The Nun II yang Lebih Seram

Iblis Berwujud Biarawati Paling Fenomenal

The Nun 2 Lebih seram gambar utama

The Nun II yang Lebih Seram –

Semesta The Conjuring ciptaan James Wan masih menghasilkan banyak kisah-kisah seram yang selalu dinanti para fans horor di dunia.

Setelah diperkenalkan di The Conjuring 2, sosok iblis berwujud biarawati menyeramkan, Valak, telah menghasilkan mesin uangnya sendiri.

Film pertamanya, The Nun, meraih angka fantastis US$ 365 juta dari bujet US$ 22 juta dolar saja. Karena itu, sekuel keduanya langsung dipersiapkan.

Formula sederhana yang tetap dipertahankan sutradara Michael Chaves dari tangan sutradara film pertama, Corin Hardy, terbukti efektif.

Sosok The Nun yang tidak banyak efek justru secara maksimal memberikan efek menyeramkan yang disukai penonton.

Salah satu pemilihan bentuk biarawati sebagai wujud iblis ini memang dipilih khusus oleh James Wan. Ia mengganti wujud Valak dari monster ke wujud biarawati biasa.

Hal itu karena Lorraine Warren, tokoh nyata pengusir setan yang menjadi dasar kisah The Conjuring memiliki hubungan yang cukup akrab dengan para biarawati di biara dulu.

The Nun pertama menceritakan kisah pertama teror Valak dimulai di sebuah biara Rumania bernama Saint Carta. Kelanjutan kisah dari Saint Carta dilanjutkan di film kedua yang masih berhubungan.

The Nun II yang lebih seram dari film pertamanya ini membawa cerita ke arah yang berbeda walau legendanya masih sama. Mari simak ulasan The Nun II yang lebih seram di artikel berikut.

 

Sinopsis

Setelah peristiwa mengerikan yang menimpa para biarawati di biara Saint Carta di Rumania empat tahun sebelumnya, kali ini di tahun 1956, teror kembali dimulai.

Seorang pastur di sebuah gereja di Perancis secara misterius terbakar hingga tewas. Sementara itu, Vatikan rupanya sudah menandai sejumlah insiden serupa yang dimulai dari Rumania.

Satu-satunya saksi yang terlibat langsung dalam peristiwa Saint Carta adalah Suster Irene. Ia dan Pastur Burke lah yang mengalahkan iblis Valak pada saat itu.

Karena Burke meninggal akibat kolera, tinggal Irene lah yang bisa meneruskan perang Vatikan dengan iblis ini dan mengirimnya kembali ke neraka.

Bagaimana Valak bisa kabur? Ia masuk ke tubuh Maurice, lelaki di Rumania yang saat itu membantu Irene dan Burke melawan Valak. Maurice sekarang bekerja di sebuah asrama di Perancis.

Apa sebenarnya yang sedang dicari iblis tersebut? Apakah ada sebuah kekuatan supernatural yang diincarnya? Apakah kekuatan itu juga berhubungan dengan Irene?

 

Latar Yang Sempurna

Era tahun liman puluhan dan lansekap kota tua Eropa adalah latar yang tepat untuk membangun atmosfer horor yang kental.

Langit kelabu, malam yang hening, dan gema kosong gedung-gedung tua adalah tempat yang sempurna dijadikan persembunyian iblis. Di film kedua ini, latarnya diperbesar.

Jika dulu setting hanya di seputar biara tua Rumania, di film keduanya kita dibawa menyusuri gereja tua, lorong-lorong gelap dengan arsitektur Eropa kuno dan gedung asrama tua yang menyeramkan.

Sinematografer Tristan Nyby cukup brilian mengambil suasana yang suram dan gelap sebagai pendukung utama mengorkestrasi berbagai kengerian yang terjadi sesudahnya.

Film ini memiliki latar yang tepat untuk menciptakan atmosfer dan suasana angker yang sukses membuat bulu kuduk berdiri.

 

Akting yang Prima Para Cast

Taissa Farmiga kembali lagi dalam perannya sebagai Suster Irene. Ia adalah adik kandung dari aktris Vera Farmiga, pemeran Lorraine Warren di trilogi The Conjuring juga.

Akting Taissa yang sangat kuat menjadikan tulang punggung kuat horor ini. Ia juga dibantu dengan penampilan aktris Storm Reid, dan aktor Jonas Bloquet juga kembali memerankan Maurice.

Penampilan akting yang kuat para cast, baik yang kembali dari film pertama dan yang baru muncul di film kedua mendukung berjalannya cerita dengan baik.

Penampilan beberapa aktris cilik yang sangat baik juga membantu membangun emosi dan jiwa ceritanya, sekaligus memberi konflik baru.

 

Mitologi Iblis dan Orang Suci

Valak adalah iblis yang kuat, tapi bukan tanpa kelemahan. Di film pertama, ia kalah setelah diserang dengan darah suci Yesus Kristus.

Di film kedua, Suster Irene harus mencari relikui milik orang suci kuno lain yang sama-sama punya kekuatan untuk mengalahkan Valak.

Relikui ini juga ingin dikuasai Valak karena ia ingin mendapatkan kekuatannya kembali. Sebagai malaikat yang dibuang dari surga, ia ingin memperoleh posisinya itu dengan relikui ini.

Latar cerita yang diberikan di film kedua ini juga cukup menarik. Bahkan, ada sedikit sejarah tentang siapa Suster Irene dan masa lalunya.

Lini waktu setelah perang dunia kedua yang masih menyisakan banyak kehancuran, luka, dan duka juga membuat film ini terasa gelap.

 

Teror yang Lebih Intense

Kekurangan The Nun film pertama adalah terlalu banyaknya variasi iblis yang muncul. Hal ini memberi perasaan anti-klimaks setelah empat-lima kali para iblis muncul.

Hal itu kelihatan diperbaiki di The Nun II. Adegan demi adegannya membangun rasa takut dan ketegangan, tapi penampakannya tidak diumbar berlebihan.

Horor rasa gothic memang paling terasa menakutkan, terutama jika tidak dalam bentuk monster yang aneh-aneh, tapi sesuatu yang biasanya mewakili hal-hal suci dan religius.

The Nun II juga memilih menakuti penonton dengan penampakan yang lebih organik, dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan efek yang sederhana saja.

Terbukti, efek yang dihasilkan malah terasa jauh lebih mengerikan karena make-up dan practical effect daripada rangkaian gambar-gambar hasil CGI.

 

Pergeseran Fokus Mengurangi Esensi Valak

Peralihan cerita yang memusatkan ke misi pencarian relikui Suster Irene daripada memusatkan perhatian ke kehadiran iblis biarawati malah memperumit misi yang sebenarnya sederhana.

Intensitas teror yang ditunggu-tunggu penonton yang sumbernya dari Valak hanya ditunjukkan di awal, dan semakin bergulirnya cerita, yang diceritakan lebih banyak mitologi yang terlalu singkat.

Hal ini terasa mengurangi inti utama mengapa Valak bisa begitu populer dalam hal menakuti penonton. Mungkin hal ini harus diperhatikan jika instalment ini masih akan berlanjut.

Karena, tidak ada yang lebih diinginkan fans horor dari adegan-adegan di mana sang iblis biarawati Valak, menyelinap keluar masuk dari bayang-bayang untuk menyiksa korbannya secara psikologis.

 

Naskah: 7/10

Akting: 8/10

Sinematografi: 8/10

Special Effect: 8/10

 

 

 

Exit mobile version
Skip to toolbar