Di tahun 1973, adaptasi novel karya William Peter Blatty yang berjudul The Exorcist diangkat ke layar lebar. Sutradaranya adalah William Friedkin dan menjadikannya ikon horor sepanjang masa.
Mungkin adegan paling terkenal adalah saat si gadis kecil Regan (Linda Blair) memuntahkan cairan berwarna hijau ke arah Bapa Merrin, yang sedang melakukan ritual eksorsisme terhadapnya.
Para penonton yang tumbuh besar dengan ingatan The Exorcist tentunya tidak bisa dengan mudah melupakan adegan kepala berputar Regan, atau kata-kata kotor yang keluar dari mulutnya.
Beban terbesar yang harus dipikul sutradara David Gordon Green adalah bagaimana membawa kelanjutan kisah ini dengan kualitas yang paling tidak menyamai versi originalnya.
The Exorcist Believer dibintangi antara lain oleh Leslie Odom Jr, Lidya Jewett, Olivia O’Neill, dan Ann Down. Aktris Ellen Burstyn kembali sebagai cameo, memerankan ibu dari Regan, Chris MacNeil.
Fans dari film pertamanya sudah tidak sabar menunggu saat iblis kembali dalam The Exorcist Believer dan apa yang akan ditawarkan kali ini. Tentunya, tribute untuk film aslinya juga dinantikan.
Mau tahu seperti apa suasana mencekam saat iblis kembali dalam The Exorcist Believer kali ini? Kita simak ulasan dari Sushi berikut ini!
Sinopsis
Victor dirundung duka sejak kematian istrinya akibat gempa bumi besar saat mereka mengunjungi Haiti. Istri Victor yang sedang hamil besar tidak terselamatkan, tapi bayi mereka berhasil hidup.
Victor kehilangan keimanannya sejak peristiwa itu, dan kali ini keimanan itu lah ternyata yang ia butuhkan setelah Angela, putri semata wayangnya, menghilang selama tiga hari.
Angela dan temannya Katherine awalnya hanya ingin bermain pemanggilan roh di hutan. Mereka lalu tidak ingat apa yang terjadi, tahu-tahu mereka sudah menghilang selama tiga hari.
Padahal, ingatan mereka, mereka hanya pergi selama beberapa jam saja. Setelah kedua gadis itu ditemukan, mereka mulai menampakkan sikap aneh.
Kondisi fisik dan mental mereka semakin lama semakin memburuk, dan mereka menunjukkan perilaku buas, seolah ada yang mengendalikan mereka dari dalam.
Karena dokter tidak mampu mengobati, orang tua kedua gadis itu mulai mencari solusi lain. Dalam keputus asaan mereka, seorang perawat memberi Victor buku karya Chris MacNeil, ibu dari Regan.
Paling Mendekati The Exorcist 1973
The Exorcist Believer memiliki awal yang menjanjikan. Atmosfer yang dibangun benar-benar gelap dan mencekam.
Aura jahat yang diarahkan ke dua anak kecil tersebut terasa kental, justru di saat anak-anak itu sudah diketemukan kembali dan aman di rumah masing-masing.
Namun, dibandingkan dengan sekuel sebelumnya, Exorcist II: The Heretic dan The Exorcist III, lalu dua film yang merupakan prekuel Exorcist: The Beginning dan Dominion: Prequel to the Exorcist, The Exorcist Believer adalah yang paling mendekati inti dan jiwa dari The Exorcist 1973.
Naskah The Exorcist Believer yang ditulis oleh David Gordon Green bersama Peter Sattler ini adalah yang paling mengarah ke film aslinya.
Sinematografi di The Exorcist Believer cukup memanjakan mata karena atmosfer mencekam yang dibangun bisa memberikan suasana mendukung saat iblis mulai beraksi.
Tapi memang, dari segi keseraman, film The Exorcist Believer masih belum bisa mengalahkan kengerian yang terdapat dalam The Exorcist 1973.
Karakter Kurang Dibangun
Tidak seperti The Exorcist 1973 yang memusatkan cerita ke hubungan ibu dan anak antara Chris dan Regan, The Exorcist Believer memiliki terlalu banyak karakter, tapi tidak ada yang digali lebih dalam.
Karakter Victor yang seharusnya menjadi ‘pemimpin’ di ensamble ini malah terlihat tidak menonjol.
Begitu pula dengan karakter perawat Paula, diperankan Ann Dowd, yang menjadi benang merah antara Victor dengan Chris sebenarnya menarik, tapi sayang tidak dieksplorasi secara maksimal.
Sang pendeta yang datang di akhir seolah tidak bermanfaat karena karakternya hanya sekadar agar sang pembuat film bisa membuat homage terhadap satu adegan ikonik di film originalnya.
Karakter-karakter lain yang sebenarnya berpotensi menjadi menarik bila digali lebih jauh juga akhirnya terlupakan.
Sulit bagi penonton untuk merasakan ikatan terhadap mereka sehingga apa yang terjadi pada mereka juga gagal memicu rasa simpati.
Kembalinya Aktris Ellen Burstyn
Di film originalnya, Chris MacNeil, ibu dari Regan, gadis yang tubuhnya dirasuki iblis Pazuzu dari Assyria, diperankan oleh aktris Ellen Burstyn.
Burstyn yang sekarang sudah berusia 90 tahun masih tampil prima dan bisa membawakan perannya sebagai Chris MacNeil dengan jiwa yang sama.
Tapi, kembali lagi kembalinya karakter Chris malah tidak dimanfaatkan dengan baik. Sebagian besar fans film originalnya bisa dipastikan kecewa karena karakter Chris diperlakukan ‘tidak adil’ di sini.
Walau demikian, kehadiran Burstyn tetap memberikan nuansa nostalgia yang kuat.
Kemunculannya mendukung The Exorcist Believer sehingga masih bisa membawa kesuraman dan kengerian dari film pertamanya.
Babak Akhir yang Anti-Klimaks
Sayang sekali, tempo dan ketegangan yang sudah berhasil dibangun dengan baik sejak awal, justru berantakan di bagian terpenting. Adegan pengusiran iblis yang menjadi klimaks cerita.
Tidak seperti film pertamanya yang terencana dan terasa penuh dengan persiapan, aksi pengusiran iblis di film ini justru dilakukan oleh mereka yang termasuk amatiran dalam ilmu tersebut.
Bahkan, dua pendeta yang hadir dan seorang cenayang yang dari awal digambarkan cukup kuat, ternyata tidak memiliki peran berarti.
Ekspektasi penonton akan adanya perang antara iblis dan kekuatan Tuhan sama sekali tidak terjadi di sini. Malah, kekuatan iblis begitu superior, meneror, menipu, dan pada akhirnya, membunuh.
Sangat disayangkan, bagian yang paling elemental dalam franchise The Exorcist justru adalah bagian yang terlemah di Believer ini. Apakah karena masih ada bagian-bagian yang belum terungkap?
Apakah karena set up sekuel ini direncanakan akan menjadi trilogi, dan ini baru babak pemanasan saja? Kita harus tunggu rencana selanjutnya
Kesimpulan
Banyak yang menganggap The Exorcist Believer adalah sebuah sekuel yang tidak perlu. Bahkan dikritik kualitasnya berada jauh di bawah film aslinya. Namun, Believer tetap memiliki banyak nilai tambah.
Esensi bahwa teror dari Iblis justru adalah hal terkuat yang bisa mengubah seseorang disampaikan dengan baik.
Lihat saja si skeptis seperti Chris, atau yang kehilangan keimanannya seperti Victor. Pada akhirnya, mereka menemukan kembali iman mereka setelah bertarung melindungi anak-anak mereka dari cengkeraman iblis.
Film ini tetap memiliki momen-momen menyeramkan dan menegangkan. Permainan cahaya lampu atau kemunculan seseorang dari sudut-sudut gelap di waktu yang tepat, merupakan faktor kuat untuk menakut-nakuti.
Semuanya efektif memberikan unsur-unsur mencekam dan kemunculan iblisnya yang minim justru memperkuat atmosfer kengerian dengan lebih kuat.
Intinya, bagi penggemar franchise The Exorcist, The Exorcist Believer tetap layak ditonton. Film ini bakal memberikan hiburan menyeramkan yang akan membuat kalian senang.
Naskah: 7/10
Penyutradaraan: 7/10
Akting: 7/10
Sinematografi: 8/10
Efek/Make-Up: 8/10