‘Peperangan’ Antara Dua Kubu

Sebuah papan dipasang di sisi kasir. Begini bunyi tulisannya,
“jika Anda #TimHanJiPyeong, Anda bisa mendapatkan diskon kopi 15% sedangkan jika Anda #TimNamDoSan, Anda bisa menikmati segelas susu gratis.”
Banyak yang menjuluki strategi ini adalah strategi marketing level S3, karena mereka begitu jeli dan cerdas memanfaatkan isu yang sedang hot pada saat itu, saat diputarnya drakor berjudul Start Up.
Penonton serial ini membentuk dua kubu yang masing-masing mendukung Nam Do san (diperankan aktor Nam Joo hyuk) dan Han Ji pyeong (diperankan aktor Kim Seon ho) yang sama-sama memperebutkan karakter Seo Da Mi (diperankan oleh aktris/penyanyi Bae Suzy).
Kedua kubu juga cukup sengit mempertahankan pilihannya masing-masing. Menjadikan keseruan tersendiri melihat berbagai restoran, kafe dan tempat-tempat usaha lain ikut berpartisipasi dalam ‘perang’ ini dengan terang-terangan tim mana yang mereka dukung.
Hal ini tentu saja sekadar bentuk marketing cerdas dari tim mereka memanfaatkan momentum untuk mendapatkan pelanggan. Ini juga menunjukkan seberapa jauhnya pengaruh budaya Korea (dalam hal ini dari sisi serial TV) di negara tetangga.
Akan tetapi, apa sih sebenarnya yang membuat para fans serial ini, sekaligus instansi-instansi yang ikut memanfaatkan momentum, begitu antusias? Fenomena ini lazim disebut dengan second lead syndrome.
Second Lead Syndrome, Apa Itu?

Istilah second lead syndrome ini berasal dari situasi saat seorang karakter pendukung (umumnya terjadi pada karakter pendukung laki-laki) juga memutuskan untuk berusaha memenangkan hati si gadis.
Walau karakter utama (first lead) biasanya sudah memiliki modal yang cukup untuk mendapatkan cinta si gadis, keputusan si second lead untuk masuk ke dalam arena persaingan biasanya akan membangkitkan simpati para penonton.
Hal inilah yang akan memicu terciptanya dua kubu antara penggemar first lead dan second lead. Masing-masing karakter, akan mendapat dukungan kuat dari fans/penonton dan menciptakan suasana seru di luar serial tersebut–karena para fans lah yang biasanya ‘ribut’ mendukung lead masing-masing. Jika di dalam cerita drakor tersebut ada kisah cinta segitiga, bisa dipastikan tidak lama kemudian akan terbentuk tim A vs tim B, antara first dan second lead laki-laki.
Simpati besar yang ditujukan kepada si second lead bisa jadi mengubah jalan karir aktor pemerannya. Ambil saja contoh Kim Seon ho; Ia bukanlah wajah baru di dunia pertelevisian Korea Selatan.
Ia sudah berseliweran di beberapa judul drakor sejak debutnya di tahun 2017 dalam serial Good Manager. Aktingnya pun cukup mumpuni. Peran-peran yang ia ambil sangat beragam, bisa membuktikan jangkauan kemampuan beraktingnya yang luas.
Namun, namanya baru benar-benar melejit tiga tahun kemudian, setelah ia berperan di serial Start Up. Perannya sebagai pengusaha sukses Han Ji pyeong melejitkan namanya menjadi sangat populer hingga ia memenangkan piala Baeksang Arts Awards ke-57 2021 dalam kategori Most Popular Actor. Hal itu sebagian besar disebabkan karena simpati penonton Start Up yang mendukungnya untuk mendapatkan si gadis, Bae Suzy, dari rivalnya.
Para penulis drakor pun biasanya benar-benar piawai dalam menciptakan emosi naik turun di dalam kisah cinta segitiga yang ada. Seringkali, si karakter second lead laki-laki digambarkan malah lebih baik dan lebih sempurna daripada si main leadnya.
Entah itu lebih kaya, lebih perhatian, lebih menggebu-gebu terhadap si gadis dibandingkan si first lead. Beberapa karakter second lead disajikan menjadi pilihan yang jauh lebih logis untuk dipilih si gadis yang sedang diperebutkan. Hal ini tentu membuat bingung, bukan hanya si gadis, tapi juga penonton yang ikut menimbang-nimbang.
Antara Hati dan Logika, Siapa Pemenangnya?

Contoh yang belum lama terjadi adalah kisah yang disajikan drakor Nevertheless. Setelah si gadis lama terombang-ambing di dalam sikap tidak jelas si karakter utama, dimunculkanlah karakter baru, calon second lead syndrome baru.
Memang, karakter utama laki-lakinya begitu tampan dan menawan. Namun, ia kerap membuat si gadis bertanya-tanya, ragu, tidak yakin, dan galau. Tiba-tiba saja, si gadis bertemu dengan teman lamanya dulu di sekolah. Penonton hanya butuh waktu satu menit untuk tahu bahwa teman lamanya ini pasti sudah lama memendam cinta pada si gadis.
Karakter baru ini langsung mendapatkan simpati, karena ia jelas-jelas menunjukkan bahwa ia suka dengan si gadis. Penonton langsung yakin, kalau si second lead ini tidak akan membuat si gadis ragu-ragu akan perasaannya, tidak akan membuatnya bingung, curiga, dan akan selalu memprioritaskan si gadis di atas kepentingannya sendiri.
Apakah si second lead ini tetap akan kalah dari karakter utama, yang walau menawan, misterius dan membuat penasaran, tapi punya track record jelek dalam hubungan asmara? Belum bisa diketahui karena drakornya masih berjalan.
Sayang sekali, 90% dari second lead tidak berhasil keluar sebagai pemenang. Apa daya, Han Ji pyeong yang kaya raya, sabar, baik hati dan lebih dewasa, terpaksa harus gigit jari saat gadis pujaannya tetap memilih si first lead Nam Do san, karena ia hanya seorang ‘second lead’.
Begitu juga dengan para second lead lain yang harus melambaikan bendera putih tanda menyerah. Fans yang lebih dewasa akan sibuk menganalisa keputusan si gadis yang dinilai lebih mengandalkan hati daripada logika.
Mengapa pilihan yang lebih masuk akal tidak diambil?
Bukankah si second lead lebih meyakinkan dalam menawarkan kebahagiaan yang kekal bagi si gadis?
Di sinilah si second lead akan menciptakan ‘kebaperan’ berjamaah para penonton, hingga datangnya serial baru yang lain.
Second Lead Leading Men

Hidup memang penuh dengan pilihan. Tinggal penilaian kita sebagai manusia yang akan menentukan apakah pilihan-pilihan kit aitu akan memberikan kebaikan bagi kita ataupun sebaliknya. Merasa bingung saat harus memilih satu di antara dua pilihan akan berpengaruh besar dalam kehidupan adalah hal yang sangat manusiawi.
Karena itu, mudah bagi penonton drakor untuk merasakan apa yang sedang dihadapi para karakter fiktif yang ada di sebuah cerita. Di satu titik dalam kehidupan manusia, kita akan menghadapi pilihan-pilihan ini, dan salah satunya adalah urusan cinta.
Kisah cinta memang selalu menghibur. Walau apa yang disajikan di dalam serial umumnya sangat klise atau muluk-muluk, tapi hal itu tetap menjadi pilihan hiburan yang menyenangkan. Drakor atau serial lainnya memang bertujuan untuk menyediakan tempat bagi penonton untuk sesaat lari dari kenyataan hidup yang penuh dengan tantangan, untuk beranda-andai dan terbuai romantisme walau hanya dalam khayalan sesaat.
Karena itu, cukup banyak drakor yang memiliki plot cinta segitiga. Bahkan, lama setelah serialnya selesai, fans drakor tersebut masih saja ‘baper’ kalau teringat lagi dengan ceritanya atau saat mereka membahas lagi serial tersebut.
Banyak aktor yang sengaja mengambil peran sebagai karakter pendukung karena mengincar simpati dan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berakting mereka, karena memang karakter pendukung biasanya memiliki tantangan dan kesulitan yang unik. Pilihan menjadi karakter pendukung ini seringkali memang diincar para aktor yang karirnya sedang menanjak, karena bisa jadi ini adalah batu loncatan besar untuk kemajuan karir mereka.
Beberapa karakter pengusung ‘second lead syndrome’ yang juga sangat populer selain Han Ji pyeong di Start Up antara lain adalah karakter Han Seo joon (diperankan aktor Hwang In yeop) di drakor True Beauty, karakter Kim Shin hyuk (diperankan aktor/penyanyi Choi Si won) di drakor She Was Pretty, dan karakter Chilbong (diperankan aktor Yoo Yeon seok) di drakor Reply 1994.
Mereka semua adalah karakter yang simpatik, menarik, dan juga tidak kalah tampan dari rival utama mereka. Akan tetapi, nasib mereka tetap saja tetap nasib seorang second lead. Kalah mendapatkan si gadis. Kekalahan yang seringkali bittersweet, karena walau di dalam serial mereka ‘kalah’, di luar serial karir mereka umumnya malah jadi tambah bersinar.