
Ford tetaplah Indy yang brilian, simpatik, dan keren tanpa berusaha. Harrison Ford dengan mudah kembali masuk ke karakter Indiana tanpa kesulitan, karena peran ini memang untuknya.
Tidak sulit bagi para penonton untuk ingat alasan utama mengapa Indiana Jones sangat ikonik dan mengukuhkan diri sebagai salah satu pahlawan sinema terbesar dalam sejarah perfilman.
Ciri khas kisah-kisah Indiana Jones juga tidak ditinggalkan di film ini. Perpaduan antara sejarah, mitologi dan artefak-artefak kuno penuh misteri masih menjadi dasar utama.
Pencarian Antikythera atau Dial of Destiny membawa Indiana Jones dan anak baptisnya Helena Shaw, ke lokasi-lokasi eksotis di Mediteraia, Mesir, dan Italia.
Beberapa easter eggs, dialog, dan cameo dari kisah-kisah Indiana Jones terdahulu, dipadu kilas balik perjalanan hidup Indy, berhasil memberikan cerita yang menyentuh perasaan hingga film usai.
Indiana Jones, Ikon Petualang Sejati
“Tidak ada orang lain yang akan menjadi Indiana Jones — tidakkah Anda mengerti? Saya Indiana Jones,” Itu adalah kutipan Harrison Ford sendiri tentang karakter yang melekat pada dirinya itu.
Di tahun 2019, pernyataan Harrison Ford tersebut seolah mengukuhkan keinginan segenap fans setia Indiana Jones.
“Saat saya pergi, dia pergi. Mudah.” Harrison Ford kini berusia 80 tahun. Ia sudah siap untuk melempat topi ikonik Indiana Jones miliknya, siap untuk pension.
Berdasarkan fakta ini, fans tidak terkejut saat Ford tetap berkomitmen untuk membintangi film kelima sebagai profesor pemburu harta karun yang menjelajahi dunia.
Tanpa karisma dan keberadaan Harrison Ford, memang bisa dipastikan tidak akan ada film kelima Indi. Tidak bisa terbayang Indi yang bukan Ford, dengan fedora cokelat dan cambuknya tersebut.
Harrison Ford adalah salah satu dari sedikit aktor yang mampu menjadi sagat kuat dalam peran, sekaligus membumi dalam waktu yang sama. Ia berhak mendapatkan panggung terakhir yang megah.
Kesimpulan
Indiana Jones and the Dial of Destiny merupakan sebuah film keluarga yang sangat menghibur, bukan dari segi cerita saja, tapi juga dari faktor nostalgia pengobat rindu penggemar Indiana Jones.
Naskah yang lumayan seru, bisa menjaga kesegaran cerita walau memakai formula lama, dan tetap menjaga perhatian penonton untuk tetap mengikuti ceritanya.
Keseruan dan daya tarik film ini, walau sarat dengan nostalgia, masih bisa dianggap relevan untuk para penonton baru.
Semangat Indiana Jones, yang masih tetap diiringi komposisi musik legendaris tema Indiana Jones karya composer legendaris John Williams, masih tetap berkobar walau kisahnya telah berakhir di sini.
Indiana Jones and the Dial of Destiny menjadi tontonan wajib kamu di bioskop, baik untuk para penonton muda maupun para penggemar Indiana Jones yang sekarang sudah jadi generasi senior.
Untuk Sang Lelaki Bertopi yang legendaris, selamat memasuki masa pensiun, Indy!
Naskah: 7/10
Akting: 8/10
Cinematography: 8/10
Scoring/Music: 9/10