Sebagai kisah penutup dari Saga The Conjuring, nampaknya film ini memiliki hype yang sama kuat seperti Cruella dan A Quiet Place 2!
Terbukti dari antusiasme penonton saat menyaksikan trailer The Conjuring 3, mereka cukup penasaran dengan sosok apakah yang akan dihadapi oleh pasangan Ed dan Lorraine Warren. Pasalnya, adegan yang ditampilkan sangatlah abu-abu, dan menampilkan sosok wanita yang sedang meniup pada seseorang—mengindikasikan bahwa wanita itu jelas bukanlah protagonis.
Dari hasil survey dengan beberapa sahabat Sushi yang juga menonton film ini, respon yang didapatkan cukup beragam. Ada yang benar-benar puas, ada yang merasa kurang mengena, tetapi ada juga yang baper loh! Hahaha.
Kira-kira seperti apa sih suguhan baru dari petualangan ke tiga dari pasangan Warren ini? Rumornya, selain adalah seri terakhir dari Saga ini, The Conjuring 3 adalah kasus terseram yang pernah mereka hadapi sejauh ini.
Bagi teman-teman yang belum memahami tentang alur dari The Conjuring 3, mungkin hal-hal yang Sushi temukan ini bisa membantu kamu mendapatkan pencerahan.
The Conjuring 3, Lawan yang Sangat Manipulatif
Petualangan dari pasangan Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga) kali ini dikisahkan pada tahun 1981. Keduanya diminta untuk membantu sebuah kasus exorcism (pengusiran setan) terhadap David Gatzel (Julian Hilliard, Billy Maximoff—WandaVision) yang berusia 8 tahun.
Peristiwa poltergeist tentu tak terelakkan, mengingat iblis yang mereka hadapi sangatlah kuat dan mengancam nyawa dari Ed dan Lorraine. Dalam kekacauan yang terjadi, Arne Cheyenne Johnson (Ruairi O’Connor) mencoba untuk menyelamatkan David yang semakin beringas—hingga akhirnya iblis tersebut pindah ke tubuh Arne.
Saat mereka berpikir bahwa semuanya telah selesai, tanpa mereka sadari, Arne merasakan penderitaan di dalam tubuhnya. Sesuatu yang lebih berbahaya dari sesosok iblis, lawan yang seimbang untuk seorang Lorraine Warren.
Doa Tidak Akan Menyelamatkanmu
Mungkin ini akan sedikit spoiler ya untuk kamu, tetapi kalau kamu suka dengan spoiler maka Sushi dengan senang hati akan mengajak kamu untuk membedah kisah ini.
Seperti yang sudah banyak beredar di jejaring sosial, yang dihadapi oleh Warren bukanlah iblis—melainkan Penyihir Ritual yang sudah fasih dalam Okultisme dan Paganisme; yang di dalam film ini disebut dengan istilah The Occultist, untuk istilah di negara Indonesia dan Malaysia lebih akrab disebut Dukun.
Dari awal, Sushi sudah curiga pada adegan eksorsis yang dilakukan pada David. Dalam hati, Sushi bertanya-tanya “Tumben sekali, doa pengusiran setan tidak mempan pada korban-korban ini?”
Begitu Lorraine mendapatkan sekelebat penglihatan saat prosesi eksorsis David; Sushi menangkap adanya altar, cawan ritual, dan rempah-rempah. Beberapa benda tersebut memberi kesimpulan bahwa lawan yang dihadapi Lorraine bukanlah iblis itu sendiri, melainkan The Occultist yang sudah menjadi mempelai iblis.
Doa-doa Bahasa latin yang dirapalkan oleh Pastor dan Ed tidak pernah bekerja, karena yang mereka doakan sejatinya bukanlah Iblis itu sendiri—tetapi hanyalah ‘boneka’ yang sudah menjadi inang The Occultist. Bila ingin digambarkan secara gampang, menurut budaya Indonesia, praktik sihir tersebut masuk dalam golongan Santet; seperti yang dilakukan oleh mendiang Ratu Horror Suzanna dalam film Ratu Ilmu Hitam.
Fungsi Totem dan Skema Korban Penyihir
Lewat penuturan yang disebutkan oleh Kastner, The Occultist membutuhkan tiga korban untuk menyempurnakan kutukannya, yaitu: The Child (David Gatzel), The Lovers (Arne-Debbie & Jessica-Katie), & Man of God (Ed Warren).
Isla (The Occultist) adalah tipe Penyihir yang mengabdi pada Iblis dengan diagram berupa segitiga layaknya Freemason. Skema korbannya tergantung kepada siapa Isla menjual jiwanya dan apa tujuannya. Untuk kasus Isla, ia mengorbankan ketiga orang tersebut untuk menambah kekuatannya—persis seperti yang dilakukan Agatha Harkness dalam WandaVision.
Setiap Penyihir Ritual pasti menggunakan Totem dengan bentuk tertentu, sebagai lambang atau media perantara sihir dan kutukannya. Seperti yang pernah muncul dalam film dokumenter Blair Witch, Penyihirnya menggunakan kayu yang di bentuk seperti segitiga. Untuk Isla, ia menggunakan Totem yang terbuat dari tulang kepala hewan yang diikat dengan jerami kering.
Fungsi totem sendiri ada dua jenis; Totem utama biasanya untuk pemujaan kepada sosok yang mereka sembah (biasanya berbentuk Baphomet), sedangkan untuk Totem yang lebih kecil lebih sering ditinggalkan sebagai tanda penyihir atau menaruh kutukan—seperti yang di temukan dalam kolong rumah Keluarga Gatzel dan vas bunga milik Warren.
Fakta-fakta dalam The Conjuring 3
- Fakta unik yang mungkin pembaca ingin tahu: cawan yang digunakan oleh Isla saat melakukan ritual sering dikenal dengan nama singing bowl. Benda tersebut sangat terkenal dalam kalangan Tarot Reader, Biksu, atau penganut Spiritual; berfungsi sebagai alunan relaksasi ketika merapal doa-doa pujian dan dapat ‘bernyanyi’ saat pasangannya digerakkan memutar.
- Identitas asli dari korban Arne adalah Alan Bono, ia adalah Tuan Tanah tempat Arne bekerja. Namun di film ini, identitas Alan Bono berubah. Namanya diganti menjadi Bruno Sauls.Dalam ceritanya, pembunuhan itu terjadi kala Arne dan Bono tengah terlibat pertengkaran. Kekasih Arne, Debbie menjadi saksi mata peristiwa itu. Ia menyebut Arne bukan seperti pria yang dikenalnya selama ini saat ia melancarkan aksi pembunuhan tersebut.
- Teknik yang dilakukan Lorraine dalam reka ulang pembunuhan antara Jessica dan Katie disebut seni Scrying. Metode ini sudah dilakukan selama ribuan tahun dalam budaya dan media yang berbeda. Di Mesir mereka menggunakan minyak, air dan cermin untuk melihat sebuah peristiwa.
Salah satu legenda menyatakan bahwa Dewi Hathor membawa perisai yang dapat mencerminkan kembali semua hal dalam kebenaran sejati. Dari perisai ini ia diduga ia adalah sumber penciptaan cermin ajaib pertama untuk “melihat“. Fungsi ini juga hampir sama dengan cermin dalam film Mangkujiwo, dinamakan ‘Pengilon Kembar’ karena mampu memperingatkan sebuah kejadian penting yang akan datang.
Dalam The Conjuring 3, Lorraine menggunakan alat Rosary yang di alih fungsikan sebagai pendulum. Dengan mengikuti instingnya, Lorraine dapat membaca peristiwa tersebut dan menyatu dengan salah satu subjeknya.
- Film The Conjuring 3, bukanlah film terakhir. Michael Chavez sengaja menghapus post-credit, dengan tujuan sebagai kejutan untuk lebih menggali beberapa karakter jahat dalam Conjuring.
“Tidak berarti ini jadi akhir dari kasus yang ditangani Warren dan petualangannya, tapi ini seperti menutup trilogi dengan bagus dan solid dengan akhir yang saya buat,” jelas Chavez. Alasan dihilangkannya post-credit tersebut, untuk menjadi pengantar yang mudah dari hadirnya The Conjuring 8.
“Sebenarnya ini menjadi pengantar untuk The Conjuring 8, jadi film keempat dan kelima dilewati lalu kembali lagi , jadi ini sangat rumit, jadi itulah alasan saya menghapus adegan post-credit karena orang tidak akan mengerti,” pungkasnya.
Penutup
Terlepas dari berbagai macam spekulasi dan rumor yang beredar, bagi Sushi, The Conjuring 3 sangat layak kamu tunggu dan tidak kalah menariknya dengan A Quiet Place 2 yang masih menemaninya berbagi layar.
Bila kamu ingin merasakan sensasi petualangan Ed dan Lorraine Warren dalam menghadapi lawan yang luar biasa, mungkin The Conjuring 3: The Devil Made Me Do It adalah jawabannya!
Bagaimana, apakah rasa penasaran dan pertanyaan kamu sudah terwakilkan oleh Sushi? semoga penjabaran Sushi bisa membantu kamu menemukan sisi lain dari film ini, dan semakin menggugah minat nontonmu.
Jangan lupa klik di sini, agar kamu tetap update dan mendapatkan notifikasi artikel Vian Everdeen dari sushi.id!