Review Pengabdi Setan 2 Communion

review pengabdi setan communion gambar utama

Di tahun 2022 ini, industri perfilman, terutama bioskop, bisa dibilang bangkit berkat horor. Dunia sinema terasa meriah dengan berseliwerannya beberapa judul horor yang sukses mendulang box office berikut adalah Review Pengabdi Setan 2.

Dimulai dari kesuksesan KKN Desa Penari yang menjadi film nasional terlaris sepanjang masa, dilanjutkan dengan Ivanna dari semesta Danur, dan kini giliran ‘Ibu’ yang kembali menyapa.

Setelah cukup lama mendapatkan kepastian bahwa Pengabdi Setan (2017) akan memiliki sekuel, akhirnya pada tahun ini, seri kedua Pengabdi Setan yang diberi judul Communion, dirilis.

Joko Anwar kembali duduk di kursi sutradara dan penulis naskah. Para pemeran dari film pertamanya seperti Tara Basro, Endy Arfian, Nasar Anuz, dan Bront Palare kembali berperan di film kedua ini.

Ekspektasi dan anitisipasi terhadap Pengabdi Setan 2 Communion tentu sangat tinggi. Hal ini karena film pertamanya sukses besar, bahkan film tersebut juga populer di mancanegara.

Apakah teror ‘Ibu’ di film Pengabdi Setan 2 Communion ini masih sama mematikannya dibandingkan dengan pendahulunya? Atau, bahkan efeknya kali ini malah lebih dahsyat?

Sushi sudah menyiapkan review Pengabdi Setan 2 Communion untuk kamu sebelum menonton. Kita simak dulu yuk, review Pengabdi Setan 2 Communion berikut, gengs!

Sinopsis Pengabdi Setan 2

 

Setelah kematian ibu mereka, hilangnya adik mereka Ian, dan teror para mayat hidup, Rini (Tara Basro), Toni (Endy Arfian), Bondi (Nasar Anuz), dan ayah mereka (Bront Palarae) pindah ke rumah susun.

Berbagai kejadian mengerikan yang menimpa mereka beberapa tahun yang lalu membuat mereka merasa lebih aman tinggal di tempat yang juga ditinggali banyak orang.

Namun ternyata, para tetangga mereka di rumah susun itu tidak semuanya seperti yang mereka kira. Kelakuan aneh dan misterius mereka membuat Rini mulai gelisah dan ketakutan kembali.

Apalagi, diberitakan bahwa Jakarta akan dihantam badai dan lokasi rusun mereka sangat rawan terkena banjir jika hujan deras terjadi terus menerus.

Pada malam sebelum badai dahsyat itu dimulai, terjadi peristiwa mengerikan sangat tragis yang menimpa para penghuni rusun tersebut. Rini dan keluarganya kembali harus menghadapi teror baru.

Apakah teror yang mengikuti mereka hingga ke rusun itu adalah entitas baru? Atau gangguan itu bersumber dari yang sudah pernah mereka hadapi sebelumnya? Apakah ‘ibu’ kembali lagi?

Milestone Baru Perfilman Nasional

Sutradara Joko Anwar mungkin adalah satu dari sedikit insan perfilman Indonesia yang sudah dikenal secara internasional. Film-filmnya digemari para penonton dan kritikus film dari Amerika dan Eropa.

Diawali dari film Pintu Terlarang yang dirilis di banyak negara, Joko Anwar berhasil mengajarkan penonton barat tentang bagaimana Indonesia mendefinisikan ulang genre horor.

Film-film Joko Anwar lainnya, seperti Pengabdi Setan (2017) dan Perempuan Tanah Jahanam (2019) juga sukses dalam skala internasional. Kini, ia kembali membuat gebrakan baru.

Pengabdi Setan 2 Communion menjadi film nasional pertama yang dirilis di teater-teater IMAX. Sebelum ini, belum pernah ada film nasional yang diputar di layar IMAX.

Rilisnya Pengabdi Setan 2 Communion di teater IMAX ini tentunya menjadi tonggak pencapaian baru, bukan hanya bagi Joko Anwar, tapi juga milestone baru perfilman nasional.

Skala Produksi Lebih Besar

Pengabdi Setan 2 Communion dibuka dengan adegan yang mencekam sekaligus memberikan informasi kepada penonton, bahwa kisah dari film pertamanya sudah memiliki sejarah yang jauh lebih tua.

Latar cerita lalu berpindah ke sebuah rusun tunggal yang terletak dekat dengan laut. Bangunan itu tampak sunyi, sendirian di sebuah lahan yang luas.

Bisa dilihat bahwa film kedua ini memiliki nilai dan desain produksi yang berkali lipat lebih besar dan lebih mewah. Tampilan rusun sengaja dibuat sederhana dan kumuh untuk menambah kesan seram.

Karakter pendukung juga lebih banyak jumlahnya dibanding film pertama. Walau pengembangan masing-masing karakternya tidak terlalu besar, tapi jumlah itu menjadi efektif saat teror horornya tiba.

Dari sisi penampakan, Joko Anwar tetap tidak melupakan esensi dari film aslinya, Pengabdi Setan 1980, yaitu parade pocong yang menakutkan. Hanya dandanan dan jenisnya saja dibuat lebih bervariasi.

Ia juga masih menyelipkan adegan khas Pengabdi Setan yang populer, yaitu seseorang yang sedang salat, tapi diganggu oleh setan. Walau formula sama, tapi tetap bikin merinding.

Di sini, Joko Anwar terlihat lebih leluasa bermain-main dengan lebih banyak penampakan, bahkan sempat menyelipkan beberapa humor yang bisa menjadi pencair ketegangan selama beberapa detik.

Superioritas Pengambilan Gambar dan Penceritaan

Sinematografi yang digarap Ical Tanjung berperan besar terhadap pembangunan ketegangan. Porsi pencahayaan dan cara pergerakan kamera juga efektif menjaga kewaspadaan penonton.

Adegan mengerikan yang menjadi awal mula teror yang berlapis dan tanpa henti juga dieksekusi dengan brilian. Dimulai dari pergantian adegan silih berganti di beberapa tempat, ketegangan terus ditumpuk.

Diiringi scoring yang tepat, menghasilkan sebuah ‘tanjakan roller coaster’ yang klimaksnya sudah pasti membuat penonton menahan napas dan mungkin ditutup dengan sumpah serapah.

Penata musik Aghi Narottama, Bemby Gusti, dan Tony Merle mengisi semua adegan dengan musik yang pas walau terdengar minimalis. Pencahayaan temaram dan gelap juga mendukung atmosfer seram.

Selain itu, spesial efek dan make upnya juga patut diberi acungan jempol. Selain horor supernatural, ciri khas Joko Anwar yang menyukai adegan-adegan berdarah membuat ngilu juga ada di beberapa adegan.

Penceritaannya mungkin agak lambat di awal. Karakter baru juga cukup banyak diperkenalkan. Rupanya, hal ini diperlukan untuk menjadi fondasi film ini yang memiliki teror berlapis-lapis.

Kelengkapan Mitologi Yang Belum Terungkap

Film Pengabdi Setan adalah remake dari film klasik berjudul sama, empat puluh dua tahun yang lalu. Akan tetapi, untuk remake dan kelanjutannya, jelas Joko Anwar membuat kisah dan mitologinya sendiri.

Di film pertama, kita tahu bahwa ada sekte pemuja setan yang mengambil Ian, anak dari Bahri dan Mawarni. Dugaan kita waktu itu, ada ritual khusus yang membutuhkan Ian agar berhasil.

Namun, siapa saja anggota sekte, tujuannya, dan ritual apa saja yang mereka lakukan belum diungkap. Di film kedua, diperjelas bahwa sekte ini ternyata sudah ada sejak zaman kemerdekaan.

Sosok iblis yang dipuja sekte ini juga diungkap lebih banyak. Ibu bercadar bak pengantin tapi seram itu juga memiliki nama, dan ritual-ritual mengerikannya diperlihatkan di akhir film.

Film kedua ini memberikan beberapa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah film pertama. Seperti misalnya, pekerjaan Bahri yang sebenarnya dan peran Ian dalam sekte.

Namun, film kedua juga menimbulkan serentetan pertanyaan baru yang belum bisa dijawab. Yang jelas, ancaman iblis ‘ibu’ jauh dari kata selesai.

Rasanya kita boleh berharap bahwa Pengabdi Setan 2 Communion bukanlah penutup dari kisah yang ingin disampaikan Joko Anwar. Karena, memang narasinya belum selesai.

Kesimpulan

Konklusinya, Pengabdi Setan 2 Communion sukses menjalankan tugasnya dan menjadi pilar dari genre horor yang sangat populer karena teror yang dirasakan penonton begitu nyata.

Bukan hanya rasa takut, film ini juga memiliki aspek gore yang pas. Kedua hal ini menjadi dinamika kisah seram yang membuat jantung berdetak kencang dan rasa takut yang diharap mengalir deras.

Buat para fans ‘Ibu’ di Pengabdi Setan sebelumnya, baik yang klasik dan remake, siap-siap terhibur dan ketakutan sambil bersenang-senang. Lebih maksimal jika nanti kalian tonton film ini di layar IMAX ya!

Pengabdi Setan 2 Communion segera tayang 4 Agustus 2022 mendatang di seluruh bioskop kesayangan kamu!

Exit mobile version
Skip to toolbar