Review The Pope’s Exorcist

Pertarungan Abadi Manusia dan Iblis

Review the popes exorcist gambar utama

Tema pengusiran iblis atau yang biasa disebut dengan eksorsisme merupakan sumber ide bagi genre film horor. Tidak habis-habisnya tema ini dikupas di dalam film.

Hal ini menarik karena sebagian besar meyakini bahwa iblis adalah manifestasi dari berbagai kejahatan. Eksplorasi kejahatan iblis mungkin sudah bisa dimulai sejak manusia lahir di dunia.

Karena itu, berbagai agama di dunia menjadikan perlawanan terhadap iblis sebagai ujung tombak penegakan agama mereka. Ada banyak “senjata” yang dijadikan agama untuk melawan iblis.

Salah satu yang memiliki sejarah tertua tentang perlawanan terhadap iblis tentunya adalah agama Katolik. Bahkan, di Vatikan sendiri sebagai pusat agama Katolik, ada divisi khusus.

Divisi ini dinamai divisi eksorsisme, yang isinya adalah pastur-pastur terlatih yang mendalami ilmu pengusiran setan yang berhasil merasuki manusia.

Film The Pope’s Exorcist ini menceritakan tentang tokoh nyata pastur Katolik bernama Pastur Gabriele Amorth. Ia adalah kepala divisi eksorsisme di Vatikan.

Review The Pope’s Exorcist kali ini akan membahas film yang menceritakan salah satu kasus yang dihadapi pastur Amorth selama hidupnya.

Simak review The Pope’s Exorcist yang Sushi sudah siapkan untuk kalian sebelum menonton filmnya di bioskop yaa.

 

Sinopsis

Sebuah keluarga dengan dua anak yang belum lama mengalami tragedi mengerikan, pindah ke Spanyol. Mereka mewarisi sebuah biara tua peninggalan ayah mereka.

Sang ibu berniat merenovasi biara tersebut dan hendak dijual agar mereka bisa memiliki simpanan uang. Saat renovasi terjadi, secara tidak sengaja para pekerja membuka sebuah ruang rahasia.

Berbagai kecelakaan terjadi setelah peristiwa itu, sehingga para pekerja melarikan diri. Lalu, anak bungsu keluarga tersebut mulai bertingkah aneh.

Karena tidak mampu menanganinya, sang ibu meminta bantuan kepada seorang pastur kenalannya. Kasus ini dibawa si pastur tersebut kepada pastur Gabriele Amorth.

Gabriele Amorth adalah pastur kawakan dengan metode unik dalam ritual pengusiran iblis. Ia juga sudah menulis banyak buku tentang pengalamannya sebagai sekorang eksorsis.

Amorth sendiri adalah pastur berpengalaman, tapi ia memiliki masa lalu yang kelam juga. Rahasia ini kelak dijadikan iblis yang mengintai untuk melawannya.

Mampukah pastur Gabriele Amorth melawan dan mengenyahkan iblis itu selamanya untuk menyelamatkan si anak?

Dan yang terpenting, mampukah ia keluar dari trauma masa lalunya untuk mengalahkan iblis yang ada dalam dirinya sendiri?

 

Naskah Rapi dan Akting Cermat

Film ini disutradarai oleh Julius Avery dan pemeran pastur Gabriele Amorth diberikan kepada aktor pemenang Oscar, Russel Crowe. Naskahnya ditulis oleh Michael Petroni dan Evan Spiliotopoulos.

Crowe, yang termasuk salah satu aktor terbaik di dunia, berhasil memerankan tokoh nyata Gabriele Amorth dengan pas. Dengan sentuhan khasnya, Amorth di tangan Crowe jadi sangat nyata.

Memerankan kepala divisi eksorsisme milik Vatikan yang punya pengalaman menangani sekitar 100.000 kasus kerasukan, Crowe bisa tampil meyakinkan.

Dengan gerak gerik tubuh dan bahasa yang fasih namun memiliki ciri khas, Crowe menjadi sumber kekuatan naskah yang ditulis secara kuat dan detail.

Naskah yang kuat ini menjadikan penceritaan sepanjang film sangat enak diikuti, walau banyak narasi dan latar belakang yang dibangun di sela-sela adegan horor yang menegangkan.

 

Latar Belakang Sejarah Mengerikan

Diceritakan, iblis yang sedang mengincar keluarga kecil tersebut ternyata memiliki agenda tersendiri. Misi sang iblis telah dimulai sejak lebih dari enam ratus tahun yang lalu.

Sejarahnya bisa ditarik mundur dan melibatkan peristiwa tergelap dan paling mengerikan sepanjang sejarah Kristiani, yaitu Inkuisisi Spanyol.

Seperti yang kita semua ketahui, Inkuisisi Spanyol adalah periode kelam yang mengerikan di mana persekusi sadis dan tidak manusiawi dilakukan atas nama Tuhan.

Di bawah kekuasaan Raja Ferdinand II of Aragon dan Ratu Isabella I of Castile, penyebaran agama Katolik dilakukan dengan pemaksaan, ancaman, penyiksaan, dan pembunuhan.

Bagian dari sejarah manusia ini yang dijadikan latar kisah dari iblis yang dihadapi pastur Gabriele Amorth dalam film ini.

Iblis ini lah yang bertanggung jawab mengendalikan manusia dengan mengatas namakan Tuhan. Ia lah yang membuka jalan hingga terjadinya kengerian dan kejahatan selama Inkuisisi Spanyol.

 

Set Produksi yang Mencekam

Walau tempo film ini terasa agak lambat, hal itu penting sebagai dasar untuk build-up yang cukup tentang latar belakang kasusnya. Begitu juga dengan latar belakang kehidupan Gabriele Amorth.

Eksekusi cerita disajikan dengan latar belakang biara tua dan rumah besar yang angker. Desain produksinya sangat mendukung atmosfer seram dan mencekam.

Yang menarik adalah set produksi ruang bawah tanah yang ada di bawah biara. Sebuah ruangan tua yang bisa menggambarkan teror macam apa yang mereka coba kubur dalam-dalam di masa lalu.

Set perpustakaan di Vatikan patut diperhatikan. Perpustakaan yang menyimpan begitu banyak catatan sejarah, yang konon dirahasiakan untuk umum, menarik untuk dieksplorasi lebih jauh.

 

Tema Eksorsisme Anti Jenuh

Mungkin karena kisah-kisah pertarungan antara manusia dan iblis selalu menarik, tema ini tidak pernah berhenti untuk dieksplorasi.

Hal ini menjadikan sub-genre eksorsisme dalam film horor tidak bosan-bisannya diangkat ke layar lebar.  Ada banyak film horor bersub-genre eksorsisme yang memecahkan rekor box office.

Yang paling terkenal dan masuk kategori klasik tentunya The Exorcist. Selain itu, film-film eksorsisme modern juga banyak yang sukses seperti franchise The Conjuring.

Bahkan, Indonesia sendiri belum lama ini merilis film dengan tema eksorsisme dari sisi agama Islam, yang populer disebut Ruqyah. Film Qodrat juga berhasil memecahkan rekor box office dalam negri.

Satu catatan yang menarik, The Pope’s Exorcist ini adalah film horor murni pertama yang diperankan oleh Russel Crowe. Sebelumnya, ia belum pernah main dalam genre horor seperti ini.

 

Kesimpulan

Walau ada trend kejenuhan dalam genre horor, The Pope’s Exorcist masih bisa membawa dirinya keluar dari kejenuhan tersebut.

Tema pengusiran iblis dari diri manusia bukan hanya memberikan pengalaman yang mengerikan, tapi sekaligus bisa memicu manusia untuk melakukan introspeksi diri.

Iblis digambarkan memiliki sejuta cara untuk menggoda manusia mengingkari Tuhannya. Hanya diri manusia itu sendiri yang bisa mengalahkan manipulasi iblis yang begitu cerdas.

Keimanan dibangun dengan sebuah keyakinan bahwa iblis dan kejahatannya adalah nyata. Karena, seperti yang dikatakan pastur Amorth, jika iblis itu tidak ada, maka apa gunanya gereja?

The Pope’s Exorcist bisa kalian tonton di bioskop-bioskop kesayangan kalian!

The Review

The Pope's Exorcist

4.2 Score

Review Breakdown

  • Technical Aspects
  • Cinematography
  • Acting
Exit mobile version
Skip to toolbar