6 Hal Baru The Little Mermaid Live Action –
The Little Mermaid adalah kisah klasik karya penulis asal Denmark, Hans Christian Andersen. Kisah ini adalah salah satu kisah terpopuler dan paling dicintai anak-anak hingga dewasa sedunia.
Walau kisah aslinya sangat kelam dan berakhir tragis, di tahun 1989, Walt Disney Pictures mengadaptasinya menjadi film animasi produksi Disney yang lebih ‘ramah’ untuk anak.
Versi animasi Disney memiliki akhir cerita yang bahagia. The Little Mermaid 1989 ini adalah film pembuka era Renaissance Disney, yang sempat lama vakum memproduksi film panjang animasi.
Tentunya beban yang berat harus dipikul oleh para pembuat film adaptasi live action The Little Mermaid yang baru. Selain tuntutan zaman, perkembangan teknologi juga berpengaruh besar.
Apa saja 6 hal baru The Little Mermaid live action yang barus saja dirilis minggu ini? Bagaimana jika disandingkan dengan film animasi originalnya?
Kita simak ulasannya di artikel berikut ya, gengs! Ini dia 6 hal baru The Little Mermaid live action 2023.
Sutradara dan Cast Baru
Untuk adaptasi live action The Little Mermaid di tahun 2023 ini, sutradara Rob Marshall diberikan kepercayaan untuk menggarapnya. Ia adalah sutradara dengan nominasi piala Oscar untuk Chicago.
Rob Marshall sendiri sudah beberapa kali menggarap proyek-proyek produksi Walt Disney Pictures. Ia piawai menggarap film musikal.
Selain Chicago, ia juga menyutradarai musikal Disney Into the Woods dan Mary Poppins Returns, dan musikal Nine yang dibintangi aktor peraih tiga Oscar Daniel Day Lewis.
Rob Marshall sendiri juga pernah menyutradarai Pirates of the Carribean On Stranger Tides dan Memoirs of A Geisha.
Dengan portfolio yang gemilang ini, rasanya pilihan untuk menyutradarai The Little Mermaid live action sudah tepat. Rob Marshall aka mengarahkan sejumlah aktor dan aktris baru dalam film ini.
Pemeran utama Ariel sebagai putri duyung jatuh ke aktris bersuara emas Halle Bailey dan pangeran Eric diperankan aktor Jonah Hauer-King.
Selain itu, pemeran pendukung lainnya adalah Daveed Diggs, Awkwafina, Jacob Tremblay, Art Malik dan Javier Bardem sebagai Raja Triton dan Melissa McCarthy sebagai Ursula, Penyihir Laut.
Latar Cerita Lebih Banyak dan Panjang
Walau inti cerita kurang lebih sama dengan versi animasi klasik 1989, The Little Mermaid versi live action ini memiliki cerita sekitar satu jam lebih lama.
Beberapa latar belakang ditambahkan agar penyesuaian cast yang diubah bisa diterima lebih baik. Triton adalah raja Atlantica, penguasa tujuh samudera. Ia memiliki anak-anak di tujuh samudera.
Anak-anak Triton adalah putri-putri duyung dengan multiras, dan Ariel berasal dari laut Karibia. Ibu Ariel dibunuh manusia, yang menyebabkan Triton dendam terhadap kaum manusia.
Ratu Selina adalah ibu angkat Eric. Ia sama-sama punya pandangan yang buruk tentang bangsa duyung. Adik Triton, Ursula, memanfaatkan situasi ini untuk mencapai ambisinya sendiri.
Peran Sir Grimsby, perdana menteri kerajaan yang di animasi sangat kecil, diperbesar di versi live actionnya. Ia adalah karakter simpatik yang berlaku seperti ayah bagi Eric.
Pesan Cerita Lebih Modern
Jika kisah cinta para putri dengan pangerannya mengikuti pakem film-film Disney klasik zaman dulu, hal itu pasti banyak diprotes generasi baru masa kini.
Hal ini menjadi penguat ditambahnya latar belakang Ariel dan Eric. Hubungan mereka bukan tercipta hanya karena cinta pada pandangan pertama, tapi ada hal-hal yang lebih dalam.
Ariel versi ini digambarkan lebih tertarik memperluas wawasan dan memenuhi jiwa petualangnya, yang penasaran seperti apa kehidupan di daratan. Ia tidak semata-mata mengejar Eric.
Eric pun di sini diceritakan adalah anak angkat dari ratu Selina. Ia tertarik dengan ilmu pengetahuan dan suka mengoleksi berbagai obyek menarik.
Ia diberikan latar sebagai pemuda yang cerdas, ingin tahu, dan ingin berpetualang untuk memastikan kerajaan yang akan diwarisinya tidak tertinggal oleh peradaban-peradaban dunia yang lain.
Sehingga, rasa suka dan cinta antara Ariel dan Eric terjalin karena banyak kesamaan antara mereka. Keduanya sama-sama merasa terkekang dengan aturan dan kedisiplinan orang tua.
Keduanya juga punya hobi dan minat yang sama. Kisah cinta mereka di sini terkesan hanya sebagai nilai tambah dari tekad dan kemauan mereka dalam rangka mencari jati diri masing-masing.
Perubahan Kontroversial
Kejutan terjadi waktu Disney mengumumkan bahwa aktris berkulit hitam Halle Bailey telah dicast untuk menjadi Ariel. Hal ini langsung menimbulkan pro dan kontra seru.
Sebagian orang merasa hal ini tidak sesuai dengan citra dan memori penonton yang begitu mencintai versi original animasinya. Karena di animasi, Ariel digambarkan berkulit putih.
Di lain pihak, adanya gerakan WOKE di Amerika Serikat memicu tren untuk memasukkan person of color di produksi-produksi film dan serial mereka, begitu juga kaum minoritas agar lebih terwakili.
Di satu sisi, anak-anak keturunan Afrika-Amerika tentunya bahagia karena mereka sekarang punya putri Disney yang serupa dengan mereka. Akibat ini memberikan dampak positif.
Selain itu, latar belakang cerita juga membuat perubahan ini masih masuk akal. Apalagi, Halle Bailey memiliki suara yang sangat pas dan cocok sebagai Ariel, walau fisiknya tidak mirip dengan versi lama.
Namun, bagi mereka yang begitu setia dan berharap bahwa versi live action ini akan sesuai dengan animasi asli yang mereka cintai, sepertinya tetap akan kecewa.
Intinya, pro dan kontra adalah bagian dari dinamika sesuatu yang baru tapi memiliki sumber asli. Penonton akan selalu membandingkan. Selera serta harapan penonton tidak mungkin disamakan.
Aransemen Musik dan Lagu Baru
Lagu-lagu The Little Mermaid versi animasi adalah salah satu soundtrack paling populer dan paling berkesan bagi anak-anak yang tumbuh dewasa pada waktu itu.
Penggubah liriknya adalah Howard Ashman, yang sudah meninggal dunia di tahun 1991. Namun, Alan Menken, penggubah musik The Little Mermaid lama, kembali menggarap musik barunya.
Ia bekerja sama dengan Lin Manuel Miranda, yang juga sudah menggarap Mary Poppins Returns dan Moana. Selain lagu-lagu lama, mereka menciptakan tiga lagu baru untuk versi live action ini.
The Scuttlebutt yang bergaya rap, dibawakan Scuttle si burung camar (Awkwafina) dan si kepiting Sebastian (Daveed Diggs).
Sebuah ballad baru dinyanyikan Eric (dinyanyikan Jonah Hauer-King) dan lagu berjudul For the First Time juga ditambahkan untuk porsi Ariel.
Lirik yang lebih sesuai zaman, seperti lirik dalam Kiss the Girl yang diubah sehingga alih-alih Eric ingin mencium Ariel tanpa izin, tapi menjadi Eric harus mengutarakan niatnya dengan kata-kata.
Lirik Poor Unfortunate Souls dari Ursula (Melissa McCarthy) juga diubah sehingga tidak lagi mengindikasikan kalau perempuan sebaiknya diam dan tidak butuh didengarkan pendapatnya.
Tantangan CGI Bawah Laut
Sejak diumumkan bahwa The Little Mermaid akan diadaptasi dalam bentuk live-action, ekspektasi penonton adalah pemandangan dan adegan-adegan bawah laut yang super spektakuler.
The Little Mermaid versi live action memang sarat adegan-adegan rekayasa CGI canggih, terutama di bawah laut. Warna-warna meriah dan set yang megah mendominasi sangat memanjakan mata.
Penggunaan CGI menjadikan bujet produksi film ini mencapai $250 juta. Bisa dibayangkan betapa sulitnya membuat pemandangan bawah laut di mana manusia asli berperan seolah di dalam air.
Bagi anak-anak generasi baru, film ini patut ditonton karena selain cantik dan indah, film ini merupakan sebuah musikal penuh dengan lagu-lagu yang bagus.
Sedangkan bagi “anak-anak” yang tumbuh dewasa bersama versi animasinya, tidak ada salahnya ikut menikmati The Little Mermaid live action.
Walau versi live action ini tetap tidak bisa menyamai keindahan dan memori versi asli animasinya, film ini tetap memberikan hiburan yang mengasyikkan.
Score:
Naskah: 7/10
Sinematografi: 7/10
Efek spesial/CGI: 9/10
Musik: 8/10
Akting: 8/10