Suva de draa sim, mandra de draa lim, bava de draa tamben…
Doa yang sangat menyejukkan bukan? Kamu akan mendengarkan doa ini dari salah satu adegan dalam film Raya and The Last Dragon!
Eits! Kamu sudah nonton belum?
Kalau belum, hati-hati dengan spoilernya ya! Kamu bisa nonton Raya and the Last Dragon di bioskop terdekat di kota kamu, atau di layanan streaming online kesayangan kamu.
Sinopsis
Raya adalah seorang Putri dari Negara Hati, yang ditakdirkan untuk menjaga permata naga yang melindungi Kumandra dari serangan Druun—entitas jahat yang melahap apapun yang ia lewati. Ketika Negara Hati berusaha menjaga perdamaian dengan Negara lain, sebuah konflik membuat Druun bangkit kembali. Mampu kah Raya menyelamatkan Kumandra?
Sebagai salah satu warga dari Negara yang terpilih menjadi salah satu pilihan Disney dalam meriset budaya Asia, tentunya aku ikut bangga bahwa dunia perfilman mulai menengok dataran Asia menjadi sumber inspirasi ceritanya. Dengan hadirnya Raya yang telah sah menjadi salah satu Disney Princess selain Mulan, tentunya kita sadar bahwa belahan dunia ini masih begitu luas.
Lalu apakah jalan yang ditempuh Raya untuk menjadi bagian dari keluarga Disney begitu mudah? Tentu tidak.
Hambatan terbesar dalam menjadi seorang anggota Kerajaan, muncul dari Kumandra sendiri—yang notabene kita tahu, masyarakat Kumandra sangat kritis dan tabu dengan pencapaian juga hal baru. Sebagai contohnya, sosok Naga bernama Sisudatu (yang kita panggil dengan nama ‘Sisu’) sangat menuai ejekan dan kontra dari segi penampilan dan tanduknya.
Namun, apakah kamu tahu bahwa salah satu sumber bentuk tubuh Sisu terinspirasi dari legenda negara Indonesia?
Dari Negara mana saja kah riset yang diambil dalam film Raya and The Last Dragon ini?
Yuk, kita bahas satu persatu!
Sisudatu adalah Dewa Naga Asia
Menurut riset yang aku lakukan, tubuh Sisu dan para saudaranya adalah gabungan bentuk Naga dari Negara Cina, Filipina, Korea, India, dan Indonesia. Pada gambar di atas, bentuk Naga Korea dan Loong hampir serupa, yang membedakannya adalah jumlah cakar pada jadi Naga tersebut; Naga Korea memiliki empat jari kaki, Naga Cina/ Loong memiliki lima cakar. Jadi, bisa kita lihat bahwa cakar Sisu serupa dengan Naga Korea.

Korean Dragon
Tubuh Naga di daerah Asia lebih dominan berbentuk panjang dan tidak memiliki sayap di punggungnya. Untuk warna pemberian nama, warna kulit dan kemampuannya, Sisu mengambil inspirasi dari Filipina dan India, karena Naga di dua Negara tersebut lebih terlihat memiliki habitat di air. Plus, Naga adalah Dewa yang amat mulia dalam kepercayaan India.

Bokunawa, Filipina
Bentuk wajah Sisu yang sempat menjadi kontroversi, menurut risetku, diambil dari legenda Dewi Nagagini dalam budaya Jawa dan Dewi ular Nagini dari hutan Kalimantan—yang juga menjadi inspirasi karakter Maledictus dalam imajinasi J.K Rowling, sang penulis naskah film Fantastic Beast. Sedangkan tanduk Sisu, lebih mirip dengan cula hewan badak dan tanduk Dewi Nagagini, yang dalam desainnya di film laga Tutur Tinular ditutup dengan mahkota.
Legenda Pedang Naga Puspa
Seperti yang terlihat dalam poster karakter Raya, gadis itu memegang sebilah pedang dengan hiasan Naga dan bentuk lenggok layaknya keris dari Jawa. Bentuk pedang yang diwariskan oleh Chief Bnja, tidak lain terinspirasi dari sebuah pedang pusaka tanah Jawa, yang dikenal lewat film laga Tutur Tinular.

Gagang Pedang Naga Puspa
Sejarah singkat, pedang Naga Puspa adalah sebuah pusaka yang ditempa oleh pandai besi bernama Mpu Ranubaya, yang kemudian diwariskan kepada seorang pendekar Cina bernama Loe Shih San lalu di amanatkan kepada Arya Kamandanu saat Loe Shih San tewas terbunuh.
Walaupun pedang milik Raya tidak memiliki kekuatan magis seperti pedang Naga Puspa, namun keduanya sama-sama dipegang oleh pendekar terampil dan digunakan untuk mencapai tujuan yang mulia.
Kumandra Adalah ASEAN
Kumandra adalah perwakilan dari negara yang tergabung dalam ASEAN, seperti: Indonesia, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Singapura.
Tahukah kamu bahwa Kumandra, adalah pecahan beberapa tubuh Naga sesuai dengan bentuk baju adat wilayah mereka?
Bila kamu jeli, tiap karakter mewakili negara asal tempat tim produksi melakukan risetnya:
– Raya dari Heart (hati): mewakili Indonesia dan Malaysia.
– Naamari dari Fang (taring): mewakili Thailand.
– Noi dari Talon (cakar): mewakili Cina dan Jepang.
– Tong dari Spine (tulang): mewakili Mongolia.
– Boun dari Tail (ekor): mewakili India.
Plus, jika kamu amati sekali lagi urutan perjalanan Raya dan kawan-kawannya; peta Kumandra adalah peta Asia yang dibalik dalam posisi cermin.
Filosofi Druun dan Permata Naga
Permata Naga memiliki makna sebagai ikatan kepercayaan, yang mengikat satu dengan yang lain demi menghindari perpecahan. Ketika Naamari mulai mengkhianati Raya, Druun langsung menyerang daerah Heart dan membekukan seisi wilayah. Tentunya bukan tanpa alasan.
Bila di ambil logika, bukankah Druun sudah dimusnahkan lima ratus tahun yang lalu? Mengapa ia langsung menyerang begitu Permata Naga terbelah?
Jawabannya sangat sederhana; karena Druun bukanlah wabah ataupun iblis. Ibarat virus Corona, Druun adalah entitas yang mempersatukan kita semua menjadi Kumandra. Dengan terbelahnya Permata Naga, artinya persatuan bangsa semakin musnah.
Bila kamu perhatikan, saat semua manusia telah membatu; Druun tiba-tiba menyingkir dan menghilang, mengembalikan tatanan alam kembali tanpa manusia yang serakah dan egois.
Salam Lingkaran dan Kepercayaan Buddha
Raya dan seluruh penduduk Kumandra, memeluk kepercayaan yang terinspirasi dari Buddisme dan Hinduisme. Ciri khasnya terletak pada upacara doa yang menggunakan cawan dan taburan bunga, untuk dipersembahkan kepada Naga.
Salam lingkaran adalah gabungan dari Pai (Tionghoa) dan salam Dewi (Indonesia), sedangkan posisi membungkuk sambil bersimpuh diambil dari adat Thailand dalam menghormati yang lebih tinggi. Simbol lingkaran tersebut, memaknai Permata dan para Naga sebagai Dewa pelindung rakyat Kumandra. Juga sebagai salam persatuan, untuk saling menghargai dan menghormati sesama.
Fakta unik lain
– Tuk-tuk: sahabat sekaligus ‘kendaraan’ Raya dalam berpetualang adalah seekor armadillo. Nama ‘tuk-tuk’ sendiri, adalah sebutan untuk kendaraan becak atau bajaj di Thailand.
– Ongis: makhluk mirip monyet yang menjadi teman hidup Noi kecil ini, terinspirasi dari monyet-monyet di Uluwatu dan daerah bernama Sange, Provinsi Bali. Monyet-monyet tersebut terbilang usil dan suka meminta makanan atau mengambil barang wisatawan bila kurang hati-hati.
– Seluruh pengerjaan film Raya and The Last Dragon dilakukan dari rumah masing-masing crew. Awkwafina, yang memerankan Sisu merasa bisa bekerja sangat bebas, “aku bahkan bisa melakukan meeting dan mengisi suara tanpa harus mengenakan celana.” katanya.
– Untuk para korban dari serangan Druun, kebanyakan patung memiliki posisi serupa dengan tangan yang menadah, maknanya adalah “memberi dan menerima”; Apa yang kita lakukan kepada alam, maka alam akan membalasnya dengan kebaikan atau keburukan. Lalu mengapa di persatuan terakhir, hanya Raya yang menadahkan tangan?
Persatuan terakhir adalah mereka yang akan menjadi generasi penerus Kumandra, dan yang akan menyatukannya. Tanpa bersatu, tanpa rasa saling percaya, dan tanpa saling memaafkan; mereka hanyalah satu pribadi, bukan Kumandra.
Kumandra adalah kita, Kumandra adalah Asia.