Spoiler Falcon and Winter Soldier: Siapakah ‘Power Broker’ Sebenarnya?

Sekitar satu bulan lagi, serial dari MCU akan membawa kita kembali ke dalam genre magis dalam serial Loki, yang mana sebuah realitas baru terbentuk akibat ulah Loki saat membawa lari tesseract di Avengers: Endgame.

Tanpa terasa, enam episode dari serial The Falcon and The Winter Soldier sudah menemani kita setiap jumat sore. Minggu ini, petualangan Sam Wilson dan Bucky Barnes telah resmi berakhir, mari kita ucapkan selamat kepada Sam Wilson yang secara sah menyandang gelar sebagai Captain America yang baru.

Dalam episode penutup ini, kita semua akhirnya dapat melihat isi dari koper canggih yang diberikan oleh Wakanda.

Yap! Kostum baru untuk Sam Wilson sebagai hadiah untuknya, yang cukup canggih ketika digunakan dalam pergulatan melawan George Batrock (sekali lagi) dan ketika menggagalkan usaha para Flag Smashers menculik dewan-dewan pemerintahan.

Misi dan aksi yang dilakukan keduanya pastinya tidak mudah, dan nyatanya tetap melahirkan korban yang seharusnya bisa diselamatkan.

Namun, tentunya ada beberapa clue, makna tersembunyi, dan juga PR besar untuk MCU kedepannya dalam mengembangkan kisah para superhero ini. So, langsung saja kita bedah episode lima dan enam sekaligus dalam artikel ini!

Spoiler Falcon and Winter Soldier

Jiwa Seorang Psikopat

Adegan pembuka di episode lima, diawali dengan John Walker yang berusaha bersembunyi dari publik, setelah ia membunuh salah satu anggota Flag Smashers. Tak ketinggalan, Sam dan Bucky pun ikut mengejarnya; bukan untuk menyerang John, namun sekadar menyadarkannya dan meminta kembalinya perisai itu secara baik-baik.

John yang sudah berada dalam kubangan efek samping dari serum super soldier, tentunya tidak mungkin mengindahkan perkataan Sam. Pola pikir yang tertanam di benak John adalah ‘selama ini Sam hanya mengincar perisai itu’, dan berusaha menggugurkannya dari jabatan Captain America.

Setelah bertarung cukup alot dan dibantu oleh Bucky, tangan John Walker pun terpaksa menjadi korban. Perisai itu akhirnya kembali ke tangan Sam. Ia memegangnya dan menatap lumuran darah pada perisai itu; hal yang seharusnya tidak perlu, dan malah menodai warisan dari seorang Steve Rogers.

Keadilan dan kecaman sosial dengan terpaksa harus John Walker jalani, bahkan pemerintah pun mencabut jabatannya dalam ranah kemiliteran.

Hal ini tentunya menjadi pukulan yang teramat hebat untuk John; ia sudah kehilangan Lemar sahabatnya dalam misi, tidak ada Avengers yang mendukungnya sebagai junior, menerima kecaman sosial, keloyalannya pada pemerintah sama sekali tidak mendapatkan timbal balik positif, seluruh aset dan tunjangan dari jabatannya pun dicabut. Bila saja kekasihnya tidak ada di sampingnya saat itu, mungkin jiwa psikopatnya pun makin menjadi.

Ditempa, Bukan Hanya Diberikan

Walaupun perisai itu sudah kembali ke tangan Sam, namun kisah ini tentu tidak berhenti sampai di sini. Bucky berkunjung ke rumah Sam dan Sarah, turut membantu mereka mengurus kapal Sam.

Dari adegan ini, nampak jelas bahwa Bucky sudah sembuh dari sisi Winter Soldier-nya. Bucky bisa tersenyum lega dan mulai bangkit, serta mulai belajar untuk semakin bersosialisasi dengan penduduk sekitar.

Kehadiran Bucky tentunya bukan tanpa alasan, ia merasa masih harus menempa Sam dan membangkitkan rasa percaya dirinya yang sempat sirna.

Setelah bertemu dengan Isaiah Bradley, Sam pun ragu kembali dengan keputusannya untuk memperjuangkan perisai itu. Bagi Isaiah, memperjuangkan hak kaum minoritas hanyalah akan berakhir sia-sia. Sama seperti status Veteran Isaiah Bradley yang tidak pernah diakui oleh pemerintah.

Namun Sam Wilson bukanlah orang yang mudah menyerah. Dengan keyakinan penuh, ia yakin mampu memutar balikkan kondisi yang dialami oleh Bucky, Sharon Carter, Isaiah Bradley, bahkan juga untuk Karli Morgenthau sendiri. Dengan bimbingan dari Bucky dan latihan kerasnya, akhirnya Sam berhasil mengendalikan perisai itu dan ia sudah siap memperjuangkan semuanya.

Salah satu adegan yang membuat kita berkaca-kaca adalah, adegan dimana akhirnya Isaiah Bradley mendapatkan monumen sebagai Veteran, sebagai tanda jasa perjuangannya yang layak dikenang.

Kembalinya Sebuah Kehormatan

Sergeant James Buchanan Barnes, bukanlah sekadar nama biasa yang diperankan Sebastian Stan sebagai Bucky Barnes.

Faktanya, nama itu adalah nama lengkap sosok seorang Veteran Perang Dunia II yang sebenarnya dan menjadi inspirasi terciptanya karakter “Bucky” oleh mendiang Stan Lee. Sebastian tentunya merasa bangga dapat menyandang peran ini dan membawakannya dengan baik selama sepuluh tahun belakangan.

The Winter Soldier sudah tidak mengungkung Bucky dalam naungannya, dan kini ia benar-benar berjalan kembali menjadi sosok lamanya dulu yang turut mendampingi Steve Rogers, sahabatnya. Sapaan “Sergeant Barnes” oleh seorang petugas keamanan di gedung pemerintahan, membuat kami para penonton tentunya takjub.

Bucky yang sempat dibenci, mulai diterima kembali. Winter Soldier yang sempat memberikan teror, kini sudah sembuh menjadi seorang prajurit yang siap melindungi negaranya kembali. Bahkan, yang paling mengharukan adalah saat ia meminta maaf melakukan pengakuan dosa kepada Yori, karena telah membunuh anaknya.

Adegan itu terasa begitu intim, mengingat Bucky dan Yori amatlah dekat, juga saling berbagi perhatian di awal episode serial ini. Saat Bucky menatap Leah dari jendela, rasa pilu juga ikut melingkupi relung hati. Terkadang, tidak semua hal membutuhkan penjelasan, namun alangkah baiknya kita tetap menyampaikan kebenaran itu.

Dengan berakhirnya serial ini, menandakan bahwa misi Bucky dalam menempa seorang Captain America yang baru telah tuntas. Ia sudah menjalankan mandat Steve, sahabatnya, dengan baik. Kini ia pun sudah tenang, perisai itu memang berada pada sosok yang layak dan tangan yang tepat. Bucky pun juga menemukan keluarga barunya bersama Sam dan Sarah.

Kamu Masih Bisa Hidup Layak, Karli

Ketika Karli mulai bertemu dengan Batrock dan merapatkan barisan dengan Flag Smashers lain, jujur saja aku cukup merinding. Dia hanya ingin mengembalikan tatanan kehidupan seperti sedia kala, namun jalan yang ia ambil jelas sudah seperti remaja yang salah menimba ilmu pada guru yang kurang tepat.

Banyak komentar netizen tentang sikap Sam yang mengandalkan ‘bacot no jutsu’ seperti yang mereka katakan. Menurutku, mendekati seseorang yang keras hati, memang lebih baik menggunakan cara yang lembut.

Terlihat dari Sam yang sama sekali tidak melawan saat Karli menyerangnya bertubi-tubi, sebenarnya hampir membuat Karli luluh dan sadar. Cara ini cukup manjur dan akan berhasil jika saja Sharon tidak menembak Karli begitu cepat. Karli masih punya kesempatan hidup, dan bila mau, ia pun bisa mendapatkan kehidupan yang layak—seperti Bucky.

Karli sudah tiada, dan sisa anggota Flag Smashers pun sudah dimusnahkan oleh tangan kanan Zemo. Kini Zemo bisa tenang berada di penjara Raft, satu lagi tujuannya telah tercapai. Namun apakah itu akhir dari nasib para villain ini? Tentu tidak. Anggota Flag Smashers tersebar di mana-mana, sesuai dengan perkataan Karli; “dengan ataupun tanpaku, persatuan ini akan tetap berjalan. Meskipun aku harus mati”.

Kehormatan untuk John dan Makna Sebuah Pengampunan

Kembalinya John dalam episode ini, awalnya membuatku bertanya-tanya, ‘pada siapa kah John melampiaskan amarah dan dendamnya?’

Nyatanya, teriakan “MORGENTHAU…!!!” membuat suasana menjadi riuh kembali di tengah pertarungan antara Sam, Bucky dan Flag Smashers. John berada di sisi yang tepat. Walaupun John sempat kualahan diserang oleh geng Karli, namun semangatnya mulai bangkit di kala ia menatap lencananya yang ia pasang pada perisainya.

Semua orang menertawakan John atas usahanya dalam membuat replika perisai tersebut. Bagi kami yang melihat sisi lain seorang John Walker, ia sedang berusaha melawan dirinya sendiri dari jeratan efek serum dan juga ingin membalaskan dendam Lemar, juga mengembalikan kehormatannya.

Begitu nampak perisai itu jatuh dalam kondisi penyok dan John membantu menyelamatkan mobil dewan pemerintahan (yang sudah membuangnya), rasa hormat dan gelengan kepala kagum tak terbendung lagi atas sikap John yang heroik.

Pun begitu ketika ia tuntas membantu Bucky dan Sam menangkap sisa Flag Smashers, di sini sangat jelas bahwa John sudah sepenuhnya sadar dan ketiganya paham akan arti sebuah rekan. John dan Sam saling menyapa dalam anggukan kepala, keduanya saling menghargai posisi dan peran masing-masing. Tidak ada yang bersalah, tidak ada perseteruan—semua hanyalah karena kesalahpahaman dan kondisi yang tidak pada tempatnya.

Akhir dari episode ini, mengajarkan kita semua tentang makna sebuah pengampunan. Bahwa tidak ada yang benar-benar jahat, tidak ada yang benar-benar ingin menguasai dunia, tidak ada yang saling singgung hanya demi sebuah jabatan. John Walker hanya kebetulan terpilih, Karli Morgenthau hanyalah salah jalan dalam ideologinya, Bucky hanya sedang dimanfaatkan oleh oknum yang salah dan kebetulan mencuci otaknya.

Sharon pun juga sebenarnya tidak berniat menjadi seorang Power Broker, bila saja pemerintah tidak mencabut jabatannya. Ia juga adalah korban, yang akhirnya terpaksa bertahan hidup dalam kerasnya realita—dan Madripoor ‘menempa’ dia untuk menjadi lebih kuat dan mandiri tanpa campur tangan pemerintah.

Dengan kembalinya ia menjadi anggota pemerintahan dan menghubungi rekannya di Madripoor, apakah kini ia menjadi salah satu villain pula? Belum tentu. Namun jelas, sosoknya akan menjadi PR besar bagi MCU dan memperkenalkan kisah, serta anggota baru dalam saga besar ini. Sampai bertemu kembali dalam serial Loki yang akan di rilis dua bulan ke depan ya!

“One World, One People.”

~Karli Morgenthau

Exit mobile version
Skip to toolbar