Mulan! Siapa yang nggak tau nama itu? Ya, dia adalah salah satu ikon pahlawan wanita tangguh yang popularitasnya mampu menembus ragam budaya dan perkembangan zaman. Sejalan dengan legenda perjuangannya, film Mulan besutan Disney tersebut, kini tengah diuji ketangguhannya oleh dua rintangan sekaligus!
Bayangkan saja, wabah covid-19 yang mendadak merebak ke berbagai penjuru dunia, telah mengacaukan jadwal rilis film yang menelan ongkos produksi hingga $ 200 Juta ini. Rintangan selanjutnya adalah saat pemeran jagoan dalam film tersebut, yaitu Crystal Yifei Liu terlibat kontroversi politik terkait aksi protes besar-besaran di Hong Kong.
Disney pun tak tinggal diam, mereka akhirnya mengumumkan untuk merilis film Mulan pada tanggal 4 September 2020. Seperti diketahui, film yang juga dibintangi aktor kharismatik Donnie Yen ini, semula dijadwalkan rilis di bioskop pada 27 Maret 2020.
Belum juga tayang, Film Mulan sudah mencetak sejarah sebagai film produksi Disney pertama yang seluruhnya diperankan oleh aktor dan aktris keturunan Tiongkok. Hal ini dianggap penting, mengingat live action Mulan sarat nilai luhur dan budaya Tiongkok, sekaligus upaya Disney agar film ini dapat diterima penonton di seluruh Cina.
Nah, sebelum kita nonton film Mulan, mungkin muncul pertanyaan dalam benakmu tentang, apakah benar kisah Mulan telah mengalami beberapa kali adaptasi? Dan apakah sosok Mulan itu benar-benar ada? Untuk menjawabnya, yuk kita intip asal-usul dan sejarah Mulan yang menjadi inspirasi film yang bakal rilis 4 September 2020 ini.
Kisah Mulan Telah Berulangkali Diadaptasi?
Di tanah Tiongkok, Mulan sebenarnya telah menjadi sinonim untuk ‘pahlawan wanita.’ Sedangkan di Amerika Serikat, karakter seperti ini biasa dijuluki ‘the woman warrior.’ Popularitas Mulan terus merambah ke berbagai budaya yang diikuti ragam silang pendapat tentang keaslian kisahnya. Hal ini berujung pada, banyaknya orang mencari keakuratan sejarah Mulan.
Pada awalnya, Mulan adalah cerita rakyat yang dituangkan dalam naskah dari Dinasti Wei Utara di Cina tahun 386–581 Masehi. Terdiri dari 300 lebih rangkai kata, dalam 31 bait tentang perjalanan hidup seorang pejuang wanita yang bernama Mulan.
Kisah bermula dari kelahiran seorang bayi perempuan bernama Mulan di daerah Cina Utara, pada abad ke-5. Memasuki masa remaja, sang gadis pun menyamar dengan berpakaian layaknya seorang pria.
Tujuan Mulan melakukan itu, agar Ia dapat bergabung dengan pasukan tempur, menggantikan posisi sang ayah yang tak memiliki anak laki-laki untuk ikut wajib miiter. Akhirnya Mulan berhasil menyamar sebagai laki-laki, dan penyamaran berlangsung selama 12 tahun.
Mulan ikut bertempur dengan berbekal sebilah pedang warisan keluarga. Setelah bertahun-tahun di medan perang, Mulan pun menorehkan prestasi, hingga layak mendapat tanda kehormatan dan imbalan dari Kaisar. Bukannya menerima pemberian sang Kaisar, Mulan justru menolaknya bahkan Ia berencana pensiun dari tentara.
Mendengar kabar tersebut, Orang tua serta seluruh saudaranya bergegas menyiapkan pesta untuk menyambut Mulan di rumahnya. HIngga suatu hari dia memutuskan untuk melepaskan rambutnya dan mengoleskan bubuk bunga kuning ke wajahnya. Mulan juga bergegas berganti baju pria yang selama ini Ia kenakan dengan busana khas perempuan.
Mulan kemudian menyapa rekan sesama prajurit. Betapa terkejutnya mereka, setelah menyadari bahwa sosok yang ikut bertempur bersama mereka selama bertahun-tahun ini, ternyata seorang perempuan.
Tertancap Panah Asmara di Medan Perang
Panah asmara tak luput dari kisah wanita pejuang ini. Saat terjun ke medan perang, Mulan jatuh cinta dengan seorang perwira bernama Jin Yong. Penyamaran sebagai seorang pria, tak menghalangi tumbuhnya bunga asmara diantara Mulan dan Jin Yong.
Asmara mereka kian bersemi di medan perang, bahkan setelah Mulan menjadi perwira tinggi, Ia tetap mencintai Jin Yong. Begitu pula saat Jin Yong mengetahui bahwa Mulan sebenarnya seorang wanita, Ia pun tak murka. Mereka mampu menyembunyikan rahasia dan memimpikan pernikahan di masa depan.
Sejak legenda tersebut populer, nama dan cerita Mulan mulai diadaptasi dan diceritakan kembali dalam genre yang berbeda melalui berberapa dinasti kekaisaran di Tiongkok. Banyak penulis Tiongkok memuji Mulan dan sikapnya yang luar biasa. Benang merah kepribadianya cukup jelas, terutama tentang kesetiaan, kebajikan, keterampilan bela diri, maupun prestasi militernya.
Kisah Mulan Pertama di Abad 16
Naskah tentang legenda Mulan, paling awal adalah berasal dari Dinasti Wei Utara di Tiongkok. Dituliskan pada abad ke-16, Mulan secara sukarela bergabung dengan pasukan perang menggantikan posisi sang ayah.
Hal itu jelas menggambarkan Mulan sebagai sosok gadis pejuang, yang berada dalam kondisi kaki terikat. Kisah ini menyuguhkan momen dramatis dari Mulan, yang hendak melepaskan ikatan di kakinya agar cocok dengan jenis sepatu pria, sebagai syarat bergabung sebagai tentara.
Ketika hendak pulang ke rumah, Mulan harus kembali mengikat sepatu layaknya seorang wanita. Pada abad itu, cerita berakhir dengan pernikahan Mulan bersama seorang suami yang dipilih oleh orang tuanya.
Adaptasi di Abad 17, Mulan Mengakhiri Hidupnya?
Jika membaca novel abad ke-17 yang berjudul ‘Romance of Sui and Tang Dynasties’ ini, kisah Mulan bahkan tertulis berujung tragis. DIceritakan, Mulan memlih untuk bunuh diri, setelah Ia pulang ke rumahnya.
Mulan juga mengungkapkan identitas gendernya, sehingga dia dapat mempertahankan tekadnya yang luhur, tanpa harus menentang perintah kekaisaran yang memanggil Mulan untuk menjadi permaisuri istana.
Dalam novel ‘Romance of Sui and Tang Dynasties’ diceritakan, Gadis itu tidak ingin menikah dan memilih untuk mengakhiri hidupnya, demi menunjukkan loyalitasnya kepada Kaisar. Plot tersebut, jelas mencerminkan norma sosial yang memprioritaskan kemurnian tekad, ketulusan, dan kesetiaan seorang wanita yang ditempatkan di atas segalanya.
Kisah Mulan Kembali Diadaptasi di Abad Modern
Adaptasi legenda tersebut terus berkembang, hingga memasuki zaman modern. Tepatnya pada awal tahun 1900-an Mulan dijadikan sebagai pahlawan nasional sekaligus simbol pejuang wanita ikonik.
Sosoknya cukup sentral, dimana pada saat itu untuk meningkatkan semangat juang masyarakat dalam melawan invasi Jepang. Kemudian, karakternya memainkan peran penting dalam ideologi politik Partai Komunis yang mampu mengangkat kesetaraan gender utamanya kaum wanita di tanah Tiongkok.
Di era modern, Mulan tampil sebagai anak tunggal. Namun, Ia memiliki seorang saudara laki-laki dan saudara perempuan. Mengingat saudara laki-laki Mulan masih sangat muda, sehingga tak dimungkinkan untuk pergi berperang. Demi menjaga kehormatan keluarga, Mulan secara sukarela ikut wajib militer.