Kesuksesan kisah Danur, yang diadaptasi dari novel-novel laris karya Risa Saraswati, terus berlanjut. Setelah trilogi Danur, dua film spin-off Asih, kini giliran Ivanna, berikut Review Ivanna. Spin-Off Semesta Danur
Terbukti dari hasil perolehan box office film-film dari semesta Danur yang rata-rata sukses. Hal ini membuat materi dari novel-novel Risa mendapatkan lampu hijau untuk diadaptasi ke layar lebar.
Ivanna Van Dijk adalah salah satu karakter ciptaan Saraswati yang memiliki satu buku mandiri. Walau demikian, jalinan kisah Ivanna masih memiliki hubungan dengan kisah-kisah lainnya.
M.D Entertainment, selaku rumah produksi yang memproduseri film-film semesta Danur, akhirnya merilis Ivanna pada tangga 14 Juli 2022 di bioskop.
Film Ivanna disutradarai oleh sutradara spesialis action, horror dan thriller, Kimo Stamboel. Apakah sentuhan khas penuh darah ala Kimo juga terbawa ke dalam kisah Ivanna?
Berikut Sushi akan menampilkan review Ivanna, spin-off semesta Danur yang terbaru. Seperti apa kengerian yang kali ini ditawarkan?
Kita simak yuk, gengs, review Ivanna, spin-off Danur berikut ini!
Sinopsis Ivanna
Ambar (Caitlin Halderman), gadis dengan masalah penglihatan, adalah seorang yatim piatu. Ia dan adik lelakinya memutuskan tinggal di panti jompo milik sahabat Ambar untuk berlebaran.
Sejak operasi mata, Ambar malah bisa melihat hal-hal gaib yang tidak bisa dilihat orang lain. Hal itu berlanjut saat ia tiba di panti jompo tersebut.
Berbagai kejadian aneh dan menyeramkan dimulai sejak kedatangan Ambar di sana dan menemukan sebuah ruang rahasia di bawah tanah. Lalu, kematian demi kematian mulai terjadi.
Anehnya, semua korban tewas dengan cara yang sama. Kepala mereka diputus dan menghilang, hanya menyisakan tubuh tanpa kepala.
Kejadian-kejadian supernatural ini memaksa Ambar dan orang-orang di panti jompo tersebut menelusuri sejarah peristiwa di rumah itu untuk mengungkap misteri apa yang sedang berlangsung.
Panti jompo itu ternyata bekas rumah seorang gadis Belanda di zaman penjajahan bernama Ivanna. Sebuah kejadian tragis dan mengenaskan menimpa Ivanna sehingga arwahnya tidak tenang.
Ivanna dikhianati oleh temannya sendiri saat peralihan kekuasaan dari Belanja ke Jepang di tahun 1940-an. Gema teror yang menimpa Ivanna ternyata masih berlangsung hingga kini.
Setting Horor Yang Sempurna
Sejap pertama kali penonton diajak menginjakkan kaki di rumah jompo tersebut, suasana horor langsung menghentak. Ada beberapa aspek yang mendukung hal ini.
Pertama, pemilihan bangunan rumah bergaya zaman kolonial tua sangat pas. Bangunan utamanya besar, ditambah lorong-lorong penyambung antar bangunan, menjadi pelengkap teror yang bergulir.
Selain rumah tua yang besar dan suram, terdapat juga beberapa paviliun dan sumur tua khas film horor. Walau bukan sesuatu hal baru, tapi elemen-elemen ini memang efektif memberi kengerian.
Rumah jompo ini sempurna sebagai latar film horor karena tetap memiliki arsitektur, bahkan tata letak yang original dari arsitektur gaya Belandanya.
Pintu-pintu ganda berjalusi, jendela-jendela besar dan ruangan-ruangan yang luas dengan tegel bermotif klasik memberikan sentuhan antik. Latar serba antik memang terbukti menambah suasana seram.
Kedua, pencahayaan, musik dan pengambilan gambar yang sangat efektif untuk membangun suasana menyeramkan. Sinematografer Patrick Tashadian pintar mengambil sudut yang artistik tapi mencekam.
Yang terakhir, detail produksi desain yang sangat rapi dan teliti. Mulai dari perabotan, make-up, dan busana dan hal-hal kecil lainnya, menjadi latar yang sempurna untuk era kolonial sampai ke era 90-an.
Tangan Dingin Kimo Stamboel
Mungkin kita harus membahas sedikit tentang Kimo Stamboel. Sutradara ini memang spesialis horor, action, dan thriller kebanggaan Indonesia.
Kimo memulai karirnya dengan menyutradarai sebuah film horor independent berjudul Bunian. Setelah itu ia menyutradarai film action The Night Comes for Us yang diproduksi bersama Netflix.
Kimo juga sukses menyutradarai remake horor klasik terkenal yang dibintangi ratu horor Indonesia, Suzanna, berjudul Ratu Ilmu Hitam. RIH menyajikan level gore yang tidak main-main.
Kimo Stamboel kerap bekerja sama dengan sutradara Timo Tjahjanto yang juga spesialis horor dan thriller. Mereka berdua memiliki nama julukan The Mo Brothers.
Film-film yang dibuat oleh The Mo Brothers antara lain adalah Takut: Faces of Fear (yang berupa omnibus), Rumah Dara yang menjadi kiblat horor gore Indonesia, film aksi Killers dan Headshot.
Film-film Kimo, baik sendirian maupun bekerja sama sebagai The Mo Brothers, rata-rata terkenal dalam level internasional dan mendapatkan ulasan positif dari para kritikus film.
Ciri khas Kimo memang menonjol dari segi gore, kekerasan yang grafik dan penuh darah. Hal ini terlihat dari film Ivanna secara keseluruhan.
Ivanna memiliki suasana mencekam yang berbeda dibandingkan dengan film-film di semesta Danur lainnya. Sentuhan tangan dingin Kimo dalam horor memang memberi warna istimewa dalam Ivanna.
Teror Nyaris Tanpa Jeda
Salah satu warna berbeda yang menjadi ciri khas Kimo Stamboel langsung menggebrak di adegan pembuka. Kekerasan berdarah-darah menjadikan Ivanna memasang rating 17+ untuk penonton.
Plot cerita di awal berjalan sedikit lamban. Hal ini digunakan untuk membangun latar karakter-karakter dan efektif untuk membangun teror yang dimulai menjelang pertengahan film.
Teror yang tidak henti dan saling menyambung tersaji hingga akhir. Ivanna bukan hanya punya adegan-adegan khas film horor dengan pergerakan kamera yang membuat penonton harus selalu waspada.
Akan tetapi, ciri khas Kimo juga terlihat dengan kekerasan yang cukup grafik seperti bola mata yang lepas dari rongganya atau kepala yang putus menyisakan tubuh saja.
Film ini juga berhak mendapatkan acungan jempol untuk efek spesial, CGI, dan make-up yang realistis dan benar-benar menyeramkan. Para pemeran memiliki chemistry yang cukup kuat.
Pendatang baru aktris Caitlin Halderman sudah cukup bagus sebagai Ambar. Kemampuan aktingnya bisa lebih diasah lagi di kemudian hari. Aktor cilik Jovarel Callum tampil mencuri perhatian.
Selain itu, Ivanna juga didukung oleh aktor-aktor muda Shandy William, Junior Robert, Sonia Alyssa, Tanta Ginting, dan aktor senior seperti Yayu Unru, Rinna Hassim, dan Yatie Surachman.
Kesimpulan
Ivanna adalah sebuah film horor yang digarap dengan matang dan memiliki nilai produksi yang tinggi. Skrip yang ditulis Lele Laila berhasil menangkap esensi dari novel aslinya sebagai sajian visual.
Sebagai film horor, Ivanna bisa dibilang memiliki semua aspek yang diharapkan para penggemar horor. Ada adegan gore, ada elemen sejarah, rumah kuno berhanti dan hantu menyeramkan penuh dendam.
Walau ceritanya mudah ditebak dan memiliki struktur sederhana, tapi penyajiannya tetap menghibur dan tempo ketegangan bisa dijaga sejak pertengahan hingga konklusi.
Secara keseluruhan, Ivanna berhasil menjadi horor berkelas berkat kerapiannya dalam memperhatikan detail-detail dan eksekusi yang matang.
Atmosfernya yang sangat mencekam dan kisahnya yang mudah dimengerti menjadikan Ivanna sebagai salah satu pilihan horor terbaik yang bakalan sukses menakut-nakuti pecinta horor sejati.